Dokter mengeluarkan jarum infus dan hendak menancapkannya ke punggung tangan Sienna. Sementara itu, Desmond sontak bangkit dan mundur beberapa langkah, seperti teringat pada masa lalu yang kelam.Dokter cukup terkejut melihatnya. Dia mengira Desmond takut pada jarum sehingga berkata, "Pak, kalau kamu takut, jangan dilihat."Desmond menunduk dan kedua tangannya agak bergetar. Rasa sakit perlahan-lahan menyelimuti hatinya, membuatnya merasa sungguh tidak nyaman dan kesulitan bernapas.Dokter tidak memperhatikannya lagi, melainkan menancapkan jarum ke punggung tangan Sienna. Desmond pun berusaha menahan diri agar tidak terlalu gemetaran."Tolong dicabut jarumnya setelah infusnya habis," pesan dokter. Desmond menengadah menatap dokter dengan agak linglung. Kemudian, dokter mengangguk dengan sopan dan berjalan pergi.Desmond sangat mengkhawatirkan Sienna sehingga tidak mungkin meninggalkannya. Akan tetapi, Desmond hanya duduk di sofa yang lumayan jauh dari ranjang, seolah-olah tempat ini be
Di tengah kegelapan, Desmond tidak merespons lagi. Setengah jam kemudian, dia perlahan-lahan bangkit dan membuka pintu ruangan itu.Ketika cahaya menyinari masuk, Desmond tak kuasa mundur beberapa langkah, seolah-olah takut dengan sinar lampu.Deshton lagi-lagi mentertawainya, tetapi Desmond tidak meladeninya. Desmond turun, mendapati Sienna masih berbaring di sofa. Wanita itu tidak tidur, hanya memandang langit-langit.Desmond menahan perasaan tidak nyaman pada tubuhnya, lalu memasukkan botol infus dan jarum infus ke tong sampah untuk dibuang ke luar.Ketika kembali, punggung Desmond dibasahi keringat dingin. Dia berjalan ke dapur untuk memasak bubur, juga menyiapkan beberapa lauk.Sesaat kemudian, makanan pun matang. Desmond baru menyajikannya ke hadapan Sienna setelah bubur tidak begitu panas lagi.Sienna tidak bisa bangkit. Perutnya tidak begitu sakit lagi, tetapi energinya masih belum pulih. Jadi, Desmond berkata, "Sienna, biar kubantu."Desmond hendak memapah Sienna. Sienna bisa
Pukul 7 malam, di ibu kota. Jacob terus membaca informasi di tangannya tanpa mengalihkan pandangan sedikit pun.Sore hari tadi, Jacob pergi ke rumah lama untuk membereskan barang-barang peninggalan Darwo. Barang Darwo tidak banyak. Kini, sebagian besar saham Grup Yuwono juga berada di tangan Jacob sehingga tidak ada gunanya anggota keluarga memperdebatkan masalah ini.Jacob berharap dirinya bisa melupakan Sienna dengan menyibukkan diri. Namun, kode sandi untuk membuka brankas itu bagaikan pisau yang menyayat hati Jacob. Kemudian, Jacob teringat lagi pada pintu yang tidak bisa dibuka saat hendak menyelamatkan Sienna dari gempa bumi.Ketika Jacob hampir kehilangan kesadaran diri, dia melihat Sienna mencoba kode sandi secara acak hingga akhirnya berhasil membuka pintu itu. Saat itu, Jacob terlalu memercayai Sienna sehingga merasa semua itu hanya suatu kebetulan. Setelah dipikir-pikir kembali, bagaimana bisa Sienna membuka pintu itu dengan hanya mencoba beberapa kali?Jacob tidak pernah me
Ketika masuk, Ethan kebetulan melihat tangan Jacob yang berdarah sehingga buru-buru mengobatinya. Jacob seperti patung. Dia tidak bergerak ataupun berbicara, membiarkan darahnya terus mengalir.Benny yang melihat dari samping merasa simpati. Dia tidak seperti Jacob yang begitu peduli pada seorang wanita. Baginya, wanita memiliki status rendahan. Setelah melihat temannya seperti ini, Benny memperingatkan diri sendiri untuk tidak mencintai wanita.Wanita hanya objek pelampiasan. Jika sudah bosan, Benny bisa menggantinya. Ketika saatnya tiba, Benny hanya perlu menikahi wanita yang dijodohkan oleh keluarganya. Latar belakang yang setara akan membawa keuntungan untuk masing-masing keluarga.Ini baru pilihan terbaik untuk pria dewasa. Jika berpacaran dengan wanita yang latar belakang dan status sosialnya tidak cocok dengan diri sendiri, itu sama saja dengan membantu orang miskin. Benny tidak akan pernah melakukan hal bodoh seperti itu.Ethan sudah selesai membalut luka Jacob. Dia mengembuska
Benny tidak tahan melihat Jacob seperti ini. Jika Sienna ada di sini, dia pasti sudah menghabisi wanita itu. Dia berkata, "Aku pulang dulu. Biarkan Jacob istirahat, dia pasti nggak tidur dengan baik selama beberapa hari ini."Wiandro juga bangkit, sedangkan Ethan tetap duduk. Ethan menunjuk sofa di samping dan berkata, "Aku akan berjaga di sini. Aku khawatir dia sakit perut nanti."Wiandro dan Benny mengangguk, lalu pergi. Setelah keluar, Benny menyalakan sebatang rokok. Sementara itu, Wiandro bertanya, "Apa hubungan kakak Jacob dengan masalah ini? Kenapa Jacob bicara begitu tadi?"Benny menunduk sambil mengisap rokoknya. Dia membalas dengan nada datar, "Kamu tanya Jacob saja nanti."Wiandro mengangkat alisnya dan mencela, "Mulutmu ini terbuat dari kulit kerang, ya? Kenapa sulit sekali membocorkan rahasia?"Suasana hati Benny sedang buruk. Dia tidak meladeni Wiandro lagi dan langsung masuk ke mobil. Wiandro hanya bisa berdiri di tempatnya dan menghela napas. Sesaat kemudian, ponsel Wia
Wanda merasa jijik mendengarnya. Namun, dia tidak bisa mengakhiri panggilan karena ponsel dipegang oleh pria itu.Rafael masih berbicara tentang kebaikan Wanda dulu. Wanda selalu memasak bubur untuknya jika dirinya pulang malam, selalu menyediakan obat maag di mobil, bahkan menjemput Rafael pulang tanpa peduli sesibuk apa.Setelah mengoceh sekitar 3 menit, Rafael malah mendengar tawa seorang pria. Pria itu berucap, "Wanda, biarkan suamimu mendengar suaramu."Kalimat ini sungguh kejam, tidak ada bedanya dengan menginjak-injak harga diri Wanda. Seketika, wajah Wanda memucat. Dia pun mengerahkan segenap kekuatan untuk merebut ponselnya. Pria itu malah mempercepat gerakannya, membuat Wanda kesakitan hingga lemas dan mengerang.Rafael tidak bodoh. Dia sudah tersadar dari mabuknya dan sudah sering berhubungan seks dengan Sofia sehingga tahu apa yang sedang mereka lakukan. Dulu, Wanda bahkan menolak berciuman dengannya, mengatakan belum siap untuk melangkah lebih jauh. Alhasil, Wanda malah be
Wanda bangkit dengan perlahan. Namun, karena tubuhnya yang lemas, kakinya pun membentur meja hingga lututnya memar. Wanda hanya mengelusnya beberapa kali, lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci setelan pria itu.Setelah mencuci dengan cermat, Wanda menggantungkannya di tempat yang disinari matahari dan meninggalkan vila dengan tubuh yang lemas. Ketika naik ke mobil, dia mengejapkan matanya yang berkaca-kaca.Setelah pulang, Wanda tidur sampai langit terang. Kemudian, Manfred meneleponnya. "Wanda, di mana Bu Sienna?"Wanda juga tidak tahu, tetapi dia menerima pesan dari Sienna yang mengatakan akan pergi untuk beberapa hari sehingga bertanya, "Manfred, apa ada masalah yang terjadi?""Nggak ada. Aku cuma takut terjadi sesuatu padanya. Soalnya, aku sudah beberapa hari ini nggak melihatnya. Dia juga nggak menjawab panggilanku," jawab Manfred."Kalau terjadi sesuatu pada Bu Sienna, Tuan Jacob pasti sudah panik duluan. Tenang saja, Bu Sienna mungkin ke luar kota. Dia sempat mengirim pesan ke
"Kamu merasa masih bisa kembali ke masa lalu bersama Jacob? Kamu kira dia masih mencarimu ke mana-mana? Jangan bermimpi. Sudah kubilang, kamu sudah dicampakkan olehnya. Mungkin beberapa hari lagi, dia bakal tunangan sama Lily. Mungkin kamu nggak tahu, Lily masih berbaring di rumah sakit demi menolongnya. Dua pria di Keluarga Shankar itu begitu menyayanginya, mana mungkin mereka akan melepaskan Jacob? Cara terbaik adalah kedua keluarga itu dijodohkan."Sienna tahu bahwa Deshton sengaja memprovokasinya, sehingga dia tidak memedulikan omongan Deshton. Melihat reaksinya, Deshton merasa lucu dan aneh. Dia mengerutkan kening sekilas, lalu menyalakan televisi di samping. Saat ini, di televisi sedang menyiarkan tentang berita Grup Yuwono.Saat ini, Keluarga Yuwono sedang bekerja sama dengan polisi untuk menangkap Hansen. Pasalnya, Hansen melarikan diri dengan membawa uang sebesar 400 miliar. Dana sebesar itu cukup untuk membuatnya dipenjara.Deshton menelepon seseorang, lalu mengambil tali di