Share

Kebakaran

"MasyaaAllah, sejuknya .... " Ku buka jendela kamarku yang menghadap langsung kearah matahari memunculkan sinarnya. Menghirup udara pagi yang memang begitu menyegarkan.

Cukup lama rasanya diriku tak merasakan hal seperti ini. Berbagai kejadian di kota membuat waktuku dan mas Umair benar-benar tersita. Bahkan tak terasa kami sudah hampir setengah bulan tak pulang ke desa.

"Dek, Mas pergi dulu, ya." Mas Umair keluar dari kamar mandi.

"Loh, mau kemana, Mas? Ini masih pagi banget lho," kataku mendekati mas Umair yang tengah memakai jaketnya.

"Ada urusan. Sebentar aja." Mas Umair mengecup keningku lalu pergi begitu saja tanpa memedulikanku yang masih dirundung rasa penasaran.

Masalah apalagi yang terjadi kali ini? Seingatku, aku ataupun mas Umair tak pernah memiliki masalah apapun saat di desa. Malah suamiku maupun keluarganya terbilang orang yang begitu dihormati di sini.

"Mbak, sarapan, yuk." Aku menoleh kearah pintu kamar. Rahma, adik iparku lah yang memanggilku. Membuyarkan lamun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status