Share

Dua puluh sembilan

Suara keributan memancingku turun ke lantai bawah. Gegas kupercepat langkah karena mendengar teriakan Mama dan Luna.

Aku berlari saat melihat tubuh Mama tersungkur ke lantai. 

"Bajingan!" 

Kutarik kerah baju pria itu, tangan ini tak kuasa Manahan emosi. Kulayangan pukulan keras menghantam perut pria berkaos hitam yang mendorong Mama.

"Raka, sudah!"

Kalau Om Hendri tak menarik tubuh ini, habis pria itu ditanganku. Siapa pun, tida ada yang boleh memukul Mamaku.

Ia memegangi perutnya, kuedarkan pandangan kesekeliling, Melati berlindung di belakang Luna. Apa pria ini suami Melati?

"Lo berani masuk rumah ini, berani mendorong nyokap gue, gue habisi!"

"Gue nggak ada urusan sama nyokap, lo. Ini urusan gue sama istri gue, Melati. Makanya jangan sok pahlawan kesiangan semuanya." Suami Melati itu berujar sangat kasar. 

Benar, pria kasar ini suami Melati. Pantas saja Melati ingin b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status