Share

29. Menyusup ke Rumah Dipta

”Kita nggak bisa buru-buru gini, Lin. Lo tenangin diri dulu.”

Erika menarik lengan sahabatnya agar kembali duduk. Rumini mengecek lemari pendingin untuk mengambil air minum untuk majikannya. Alina meneguk minuman yang diberi oleh Rumini, ia mengatur napasnya, kemudian menangis sambil menangkupkan wajah.

”Gue nggak pernah ngerasa diinginkan.” Dengan pandangan nanar, Alina berbicara. ”Liburan beberapa hari lalu, gue ketemu ibu. Dia belom mati kayak yang bude bilang. She looks happy sama suami barunya.” Kemudian tertawa menyedihkan. Alina tertawa, akan tetapi matanya terus saja bercucuran air mata.

Erika mengusap lengan Alina, sedangkan Ardan baru mengetahui ini. Ia merutuki dirinya sendiri karena nyatanya, istrinya itu tidak merasa aman dan nyaman untuk membagi setiap resah yang ia rasakan. Alina benar, ia sendirian meski berdua dalam ikatan pernikahan.

”Sekarang di pernikahan ini, gue juga nggak diinginkan. Suami gue lebih peduli sama adik tiri kesayangan. Pagi gue kerja sampe malem h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status