Share

BAB 21

"Mas Pram, mbok nelpon tho Mas. Atau angkatlah telponku. Sekaliiii... saja. Seberapa marahnya kamu sama aku, seberapa jijiknya kamu sama aku, aku adalah ibu dari anak-anakmu...”

PUK. Malika terperangah ketika kakinya ada yang menepuk. Siapa lagi kalau bukan Adam. Jemari pemuda itu masih menyengkeram ujung roknya. Wajah Malika yang bersimbah air mata tersenyum geli melihat sikap konyol Adam.

Persis anak kecil takut ditinggal sendirian.

Sekilas Adam membuka mata, menatap Malika redup. Bibirnya menggumamkan tiga kata. Lirih dan tersendat, “Buk, ada apa...?”

Malika geleng-geleng kepala dan sibuk menghapus air mata dengan ujung jilbabnya.

“Nggak ada apa-apa. Rindu sama anak,” jawab Malika tenang. Tidak ingin Adam melihat kesedihannya, tangan Malika mengusap kelopak mata Adam agar menutup kembali. Pemuda itu terjengit dan sekilas mengangkat wajah.

Ajaib. Tak butuh waktu lama, Adam langsung tertidur. Suara dengkurannya terdengar tipis dan beraturan. Mungkin baru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status