Kepala sekolah itu memberikan nomor teleponnya Valen dan Evan langsung mencatatnya. "Aku betul-betul tidak akan dipecat kan, pak? Aku sekarang menjadi tulang punggung keluarga, Pak. Bukan hanya untuk aku dan suamiku yang sudah stroke, dan gak bisa kerja lagi, tapi juga untuk cucu-cucuku dan anakku. Jadi, please..." suara kepala sekolah itu sangat memelas di ujung telepon. "Aku tidak akan memecat ibu. Dan ketahuilah, kalau masalah aku dan Valen itu, tidak sesederhana yang ibu pikir. Dan aku bukanlah seorang tua-tua keladi atau seorang buaya darat yang biasa main-main dengan gadis muda. Aku tidak seperti itu!""Iya, pak. Aku percaya, Pak."Saat ini, sebenarnya Evan ingin memberitahu tentang masalah keluarganya. Tapi tidak etis untuk memberitahu masalah keluarganya kepada sembarang orang walaupun istrinya telah menghianatinya. Karena itu, Evan cuma berkata, "yang jelas, aku amat sangat serius pada Valen. Aku ingin menikahinya sesegera mungkin. Aku ingin membangun hidup yang baru denga
Sesudah masuk ke dalam pesawat, Valen langsung menemukan nomor tempat duduknya. Dan setelah menaruh bawaannya di bagasi atas, dia pun duduk dengan anteng dekat jendela. Dia ingin melihat keadaan luar jendela untuk mengucapkan selamat tinggal kepada kota yang selama ini dia tinggali. Dia tidak tahu berapa lama dia akan meninggalkan kota ini, dan dia tidak tahu kapan dia akan kembali ke kota ini, yang jelas, dia belum akan kembali karena dia malu dengan skandal antara dia dengan Evan yang mungkin sudah tersebar luas di sekolah tempat dia mengajar. Mesin pesawat sudah dinyalakan tanda Pesawat akan segera tinggal landas. Valen terus melihat ke arah luar jendela. Dia tidak memperhatikan kalau keadaan di dalam pesawat ini mulai ada perubahan. Itu dimulai ketika seorang pramugari nampak sibuk menelepon, kemudian pramugari itu mulai berdiskusi dengan teman-temannya sesama pramugari. Salah satu dari pramugari itu masuk ke dalam kokpit pesawat dan beberapa saat kemudian, aang Kapten pilot
"Sama, mbak. Kami juga tidak mengenal Bos Besar kami yang baru itu," kata pramugari itu sambil mengangkat bahunya"Jadi dia Bos Besar baru kalian?" tanya Valen penasaran. Pilot yang sebelumnya cuma berdiri di belakang kedua pramugari ini, kini maju ke depan dan berkata, "Menurut sumberku di kantor pusat maskapaiku, baru beberapa menit yang lalu terjadi kesepakatan antara Bos Besar lama dan bos besar baru. Dan menurut cerita, bos besar baru ini, membeli maskapai ini khusus untuk menahan pesawat ini.""Lalu apa hubungannya denganku?" Valen mengerinyitkan dahinya. "Kami juga tidak tahu. Tapi yang jelas, bos besar yang baru itu, akan segera naik di pesawat ini. Dialah yang sedang kami tunggu, sehingga pesawat ini menunda keberangkatan."Beberapa penumpang yang masih tersisa termasuk pria berkepala plontos dan bertubuh gemuk kini berkata, "bagaimana dengan kami? Kalau begitu, kami akan ikut di pesawat ini!""Tidak bisa, pak. Kalian harus turun dari pesawat ini untuk persiapan pindah pesa
"Terima terima!" Entah dari mana asalnya tiba-tiba sudah terdengar suara-suara seperti itu. Suara itu juga langsung diikuti oleh sang pilot dan para pramugari. Ternyata orang yang pertama kali meneriakkan kata terima itu adalah si kepala plontos bertubuh gemuk. Dia yang sebelumnya melarikan diri karena ketakutan, tiba-tiba otak liciknya mendapatkan sebuah ide. Karena tidak mau dipecat oleh bos besarnya, maka si kepala plontos bertubuh gemuk itu sudah naik lagi ke atas pesawat dan menunggu momen untuk menjilat bos besarnya. Begitu melihat bos besarnya berlutut dan mengeluarkan kotak cincin tanda sang Bos Besar akan melamar wanita pujaan bos besarnya, maka si kepala plontos bertubuh besar itu, langsung berteriak dan ini membuat pilot dan para pramugari juga mengikutinya. Evan sempat menatap ke belakang, melihat kalau orang yang berteriak seperti itu adalah si kepala plontos bertubuh gemuk, maka dia pun menetapkan dalam hatinya untuk tidak jadi memecat pria berkepala plontos yang se
Saat Jojo masih berusaha menelpon, tiba-tiba handphone miliknya yang lainnya berbunyi ternyata itu adalah telepon dari Nungki. "Iya, kenapa, Nungki? Aku sedang sibuk mencari anak-anakku, nih. Mereka pergi. Suamiku juga.""Mereka tidak bisa dihubungi?" tanya Nungki penasaran. "Iya. Semua handphone anakku ketinggalan di sini. Sementara suamiku gak mau mengangkat telponku.""Jangan-jangan, mereka pergi.""Keknya gitu, Nungki. Aku sangat menyesal selingkuh dengan Rahul. Hiks.""Ada berita heboh lainnya, Jojo," kata Nungki di ujung telepon nafasnya ngos-ngosan. Dia sepertinya terdengar panik di ujung telepon. "Apa maksudmu?""Mantan pacarku itu baru menginformasikan aku kalau Pak Evan baru saja menginstruksikan supaya nama Jojo Land, mega proyek terbesar di Asia Tenggara yang sedang dalam tahap finishing itu, kini mulai diganti menjadi Valen Land."Mendengar hal itu, Jojo jadi sangat kaget. Dia sebenarnya sudah lama mengenal tentang Jojo Land. Bahkan dia juga menjadi salah satu pihak ya
Evan mulai kembali memainkan lidahnya yang langsung disambut oleh lidahnya Valen di sana. Ciuman keduanya kembali menjadi hot seperti sebelumnya.Evan menahan tubuhnya dengan kedua siku tangannya. Dia masih terus menikmati bibirnya Valen ini.Beberapa saat kemudian, bibir Evan mulai turun ke arah leher jenjang Valen. Lidahnya bermain-main di sana.Setelah itu, Evan terus ke bawah menjelajah bagian dada Valen, mengakrabi setiap inci kulit bagian dada Valen hingga akhirnya dia menemukan suatu tonjolan yang langsung dia hisap, dia lumat dengan penuh minat.Valen langsung mendesah merasakan enaknya, merasakan nikmatnya, saat tonjolan dua buah dadanya dihisap oleh Evan.Valen semakin mendesah saat lidah Evan mulai mengulas tonjolan bagian kiri itu mendatangkan rasa yang luar biasa nikmatnya dalam diri Valen.Bagi Valen, Evan benar-benar memberikan rasa yang indah dalam setiap belaian lidah dan remasan Evan dan bahkan juga hembusan nafas Evan di bagian bawah dadanya.Valen terus mengeram d
Tapi Evan tidak ingin buru-buru untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh Valen itu.Evan memilih untuk semakin membuka lebar paha Valen. Evan membuka lebar apa yang berada di depannya supaya lidahnya semakin dalam masuk di kedalaman sana.Valen langsung mencengkram tangan Evan. "Oh, Evan. Ampun. Oh, ini sangat enak. Aduh ... aduh, ini sangat enak."Desahan Valen seperti orang menangis tetapi Evan tidak peduli. Evan masih terus menancapkan lidahnya mengusap hingga kedalaman sana, memberi rasa nikmat bagi Valen hingga pinggul Valen terus bergelinjang menahan gelombang kenikmatan yang sedang dialaminya sekarang ini."Ini terlalu enakkk. Ini sangat enak. Please please. Oh, ini sangat enak."Setelah merasa cukup, merasa liang kewanitaan yang akan dia serbu dengan rudalnya sudah cukup basah dan sudah cukup foreplay bagi Valen, maka Evan mulai menaikkan wajahnya ke arah atas.Evan kembali memainkan lidahnya di tonjolan buah dada milik Valen sehingga memperpanjang gairah yang saat ini sedang
Mendengar kata-kata Valen ini, Evan berkata, "pasti. Aku akan melamarmu untuk menjadi istriku. Sebelumnya, aku memang masih agak ragu untuk mengikuti perasaanku padamu. Tapi, kini tidak ada keraguan lagi.""Apa yang membuat kamu tidak ragu lagi?" tanya Valen penasaran."Aku melihat istriku selingkuh di depan mataku.""Hah! Seberani itu?""Ya." Sejenak Evan memisahkan batang kejantanannya dari liang kewanitaan Valen. Dia ingin menceritakan apa yang terjadi pada Valen."Bagaimana ceritanya?"Evan pun menceritakan semua yang terjadi pada dirinya saat tanpa sengaja memergoki perselingkuhan istrinya. "Kenapa dia seperti itu? Saat aku menikah, aku pasti tidak akan selingkuh." Valen menggeleng-gelengkan kepalanya. "Istriku terlihat sangat menikmati hubungan perzinahan itu. Dia tidak pernah seperti itu padaku. Bahkan aku dan istriku sudah hampir setahun tidak pernah berhubungan intim.""Hampir setahun?""Dia tidak mau lagi. Selalu saja dia memiliki alasan untuk menolakku. Aku hanya berhubu