Share

Mama

"Baik!" Aku kembali menoleh kearah suamiku. Tercengang dengan jawabannya yang menantang perkataan mbak Sinta.

"Tapi ingat satu pesan dariku." Ku tautkan kedua alisku. Heran dengan ucapan mas Umair. Pesan apa lagi yang ingin ia sampaikan pada mbak Sinta?

Mata mbak Sinta nanar menatap kearah kami. Raut wajah ketidaksukaan jelas ia tunjukkan. Aku rasa perkiraan mas Umair tentang ucapan mbak Sinta barusan salah. Mbak Sinta terlihat benar-benar tak menginginkan kami datang kembali.

"Tobat, Mbak!" ujar mas Umair yang membuatku mengernyit dahiku. Lantas dengan cepat mas Umair menarik tanganku untuk pergi.

Berjalan menuju parkiran dengan gandengan tangan dari mas Umair, diam-diam aku menatap sembari tersenyum ke wajahnya. Suamiku ini benar-benar penuh teka-teki. Namun dibalik itu semua, selalu ada jalan yang tepat untuk setiap masalah yang sedang kami hadapi.

***

Hari ini sebenarnya adalah hari terakhir aku dan mas Umair berada di kota sebelum kami kembali pulang ke desa. Namun, aku dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status