Disisi lain, raja dan Tabib Cole begitu cemas melihat pintu cahaya langit tak kunjung memunculkan kembali putra mahkota penerus Kerajaan Voresham.
"Bagaimana ini? Sampai kapan kita akan menunggu seperti ini?!" tanya raja gusar.Tabib Cole hanya diam, tatapannya jatuh menatap tanah. Garis kebingungan tersirat jelas di wajahnya.Jenderal Axel, prajurit tangguh. Kebanggaan dan kepercayaan raja menawarkan diri untuk menyusul Pangeran Pisceso pergi ke dunia lain."Jangan!" larang Tabib Cole. Raja dan semua orang menatap bingung pada Tabib Cole."Apa maksudmu?!" tanya Jenderal Axel dengan suara beratnya.Tabib Cole pun menjelaskan, jika masuk ke pintu cahaya langit takutnya tidak akan sama dengan dunia lain yang sekarang sedang didatangi Pangeran Pisceso karena pintu cahaya langit tersebut terhubung dengan beberapa dunia lain. "Kau jangan mempermainkan ku!" bentak raja marah. "Ampun! Ampun Yang Mulia!" Tabib Cole langsung menundukkan wajah."Kenapa tidak mengatakannya dari tadi, hah?!" seru raja sewot. "Bagaimana kalau putraku tidak kembali lagi?!"Sreet!Habis sudah kesabaran Raja Theodore, istri tercintanya sedang berjuang melawan maut akibat sayatan pedang. Sekarang putra kesayangannya, penerus Kerajaan Voresham, keturunan satu-satunya tidak tahu di mana rimbanya.Tabib Cole langsung berlutut. Wajah pucat pasi menghiasi wajahnya. "Ampun, Yang Mulia. Ampun!"Di ujung pedang Raja Theodore, nyawa manusia seakan tidak ada harganya, tapi tidak sembarang juga Raja Theodore mengayunkan pedangnya tanpa alasan. Entah sudah berpuluh atau bahkan beratus nyawa yang meregang, merasakan kehebatan dan ketajaman pedang Raja Theodore.Ditengah ketegangan, seorang prajurit berteriak. "Lihat itu!"Pintu cahaya langit tiba-tiba membesar dan mengeluarkan sinar putih yang sangat menyilaukan mata."Ada apa dengan pintu cahaya langit?!" seru raja menghalangi kedua matanya dengan pergelangan tangan. "Putraku! Bagaimana dengan putraku?!"Semua orang menghalangi mata dengan tangan, mengintip di antara sela-sela jari.Pintu cahaya langit semakin tajam mengeluarkan sinar disertai angin yang bergemuruh di sekitarnya, tak lama kemudian muncul sosok yang sedang mereka nantikan."Putraku!" Wajah bahagia langsung tergambar di raut wajah Raja Theodore ketika Pangeran Pisceso muncul.Pangeran Pisceso telah kembali, ke luar dari pintu cahaya langit dengan gagahnya. "Pangeran telah kembali!" Semua orang sangat gembira menyambut kedatangan Putra Mahkota Voresham. Detik berikutnya, perhatian mereka semua teralihkan ketika di belakang tubuh Pangeran Pisceso muncul sosok tubuh yang jauh lebih kecil. Semua memandang aneh pada Dokter Virgolin. "Di-di mana aku?!" gumam Dokter Virgolin kebingungan melihat ke sekeliling.Tatapan aneh tergambar jelas di wajah raja, tabib dan semua prajurit. Melihat Dokter Virgolin dari atas sampai bawah. Apa yang dipakai Dokter Virgolin di tubuhnya sangat jauh berbeda dengan apa yang dipakai para wanita pada umumnya di tempat mereka.Tatapan aneh juga tergambar di wajah Dokter Virgolin begitu melihat para pria bertubuh tinggi besar dengan pedang serta tombak lengkap serta tameng baja sedang melihat kepadanya semua. "Ya Tuhan! Siapa mereka?!" Seketika itu juga, Virgolin langsung bersembunyi di belakang tubuh Pangeran Pisceso.Raja cepat tersadar dari keadaan. "Putraku, akhirnya kamu kembali.""Di-dimana aku?!" tanya Dokter Virgolin di belakang tubuh Pangeran Pisceso. "Dan si-siapa mereka?!" Pangeran Pisceso menarik tangan Dokter Virgolin agar ke luar dari belakang tubuhnya. "Apa itu tabib saktinya, putraku?!" tanya Raja melihat Dokter Virgolin yang berpenampilan aneh, memakai sepatu high heels yang baru mereka lihat serta tas tangan.Dokter Virgolin kembali bersembunyi di belakang tubuh Pangeran Pisceso setelah tadi berhasil ditarik ke luar. "Mereka sangat menyeramkan!" gumamnya ketakutan.Tabib Cole dari tadi hanya diam akhirnya buka suara memberi penghormatan pada Dokter Virgolin. "Selamat datang di tempat kami, tabib sakti dari pintu cahaya langit."Dokter Virgolin mengintip dari balik punggung Pangeran Pisceso. "Siapa mereka? Aneh sekali mereka semua! Lalu orang itu? Apa dia bicara padaku?!" Pangeran Pisceso menggeser tubuhnya ke samping sehingga Dokter Virgolin bisa dilihat oleh semua orang, tapi lagi-lagi Dokter Virgolin kembali bersembunyi di belakang tubuh Pangeran Pisceso."Putraku, apa wanita ini tabib yang akan mengobati ibunda ratu?!" tanya Raja tak percaya."Benar, ayahanda," jawab Pangeran Pisceso menarik paksa Dokter Virgolin agar ke luar dari belakang tubuhnya. "Eh, eh!" Dokter Virgolin hendak bersembunyi lagi di belakang tubuh Pangeran Pisceso, tapi seketika rasa takut menyelimuti diri begitu melihat Pangeran Pisceso menatapnya tajam bak sinar laser.Tabib Cole memberi hormat pada Dokter Virgolin yang berdiri tak tahu harus berbuat apa. "Salam hormat tabib agung dari pintu cahaya langit. Suatu kehormatan bagi kami semua, tabib agung bisa datang ke tempat kami.""Hah?! Aku?!" tunjuk Dokter Virgolin pada dirinya sendiri. "Tabib agung?!" Satu yang dirasa, jantungnya berdetak cepat, berharap apa yang sedang dilaluinya hanya mimpi, tapi berulang kali mencubit tangan rasanya sakit banget. Melihat Dokter Virgolin berdiri kebingungan, Pangeran Pisceso segera memintanya untuk memberi hormat pada Raja Theodore."Apa?!" tanya Dokter Virgolin pada Pangeran Pisceso karena tangannya didorong agar lebih mendekat pada raja.Dalam hati Pangeran Pisceso hanya bisa menghela napas, tapi apa mau dikata karena orang yang dibawanya memang sangat berbeda dari orang yang berada di dunianya.Raja Theodore begitu intens melihat Dokter Virgolin. Ada keraguan di wajahnya. "Apa kamu tidak salah bawa orang?! Wanita ini seorang tabib?!"Pangeran Pisceso langsung memberi hormat. "Ayahanda. Aku sudah melihatnya sendiri, wanita ini bisa menyembuhkan orang. Di dunianya, wanita ini terkenal karena pengobatannya bisa menyembuhkan orang. Dari wajah jelekpun bisa berubah jadi cantik.""Hah?!" Dokter Virgolin menatap tak percaya pada Pangeran Pisceso."Kalau begitu, cepat! Minta dia untuk menyembuhkan ibunda ratu!" seru Raja Theodore memberi perintah.Sudah bingung dengan situasi yang ada, Dokter Virgolin semakin bingung dengan apa yang sedang dibicarakan pria yang telah menculiknya dengan pria berjubah yang ada di depannya. Dokter Virgolin hanya bisa merengek sambil mengacak-acak sendiri rambut panjangnya. "Ya Tuhan, bangunkan aku dari mimpi! Aku ingin bangun.""Tabib agung! Ayo, kita segera menyembuhkan Yang Mulia Ratu," ajak Tabib Cole mengeluarkan Dokter Virgolin dari situasi."Ih, lepaskan!" Dokter Virgolin menepiskan tangan Tabib Cole. "Jangan sentuh aku! Apa yang kau katakan itu, aku saja tidak mengerti! Ratu?! Ratu apa?!"Semua orang melihat Dokter Virgolin, tak percaya kalau itu seorang tabib sakti. Melihat tingkahnya saja yang kekanakan, apa mungkin itu seorang tabib?!"Ayo, ikuti saja saya!" Tabib Cole menarik tangan Dokter Virgolin."Lepaskan! Jangan sentuh aku!" Bentak Dokter Virgolin habis kesabaran. "Jangan lancang kau!" Dokter Virgolin kemudian mendekati Pangeran Pisceso. "Aku ingin pulang! Aku tidak mau berada di sini, lama-lama aku bisa gila!""Apa kau tak mengerti dengan apa yang sudah ku jelaskan tadi?!" tanya Pangeran Pisceso. "Aku akan mengantarmu pulang kalau kau sudah menyembuhkan ibunda ratu! Itu janjiku sebagai Putra Mahkota Kerajaan Voresham!"Dokter Virgolin menepuk jidatnya sendiri. "Ya Tuhan. Aku sedang berhadapan dengan orang-orang apa ini?!" Tapi tak lama kemudian, Dokter Virgolin bersorak kencang membuat semua orang mengernyitkan kening heran. "Aku tahu! Aku tahu! Kalian sedang syuting kan?!""Syuting?!" Dokter Virgolin mengangguk. "Iya, syuting drama kolosal. Kenapa tidak bilang dari tadi?! Aku hampir dibuat gila oleh kalian. Good! Good! Akting kalian sangat bagus!" Dokter Virgolin mengacungkan kedua jempolnya. Semua orang saling berpandangan satu sama lain. Tidak tahu dan tidak mengerti apa yang dikatakan tabib agung nan sakti dari dunia lain.Melihat semua orang hanya menatap heran, Dokter Virgolin menghentikan orasinya. "Apa ada yang salah?" "Hentikan tingkah konyolmu itu!" bisik Pangeran Pisceso.Tabi
Dokter Virgolin dibantu Tabib Cole dan anak muridnya mulai melakukan operasi ringan. Dengan pengarahan yang diberikan Dokter Virgolin, operasi akhirnya berhasil. "Selesai!" Dokter Virgolin menarik napas panjang setelah jahitan terakhir untuk menutup luka sayatan berhasil dilakukan.Raja dan Pangeran Pisceso langsung datang mendekat untuk melihat keadaan Ratu Eleanor."Kenapa ibuku belum sadar?!" tanya Pangeran Pisceso penuh kecurigaan. Dokter Virgolin menghela napas sebelum menjawab. "Kamu pikir, setelah ibumu selesai aku jahit lukanya, beliau ini akan langsung sadar dan sembuh?! Yang benar saja!""Yang Mulia, jangan khawatir. Yang Mulia Ratu akan segera sadar kembali dan sembuh seperti semula," ucap Tabib Cole. "Kalian ini aneh! Luka yang dialami oleh ratu kalian itu sangat membahayakan nyawanya, masih untung ratu kalian bisa bertahan sampai sejauh ini. Sabarlah, tunggu beberapa saat lagi, ratu kalian akan tersadar dari tidur panjangnya itu!" Dokter Virgolin kemudian berdiri. "Tug
Dokter Virgolin tercengang, apa yang barusan dilakukannya sangat diluar nalar. Tangan yang memegang belati langsung dilepas, tapi belati tak jatuh.Pangeran Pisceso menunduk melihat ke bagian perutnya sendiri. Belati emas kesayangannya, tertancap manis di perut berototnya."A-apa, apa yang telah ku lakukan?!" Dokter Virgolin menatap tak berkedip pada perut Pangeran Pisceso. Panas dan perih menjalar ke seluruh tubuh Pangeran Pisceso. Jari tangannya meraba berlati. Cairan merah kental begitu nyata nampak di jarinya."A-aku ,,,," gugup Dokter Virgolin. "A-aku ti-tidak sengaja," ucapnya terbata."Kau ,,," Pangeran Pisceso tak bisa berkata, wajahnya meringis menahan sakit. Dokter Virgolin menutup bibir dengan kelima jari tangan kanannya begitu melihat jari tangan Pangeran Pisceso berlumur darah.Semua orang terkejut, apalagi sang raja dan Tabib Cole."Apa yang kau lakukan?! Kau, kau ,,," seru Tabib Cole."A-aku tidak sengaja," ucap Dokter Virgolin ketakutan, melihat ke semua orang satu p
Jerit kesakitan tertahan ke luar dari bibir bergetar Pangeran Pisceso. Luka yang ada di perutnya sedang dijahit Dokter Virgolin dengan peralatan dan obat yang seadanya. "Sudah selesai," ucap Dokter Virgolin tersenyum puas melihat luka tusuk yang diakibatkan dirinya telah selesai dijahit. "Otot perutmu sangat kuat dan juga ,,,," Dokter Virgolin menatap kagum wajah Pangeran Pisceso yang penuh keringat. "Kamu sangat luar biasa! Tanpa pembiusan, bisa menahan jarum yang menjahit lukamu. Aku minta maaf atas apa yang telah aku lakukan padamu."Pangeran Pisceso terbaring lemah di tanah. Kedua bola matanya menatap langit. "Lupakan apa yang telah terjadi. Aku anggap hutangku impas padamu.""Maksudnya?!" tanya Dokter Virgolin."Aku telah berjanji padamu akan mengembalikan kamu ke duniamu lagi setelah mengobati dan menyembuhkan ibunda ratu, tapi aku malah melanggar janjiku karena aku tidak punya pilihan lain selain menahanmu di sini sampai ibunda ratu sembuh."Dokter Virgolin menoleh pada tempa
"Tapi dari tadi kita bicara. Aku belum tahu siapa namamu?" tanya ratu berusaha bicara menyesuaikan diri dengan cara bicara Dokter Virgolin."Virgolin Asteria. Nyonya bisa memanggilku Virgo. Aku seorang dokter kecantikan."Raja dan ratu kembali saling berpandangan, tak mengerti dengan apa yang dikatakan wanita di depannya."Dokter?!" tanya ratu penasaran. "Apa Dokter itu sama dengan tabib di istana kami?!""Ya semacam itulah," jawab Dokter Virgolin. Tangan sedang mencari kartu nama di dalam tas, jarinya menyentuh ponsel yang telah dilupakannya. "Astaga! Ponsel! Aku sampai melupakan ponselku! Oh Tuhan, penyelamatku!"Dokter Virgolin sangat gembira, tertawa senang mengambil ponsel.Raja dan ratu memperhatikan apa yang sedang dipegang Dokter Virgolin, benda aneh yang belum pernah mereka lihat.Ponsel dalam keadaan mati langsung diaktifkan. Tangannya naik ke atas berharap ada sinyal. "Ya Tuhan, kenapa ponselku begini?!" Dokter Virgolin tak melihat satu garis sinyal pun di layar ponsel. "Ap
Emi menghindari serangan mendadak dari Rose. "Pangeran Pisceso terlalu berharga untuk aku lupakan!" serunya."Tapi kau harus bisa melupakannya!" Rose kembali melemparkan adonan kue. "Berhentilah bermimpi di siang hari bolong! Lama-lama kau bisa gila!" "Aku memang sudah gila. Hi-hi-hi." Gila karena menyukai seorang Pangeran."Rose geleng-geleng kepala. "Dasar tidak waras! Awas saja kalau kau menangis gara-gara cintamu yang bertepuk sebelah tangan itu!"Emi jadi diam. "Aku tidak mau tidurku terganggu gara-gara kau yang menangis karena mengharapkan Pangeran Pisceso. Seharusnya kau bersyukur masih bisa berteman dengannya. Kita ini hanya rakyat jelata, jangan bermimpi yang muluk-muluk, nanti kita sendiri yang akan merasakan sakitnya." Rose melihat Emi yang terdiam. "Kamu paham bukan dengan apa yang kukatakan ini?!"Emi menghela napas. Bagi Rose itu hal yang sangat mudah mengatakan lupakan Pangeran Pisceso karena dia tidak punya perasaan apa-apa, tapi bagi dirinya sendiri, itu adalah hal
Setelah itu, Pangeran Pisceso memerintahkan beberapa dayang istana untuk membersihkan pondok, tempat yang akan dipakai sebagai tempat istirahat sementara tabib agung selama tinggal di istana.Kehebohan terjadi di tempat lain, tapi masih di dalam istana. Mentri Kenzo nampak antusias bertanya pada Jenderal Axel."Jadi benar apa yang telah dikatakan oleh para prajurit tadi?!" tanya Kento ketika berpapasan dengan Jendral Axel."Aku tidak mengerti maksud dari pertanyaanmu!" "Wanita itu! Wanita aneh yang datang bersama kalian, apa benar dia tabib sakti dari langit?! Putra Mahkota Pisceso Helios yang telah membawanya ke sini dari dunia lain.""Dari siapa berita itu?!" tanya Jenderal Axel dengan suara beratnya."Aku mendengar dari para prajurit yang terluka. Mereka bilang melihat Pangeran Pisceso masuk ke sebuah cahaya dan tak lama kemudian ke luar dengan membawa wanita itu. Apa yang mereka katakan itu benar atau tidak?!"Jenderal Axel tidak bicara lagi. Langsung pergi meninggalkan Mentri Ke
Bulir-bulir keringat dingin, nampak jelas terlihat di kening Pangeran Pisceso. Bibir pucat serta tubuh demam terbaring lemah di atas tempat tidur. "Tahan sebentar rasa sakitmu ini. Aku yakin kamu pasti kuat," bisik Virgolin melihat luka yang kembali berdarah. "Aaa,,," jerit tertahan ke luar dari bibir Pangeran Pisceso begitu luka di perutnya dibersihkan dari darah. "Sshh,,,""Tahan." Dokter Virgolin dengan cekatan mulai mengobati luka yang diakibatkan olehnya. Tak lama Axel datang bersama Tabib Cole, langsung menyeruduk masuk duduk di dekat Dokter Virgolin. "Sudah selesai?!" tanya Tabib Cole melihat luka yang ada di perut Pangeran Pisceso telah ditutup kembali dengan kain. "Kelihatannya bagaimana?!" tanya Virgolin padaTabib Cole. "Darimana saja sih loe?! Putra mahkotamu hampir saja the end, gue kerepotan sendiri!"Axel dan Tabib Cole saling berpandangan, tidak mengerti dengan apa yang diucapkan tabib dari langit."Sekarang kamu istirahat! Aku juga ingin istirahat. Rasanya lelah