Share

bagian 6

"ayo kita makan dulu, sepertinya bibi sudah selesai menyiapkan makanan," ucap mommy Shofie, mengajak mereka untuk makan.

"Ayo Daddy juga sudah lapar." Mereka semua melangkah pergi ke dapur untuk makan.

Tidak ada percakapan diantara mereka ketika makan. Karena Johan selalu mengajarkan untuk tidak berbicara ketika sedang makan.

Selesai makan, mommy Shofie meminta Allura untuk beristirahat. Allura sendiri juga sangat lelah.

"Sayang, bagaimana kalau kita menjodohkan Zevan dengan Ara?" Tanya Shofie kepada suaminya.

"Aku setuju, tetapi tidak dalam waktu dekat ini. Kamu tau kan kalau Ara itu sedang berduka? Dia juga terlihat trauma untuk menjalani pernikahan kembali."

"Dari mana kamu tau kalau Allura itu trauma?"

"Hanya menebak saja. kalau tebakan aku benar, bukankah itu wajar jika Ara trauma? Aku tahu benar bagaimana perjuangan dan pengorbanannya dulu, lalu sekarang dia di khianati."

Shofie menganggukan kepalanya, ia juga tau bagaimana perjuangan dan pengorbanan Ara dulu. Dalam hatinya ia mengutuk perbuatan Jonathan.

"Sekarang biarlah Ara menyembuhkan lukanya dulu, jika memang mereka berjodoh pasti mereka akan menikah tanpa kita jodohkan." Lanjut Johan, lalu ia menyesap kopinya.

"Benar mas, aku setuju." Shofie membenarkan ucapan Johan.

Diam-diam Allura mendengarkan pembicaraan mereka. Saat ia turun untuk mengambil tas nya yang tertinggal di ruang tamu, tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan Johan dan Shofie.

Dulu memang ia pernah menyukai Zevan, tetapi itu dulu waktu ia masih SD. Sungguh lucu bukan? Tetapi setelah lulus SD Zevan pergi keluar negeri dan melanjutkan sekolahnya disana.

Jujur saja, dalam hatinya ia masih menyimpan sedikit rasa untuk pria itu, bahkan saat ia menikah terkadang ia selalu mengingatnya. Akan tetapi Allura masih waras, ia mengabaikan perasaan itu, karena sadar ia telah menikah.

Dulu Jonathon terlihat begitu tulus kepadanya, semua perjuangan yang di berikan pria itu membuat Allura tersentuh dan akhirnya Allura berkorban untuknya.

Memikirkan itu membuat wanita itu pusing. Untuk sekarang ia fokus ketujuan Awalnya.

Ia memutuskan untuk kembali ke kamar nya, biarlah tas nya ia ambil nanti.

Didalam kamarnya, Allura mengotak-atik ponselnya, tidak tahu apa yang ia lihat.

Malam harinya, Zevan pulang dan langsung menuju kamarnya. Tidak tahu dari mana pria itu, ia pergi begitu saja tadi setelah makan siang.

Selesai bersih-bersih, ia pergi ke meja makan karena sudah ditunggu mommy, Daddy dan Allura.

"Dari mana Van?" Tanya Johan ketika melihat anak semata wayangnya.

"Biasa dad kumpul sama temen-temen kerja," jawab Zevan, ia melirik sekilas Allura tetapi yang dilirik malah memalingkan wajahnya kearah yang lain.

"Kamu itu ngelayap terus, sudah tau ada Ara dirumah. Memangnya kamu tidak kangen sama Ara?" Tanya Shofie yang sedang mengambilkan makanan untuk Johan.

"Apa si mom." Zevan mendengus kesal.

Allura sendiri hanya hanya diam, tidak tahu mau bicara apa.

"Sudah-sudah ayo makan, Daddy sudah sangat lapar."

selesai makan malam, mereka berkumpul untuk membahas apa yang akan Allura lakukan selanjutnya.

"Rencananya Ara besok mau cari kerja." Allura berucap sambil menatap Johan dan Shofie.

"hmmm, bagaimana kalau besok kamu kerja di perusahaan milik Daddy yang sekarang di pegang oleh Zevan ? kebetulan ada lowongan pekerjaan sebagai sekertaris."

"iya benar juga, aku memang sedang membutuhkan seorang sekretaris, karena sekertaris yang sebelumnya aku karena dia ternyata seorang mata-mata, dia membocorkan semua data penting perusahaan," sahut Zevan.

"bagaimana apa kamu setuju?" tanya Johan.

"Ara setuju dad," jawab Allura sambil tersenyum senang.

"kalau begitu mulai besok kamu sudah mulai berkerja," ucap Zevan Sambil menatap ponselnya.

"secepat itu?" tanya Allura heran.

"iya,'' jawab Zevan singkat.

"ada apa kelihatannya Ara senang sekali?" tanya Shofie yang datang sambil membawa kue.

"Ara bilang mau cari pekerjaan, lalu mas menawarkan untuk bekerja sebagai sekertaris Zevan, dan Ara menyetujuinya."

"kalau begitu, mommy sangat-sangat setuju." Shofie tersenyum senang. Johan yang melihatnya hanya menghela nafasnya, ia tahu apa yang dipikirkan oleh istrinya itu. sudah tentu karena ia ingin Zevan dan Ara menjadi lebih dekat.

"jadi kapan mulai berkerja?" tanyanya lagi.

"besok mom," sahut Zevan.

"oh iya, ini ada kue kesukaan kamu Ara," ucap Shofie.

"wah, mommy masih ingat kue kesukaan Ara. terima kasih mommy." Allura terlihat sangat senang, dan Zevan memperhatikan reaksi Allura, karena ia juga tahu semua makanan kesukaan dan yang tidak disukai Allura.

"sama-sama sayang, tentu saja mommy ingat." Shofie mungusap rambut Allura dengan penuh kasih sayang.

hal itu tidak lepas dari tatapan Johan, ia senang akhirnya istrinya itu bisa merasakan mempunyai anak perempuan.

setelah selesai memakan kue, Shofie meminta Allura untuk beristirahat karena mulai besok Allura akan bekerja.

sebelum tidur Allura menyikat gigi, dan mencuci mukanya, hal yang selalu ia lakukan sebelum ia tidur.

keesokan harinya, Allura tengah bersiap untuk berangkat bekerja, ia akan berangkat diantar oleh sopir pribadi milik mommy Shofie. sebelumnya Zevan sudah bilang ke beberapa temannya yang bekerja di perusahaannya itu, bahwa besok akan ada sekertaris baru yang akan masuk hari ini.

beberapa saat kemudian, waktu sudah menunjukkan saatnya mulai bekerja.

beberapa karyawan yang melihat Allura, cukup terkagum melihat Allura yang cantik alami tanpa polesan make up. hal itu membuat beberapa karyawan wanita yang terlihat tidak menyukai Allura menatap Allura dengan sinis.

"heh kamu!" bentak seorang wanita yang berpakaian cukup sexi mendekati Allura.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status