Bab 96Pagi Manis yang Kembali Datang Pov Author Pagi ini terasa lebih menggembirakan bagi Mega daripada hari-hari sebelumnya. Lebih banyak berbicara bahkan sampai mengajak bercanda Kevin yang sekarang keadaannya jauh lebih baik. "Dek, akhir pekan nanti kita jalan-jalan, yuk!" Tiba-tiba Saleh memberi usul. "Rasanya udah lama banget kita nggak jalan bersama," lanjutnya yang masih mengunyah nasi goreng spesial pagi ini.Mega terkekeh kecil. "Iya, Mas. Ituide bagus. Emang udah lama benget kita nggak jalan bersama. Kira-kira kita bakal ke mana, ya, Nak?" Dia membungkuk ke arah Kevin yang sedang duduk manis sambil menggoyangkan kakinya di bawah meja. Anak itu seperti baru mendapatkan mainan baru ketika melihat kedua orangtuanya bisa kembali bercengkrama dengan manis. "Main! Taman bermain!" Baik Mega maupun Saleh tertawa bersama. Mereka terlihat sangat bahagia melihat anaknya yang aktif kembali. "Taman bermain terus? Apa nggak ada tempat yang mau Kevin datangi?" Saleh menyeletuk, menc
Bab 97Rasa IbaPov Author "Ah, kenapa setiap aku ke sini selalu bersamaan dengan mereka yang lagi makan?" Ari merasa berat hati setiap kali melihat keberadaan pasangan berselingkuh itu. Dia sudah bertingkah di dalam hati untuk tidak ikut campur dalam masalah rumah tangga orang lain. Cepat ataupun lambat Mega pasti akan menyadari kesalahan atau sesuatu yang aneh pada diri suaminya sendiri. Mau bagaimanapun juga hari melihat Mega sebagai wanita yang cukup cerdas dalam menilai keadaan. "Bos ada di sini?" sapa Manager kepady Ari. Meresa sedang berada di balik meja kasir. Kedatangan Ari ke restoran juga untuk pengecekan secara rutin. "Hm," sahut Ari setelah melirik karyawannya itu. Dia mendesah sesaat sambil mengernyitkan kening, tatapannya masih tertuju pada Saleh dan wanita sosialita itu. "Apa menurutmu mereka akan tetap jadi pelanggan kita ke depannya?"Snag Menager tidak terlalu paham, sampai dia mengikuti arah pandang lelaki itu. "Ah," serunya pelan. Dia lantas terkekeh kecil. "S
Bab 98Menjadi Pendamai HubunganPov Author Sesuai dengan apa yang dijanjikan Mega kemarin, wanita itu datang ke rumah kakaknya. Tentu saja dia memilih waktu agar bisa bertemu dengan Mamat. Sepulang dia dari toko, bersama dengan Kevin dia telah sampai di rumah tersebut."Mas Mamat mungkin akan pulang sebentar lagi," kata Desi ketika Mega belum mendapati keberadaan kakaknya. Mega merasa heran karena keadaan kakak iparnya tersebut terlihat sangat palsu bahkan berat badannya pun mungkin berkurang banyak. Apakah masalah ini sampai mempengaruhi kesehatan wanita itu? Hal tersebut mungkin saja karena bagaimanapun perceraian bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan apalagi bagi mereka pasangan yang masih saling mencintai. Dalam artian, perpisahan mereka terpaksa karena keadaan atau karena tekanan dari orang yang lebih berpengaruh misalnya orang tua."Mbak Desi kelihatan nggak sehat." Mega menatap dengan penuh rasa prihatin melihat kondisi wanita di depannya ini. Mereka sekarang berada di
Bab 99Membantu dari Balik LayarPov Author "Kamu yakin sama keputusan kamu?"Entah mengapa setelah mendengar tanggapan dari kakaknya Mega merasa ada yang aneh. "Apa kalian kesannya nggak setuju?""Bukannya nggak setuju, tak bisa tahu aku soalnya itu nggak ada basic buat bisnis. Bukannya aku meremehkan suami kamu kok mami nggak ini soal merintis bisnis. Kami udah tahu banyak soal bisnis dan aku rasa nggak masalah kalau memang terus kamu aja yang memegang kendali." Mamat menjelaskan berdasarkan apa yang dia ketahui dan diamati selama ini.Tidak ada perjuangan yang Mega lakukan tanpa pengamatan dari Mama karena meskipun mereka sudah memiliki keluarga masing-masing keduanya tidak pernah berhenti saling peduli. "Aku bisa membimbing Mas Saleh kalau misalkan dia butuh bantuan," kata Mega.Mamat tampak mengagukkan kepala. "Ya udah kalau memang itu keputusan final kamu. Yang penting kalian harus saling berkomunikasi terus soal bisnis dan jangan sampai mengambil keputusan sendiri misal masi
Bab 100Hinaan dari MertuaJawaban dari Saleh tersebut yang mengiyakan keinginan istrinya untuk terlibat lagi dalam bisnis yang akan diambil alih nantinya, sepertinya tidak cukup ikhlas. Jika didengar dari cara bicara sekaligus bahasa yang dilontarkan. Padahal maksud hati Mega adalah untuk bisa bekerja sama dan meringankan beban yang ditanggung oleh Saleh, yang nantinya akan mengambil alih bisnis tersebut. Di mana memang, bisnis itu sejak awal Mega yang sudah merintisnya. Jadi sedikit banyak, Mega jauh lebih tahu mengenai jalannya bisnis tersebut. Dan seharusnya pula, Saleh merasa bersyukur karena dia tidak begitu saja dilepas untuk menjalankan bisnis tersebut.Kata-kata itu pula yang sebenarnya mengganjal di dalam hati dan perasaan Mega. Dia masih belum terlalu yakin bahwa suaminya mampu untuk menjalankan bisnis tersebut. Apalagi setelah mendengar bahwa Saleh akan mengajak serta teman-temannya yang menurut dia cukup andal dalam hal berbisnis. Sementara menurut sepengetahuan dari Mega
Bab 101Waktu untuk Tante“Bukan mau menyalakan Bapak sama Ibu… tapi ini kenyataannya Bu… kenyataan kalau memang aku yang bermasalah. Aku juga gak diem aja kok sama Mas Mamat. Kami berdua tetap berusaha untuk ikut banyak sekali perawatan dan treatment yang memang bisa untuk mendapatkan keturunan. Tapi itu semua kan, baru usaha. Kamu juga baru memulai. Tolong jangan salah-salahin Mas Mamat terus Bu. Kasihan dia…”“Terserah apa yang kamu bilang! Pokoknya hari ini juga, Ibu mau kamu ikut sama ibu ke rumah sakit dan ketemu sama dokter yang Ibu tunjuk. Dia itu dokter yang paling bagus di rumah sakit besar di kota ini. dia pasti tahu, apa yang membuat kamu jadi susah punya anak. Dan bagaimana caranya supaya kamu bisa cepat punya anak.”Mendengar bagaimana kedua orang tuanya berkeras dan memiliki keinginan yang tidak bisa ditolak lagi, Desi hanya bisa pasrah dan mengikuti keinginan dari ibunya tersebut. Namun sebelum dia kemudian mengikuti keinginan ibunya tersebut, lebih dulu Desi menghubun
Bab 102Hilda dan Retno yang tidak lain adalah pegawai di toko tempat Mega membuka bisnis Jual Beli tasnya, sudah mendengar langsung dari bosnya tersebut, bahwa akan ada suami dari Mega yang merupakan Bos mereka yang nantinya akan menggantikan posisi Mega untuk mengurus toko dan bisnis yang ada di sana.“Kira-kira nanti suaminya Bu Mega kayak gimana ya? Galak nggak ya? Kan, dia sebelumnya jarang banget buat ke sini.” Hilda yang masih mempersiapkan toko sambil membersihkan lantai dan juga mengelap kaca bagian depan tubuh tersebut berbicara kepada Retno.Retno, yang tidak lain adalah rekan kerja dari Hilda. Saat ini justru tengah sibuk laporan penjualan harian, karena setiap kali mereka akan membuka toko di hari berikutnya. Maka harus dicek ulang untuk laporan di hari sebelumnya. Supaya nantinya tidak ada kesalahan dalam laporan keuangan setiap bulan dari penjualan toko tersebut. Mendengar celotehan dan pertanyaan Hilda tersebut, Retno yang masih fokus dengan apa yang dia kerjakan sekar
Bab 103.Retno terus berusaha agar semua pekerjaannya dalam mengurus pembukuan bisa selesai dengan lebih cepat. Dia jelas takut, kalau – kalau pekerjaan tersebut selesai tidak tepat pada waktunya dan membuat kekacauan. Hal ini karena Retno ternyata melakukan sebuah kejahatan selama bekerja sebagai pelayan di toko tas Edelweis milik Mega. Iya, gadis itu mencuri uang hasil penjualan tas dan melakukan penggelapan dengan memalsukan laporan keuangan harian dan juga bulanan yang selalu dia berikan pada Mega selama ini.Posisinya yang menjadi penjaga kasir selama ini saat Mega tidak ada di tempat, menjadi sebuah kesempatan untuknya bisa melakukan pencurian tersebut. Tapi entah bagaimana dengan perangai dari Saleh yang akan menggantikan posisi Mega nantinya. Meski pun Retno sudah tahu sedikit soal sifat Saleh yang suka berselingkuh dengan Feby, tapi untuk urusan yang satu ini. Retno jelas tak bisa duduk diam saja dan mencoba tetap tenang.Di tengah dia yang sibuk memanipulasi keuangan hari ke