Share

Bab 170

Sintya melangkah dengan kesal menuju meja kerjanya. Di sepanjang perjalanan, ia berkali-kali mendengkus kesal sembari merutuki tingkah Amanda yang semakin menjadi.

"Cantik sih, tapi kok gitu amat ngejar lelaki. Apa nggak ada harga dirinya sebagai seorang perempuan?" batin Sintya yang masih teringat dengan jelas tingkah dan ulah Amanda yang terus saja berusaha mendapatkan Kevin.

Begitu sampai di meja kerjanya, Sintya lantas menghenyakkan tubuhnya di kursinya dengan posisi punggung yang bersandar. Lagi, Amanda menghela napas dalam-dalam lalu ia keluarkan melalui bibirnya yang berbalut lipstik berwarna soft.

Tak bisa dipungkiri, meskipun Sintya bersikap seolah-olah tak percaya dengan apa yang ditunjukkan oleh Amanda, foto yang menunjukkan saat Kevin memeluk Amanda pun terus berkelebatan di pelupuk matanya.

Hal itu tentu saja membuat pikiran Sintya terus menerka-nerka.

Benarkah? Atau hanya sekedar foto editan yang dicetak hanya untuk menghanc
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status