Share

Restu Ibu Mertua

Aku meninggalkan Kang Wirna di kamar kami untuk membuat minuman untuknya. Aku yakin dirinya cukup gerah dengan kejadian yang baru saja ia alami. Yang memberatkan dia pasti masalah anak-anaknya.

Kuletakkan secangkir teh hangat di hadapan Kang Wirna seiring berderingnya nada panggilan di ponselku. Kulirik benda pipih yang tergeletak di atas lantai beralaskan karpet tipis di kamarku itu. Nomor baru lagi.

“Aduuh... Siapa lagi ini? Sampai kapan masalah ini selesai?” keluhku dalam hati.

Aku memandang Kang Wirna yang juga menatap ke arahku.

“Jawablah Bi...!” ucapku.

Otakku terasa sudah berbulu oleh masalah Kang Wirna yang datang silih berganti. Capek hati.

“Halo...!” Kang Wirna menjawab seseorang yang menelpon di ponselku. Aku hanya diam dan sedikit tegang.

“Cager Maak...!” ucap Kang Wirna.

Aku langsung paham yang menelepon adalah Mak Kang Wirna atau Ibu mertuaku. Aku tidak berani berlancang ria ikut campur. Karena ini baru pertama kalinya aku dengar Kang Wirna berbicara dengan Mak di hadap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status