Share

95. Pengorbanan Faruq

Aku hanya menatap wajah suamiku yang lama sekali kurindukan. Air mata terus meleleh, bukan saja aku Muzammil pun demikian juga. Cinta dan rindu kami berdua begitu menyakitkan dan mengenaskan.

"Aku mencintaimu. Zhee! Aku lebih suka hidup di Inagara sebagai Muzammil," ujar Muzammil sambil menangis.

"Aku lebih menginginkan kamu datang kepadaku sebagai Muzammil bukan Pangeran Tukasha. Aku hanya menginginkan cinta yang tulus dan sederhana dari seorang Muzammil" jawabku.

Begitu ingin rasanya berada dalam dekapannya. Kehangatan napasnya, aroma tubuhnya masih lekat di hatiku.

"Aku percaya cintamu padaku tidak akan ternoda meskipun Faruq berada di sampingmu," ucap Muzammil berharap.

"Jangan khawatir, Pangeran! Cintaku padamu tidak akan habis dan tergantikan," hiburku.

"Zhee, aku sangat mencintaimu, aku sangat menyayangi Erkan. Kapan kita bisa berkumpul seperti dulu lagi," runtuk Muzammil sedih.

"Aku ingin kau datang ke rumahku sebagai Muzammil bukan Pangeran Tukasha," kataku lagi mengin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status