Dickson merasa Willow tidak akan kembali malam ini, jadi memilih untuk pergi ke rumah sakit. "Baiklah, aku ke sana sekarang.""Dickson, kamu berpacaran dengan Willow?" tanya Dena. Willow datang berkali-kali ke rumah sakit, bahkan bersikap sangat baik tanpa peduli bagaimana Dena membuat keributan.Dena tidak suka melihat Willow berada di sisi Dickson. Dia adalah calon istri Dickson. Hanya saja, mereka belum mengungkapkan hubungan ini kepada siapa pun. Selain itu, Dickson bekerja keras selama ini demi membayar biaya pengobatannya, 'kan?"Nggak kok, kita cuma teman dekat. Dena, aku akan ke rumah sakit sekarang. Kamu jangan berpikir yang aneh-aneh. Kamu masih dalam masa pemulihan," sahut Dickson."Ya sudah. Aku tahu kamu yang terbaik." Dena merasa lega mendengarnya.Dickson turun dari ranjang dan berpakaian. Ketika keluar, dia malah melihat Willow kembali. Willow memang memiliki penampilan yang menawan. Meskipun tidak berpakaian mewah, dia tetap wanita yang sangat cantik.Willow lupa memba
"Willow, aku sudah mengabaikan perasaanmu selama ini. Aku akan berdiskusi dengannya. Dia memang terlalu bergantung kepadaku," ujar Dickson.Willow seketika merasa tidak enak hati mendengarnya. Namun, dia memang tidak ingin kekasihnya sibuk tak menentu karena wanita lain. Willow menarik napas dalam-dalam, lalu berjinjit untuk mencium bibir Dickson."Oke, aku pergi dulu." Sesudah mengatakan itu, Willow mengambil kunci di samping dan bergegas pergi.Begitu Willow pergi, senyuman lembut di wajah Dickson seketika menghilang. Dia menyeka bibirnya dengan murung, lalu napasnya menjadi agak kacau karena teringat pada permainan ranjang mereka barusan.Dickson merasa dirinya sudah berlebihan dalam sandiwara ini. Dia harus terus mengingatkan diri sendiri bahwa ini hanya sebuah permainan. Kemudian, dia menunduk dan pergi.....Willow awalnya datang ke Grup Yuwono untuk mencoba peruntungannya. Dia tahu Jacob adalah maniak kerja, jadi mungkin masih berada di perusahaan sekarang.Namun, setelah bertan
Willow cukup terkejut mendengarnya, juga makin mengkhawatirkan Sienna. "Jacob, selama kamu berada di luar negeri, kamu nggak pernah peduli padanya. Tapi, dia selalu mengingat kebaikan Pak Darwo dan menganggapnya sebagai kakek sendiri. Dia nggak mungkin mencelakai Pak Darwo. Kalau kamu nggak bisa memercayainya dalam hal ini, itu berarti kamu nggak menyukainya!""Sienna jarang menceritakan tentangmu. Waktu kalian baru-baru dekat, aku selalu menasihatinya untuk jangan terlalu serius karena kamu pasti punya wanita lain. Dia bilang nggak akan. Tapi setelah bertemunya beberapa kali, aku mendapati binar matanya selalu berbeda saat membahasmu meski kamu begitu berengsek."Willow tidak bisa menahan air matanya saat membahas tentang Sienna. Dia menambahkan, "Kamu yang menyeretnya ke dalam begitu banyak masalah, tapi malah mencampakkannya sekarang? Apa rasa sukamu sesedikit itu? Kalau begitu, jangan pura-pura mencintainya lagi. Aku akan mencarinya sendiri dengan koneksi keluargaku!"Willow benar-
Setelah dibawa pulang dari bar, Sienna dilempar lagi ke ruangan ini. Dia mendengar Deshton berbicara di telepon. Pesawat akan terbang dalam 2 jam. Mereka seharusnya akan naik pesawat sebentar lagi.Efek obat pada tubuh Sienna belum habis sehingga dia hanya bisa berbaring dengan lemas. Penampilannya juga masih sama dengan saat di bar supaya tidak ada yang bisa mengenalinya."Benda di perutmu ini adalah kulit buatan, jauh lebih kokoh daripada bantal," ujar Deshton sambil menepuk-nepuk perut Sienna dan tersenyum nakal."Ayo, Istriku." Panggilan ini membuat Sienna merasa jijik. Sampai sekarang, dia belum tahu tujuan Dehston. Sesuatu yang tidak diketahui jauh lebih menakutkan dari apa pun.Sienna dipapah ke mobil, lalu bersandar di jendela. Di depan, ada sopir yang mengemudikan mobil. Deshton pun merangkul Sienna karena takut wanita ini terjatuh.Sepanjang perjalanan, mereka melihat banyak petugas polisi di pintu tol. Deshton mengangkat alis sambil bertanya, "Apa yang terjadi?""Dengar-deng
Willow merasa terkejut sekaligus gembira. Setelah menemukan Sienna, dia harus memuji Jacob di hadapan wanita itu."Paman, ikuti perintahnya," ujar Willow. Dengan demikian, beberapa mobil polisi segera mengejar mobil Deshton. Mobil Jacob juga mengikuti dan Willow duduk di dalamnya."Tuan Jacob, kamu rasa ada yang nggak beres dengan mobil itu?" tanya Willow. Jacob hanya diam. Karena terlalu jauh, dia hanya melihat wajah samping pria itu. Wajah itu persis dengan yang ada di ingatan Jacob.Jacob memegang kemudi dengan kuat sambil menginjak pedal gas hingga kandas. Sementara itu, Deshton berdecak dengan kesal saat melihat beberapa mobil itu mengikutinya."Mobil kita dikejar. Sepertinya kita nggak bisa ke luar negeri malam ini. Singkirkan semua mobil itu, lalu atur orang untuk menggantikan kami," instruksi Deshton.Sopir di depan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi sambil menelepon seseorang. Begitu mendengar ucapan Deshton, mata Sienna sontak berbinar-binar.Deshton meliriknya sekila
Sekarang mobil sudah berada di jalan tol pinggiran kota, di bawahnya adalah hutan hijau. Sienna tidak bisa mendengar apa pun selain teriakan sopir di depan. "Pak!"Mobil sontak berhenti. Sienna terdorong sehingga tubuhnya menabrak jok di depan. Sopir bergegas turun, lalu melompat ke arah Deshton tanpa ragu sedikit pun.Sementara itu, Sienna memanfaatkan kesempatan ini untuk merangkak keluar dari mobil. Lantaran lemas, dia hampir terjatuh saat turun.Perut Sienna ditempelkan sesuatu sehingga menggembung, ditambah lagi efek obatnya belum habis sepenuhnya. Semua ini membuatnya hanya bisa merangkak beberapa meter.Batu yang tajam membuat telapak tangannya berdarah. Di sisi lain, mobil Deshton ditabrak sampai terhempas jauh. Sienna yang mendengar suara ledakan itu tiba-tiba teringat pada ekspresi Deshton barusan. Wajah itu seperti menunjukkan bahwa Deshton yang dulu telah kembali.Dada Sienna terasa sakit. Dia kira-kira tahu bahwa Deshton sakit parah. Deshton mengatakan ada sosok lain yang
Willow merasa frustrasi karena ada yang mengatakan Sienna terlalu kejam. Saat Keluarga Winata memperlakukannya dengan buruk dulu, Sienna sama sekali tidak berpikiran untuk balas dendam. Saat orang-orang di Kabupaten Armana mengecewakannya, Sienna hanya memutuskan hubungan dengan mereka. Dari luar, Sienna memang kelihatan dingin. Namun, sebenarnya hatinyalah yang paling rapuh di antara semuanya.Jacob adalah orang yang paling disukainya. Mereka telah lama bersama, tetapi Jacob malah mengatakan hal seperti ini sekarang. Sienna merasa sangat konyol. Ternyata, sarannya kepada Sienna untuk tidak terjerumus pada Jacob dulu memang benar.Willow berjalan mundur selangkah sembari melihat mobil Jacob menjauhi tempat ini. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghapus air matanya dan bergegas menuju lokasi kecelakaan. Saat ini, lokasi itu telah sangat kacau dan dipenuhi polisi.Orang-orang yang terjebak kemacetan masih tidak menyadari seberapa parahnya kecelakaan ini dan masih bertanya kapan jalan
Sienna menunduk dan menelepon nomor itu sekali lagi. Namun, kali ini nomornya telah diblokir. Dia terpaksa menelepon Willow. Saat mendengar suaranya, Willow hampir saja berteriak. "Cepat berikan alamatmu, aku akan datang sekarang juga!"Sienna memberikan ponselnya pada gadis itu, lalu berkata dengan suara serak, "Terima kasih ya."Gadis itu juga mendengar suara pria dari ujung telepon tadi. Melihat kondisi Sienna yang hamil saat ini, dia langsung menghiburnya, "Yang tadi itu suamimu? Kamu sedang hamil sekarang, bukankah dia terlalu berengsek? Langsung cerai saja nanti setelah kamu kembali. Pria seperti ini nggak pantas dinikahi."Sienna mengatupkan bibirnya. Mereka memang sudah bercerai dan Jacob hanya mantan suaminya, tetapi Sienna tidak menjelaskan panjang lebar. Paman gadis itu kembali mendesaknya, "Ayo cepat pergi, nanti penagih utangnya benar-benar datang."Gadis itu melihat Sienna sekilas, lalu menepuk pundaknya. "Kamu benar-benar harus bercerai nanti. Pria yang nggak bisa dianda