Share

Bab 42: Pahit dan Manis (Mohon Bijak Membaca)

Bab 42: Pahit dan Manis (Mohon Bijak Membaca)

Aku duduk di sebuah kursi panjang dengan ibu mertua. Kami saling menggenggam tangan dan berdampingan dalam resah.

Berulang kali ibu mertua menghela napas di sebelahku. Dia terlihat sedih akan apa yang menimpa keluarganya, entah itu Mas Janu atau diriku.

Bibirnya yang berkerut terus mengulang tasbih. Aku yakin hatinya juga sangat bergejolak setelah mendengar kabar dari Mas Janu.

“Bu, kita ke rumah sakit saja sekarang?” pintaku padanya.

Ibu mertua tetap saja diam. Dia menundukkan wajahnya ke lantai dan menatap sendal jepit kusamnya.

Wanita itu pasti sangat terburu-buru sampai tidak mengganti daster dan asal ambil selendang untuk menutup kepala. Begitu juga dengan Mas Surya yang masih berbicara dengan para polisi itu.

Pakaian rumahannya kusut, di bagian punggung paling parah. Rambutnya juga acak-acakkan. Jelas sekali jika Mas Surya baru saja bangun dari tidur dan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status