Share

Talak Satu

Aku berjalan ragu mendekati Kang Wirna yang masih memerah wajahnya bagaikan udang dicelupin minyak panas. Ia menatapiku dengan pandangan tegas. Aku dibuatnya keder juga. Aku baru tahu kalau Kang Wirna juga bisa marah seperti ini. Kalau dia bukan suamiku tentu tidak ada sedikit pun gentarku walau jika ia menggertakku. Namun karena jabatannya adalah suamiku, itulah yang membuat aku segan kepadanya.

“Ini Bi...!” ucapku sambil menyodorkan ponselku.

Kang Wirna menerimanya sekalian menarik tangan kiriku ke dalam kamar.

“Duduk di sini dan tunggu Abi selesaikan satu persatu.” ucapnya tidak sekeras tadi. Aku yakin emosinya sudah mulai menurun walau pandangan matanya masih agak beringas.

Kang Wirna terlihat mencari-cari nomor kontak di ponselku. Dan ketika telah menemukannya ia langsung menelepon. Aku belum tahu siapa yang Kang Wirna telepon. Aku hanya duduk mematung di atas kasur sedangkan Kang Wirna berjalan mondar-mandir dengan ponsel ditempelkan ke sebelah telinganya.

“Halo... Haris panggil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status