Share

26. Pesan dari Melisa

Dipta duduk termenung di halaman belakang, otaknya berkelana pada sore penuh gairah dengan Clara. Meski akhirnya, itu bukan kekasihnya yang sebenarnya. Dipta merutuki kebodohan karena dari gerakan sensual yang dibuat kekasihnya itu memang sangat berbeda. Kaku, dan wajahnya begitu dingin, bahkan seluruh kamarnya berbau kembang kamboja. Dipta yang terbuai gairah seakan lupa, otaknya membeku karena kenikmatan yang disuguhkan membuat akalnya tidak bisa berpikir.

”Shit! Harusnya gue nggak setujuin tawaran Alina pas mau jual adeknya ke gue,” umpat Dipta.

Meski tak ia pungkiri, kali pertama ia melihat wajah Melisa saat berkunjung ke rumah rekannya itu, Dipta langsung jatuh hati. Tergiur karena masih dalam keadaan virgin, Dipta menyetujui tanpa berpikir panjang dan itulah mengapa ia berani membayar mahal. Lelaki ini masih teringat kala pertama kali Melisa dibawa paksa ke rumahnya untuk diiming-imingi bekerja untuk membayar budi pada Alina, wajahnya tersenyum manis. Tetapi kenyataan yang mena
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status