Share

3

Di sebuah Butik atau sebut saja ’Caramel Butik’, milik dari Camelia.

”Selamat pagi, Nyonya Camel. Pagi ini kita mendapatkan pesanan khusus dan juga meminta untuk Nyonya sendiri yang melayani beliau.” Ucap salah seorang asisten dari Camelia.

Camelia tak hanya menjalankan bisnis Butik namun juga berperan sebagai seorang desainer yang cukup terkenal dikalangan sosialita.

“Baiklah, mohon untuk menunggu beberapa menit lagi.” Ucap Camelia, sembari menghentikan pekerjaannya. Merenggangkan otot-otot, setelah lelah dengan desain-desain terbaru mereka.

Camelia melangkah menuju ruang tamu khusus, dan sungguh terkejutnya Camelia tatkala melihat sudah ada Annette, isteri dari Elbert. Annette bersama Elbert duduk manis menanti kedatangan Camelia. 

“Selamat siang, Paman Bibi!” Ucap Camelia menyapa.

”Selamat siang, Camelia,” balas Annette ramah. 

”Hari ini, aku dan Elbert ingin memesan langsung pakaian couple dari sini. Apakah kau bisa memberikan contoh desain special dari butik ini?” ucap Annette.

”Yah, tentu saja, bibi.” Ucap Camelia, dengan tubuh melemah. Camelia masih teringat dengan semua perbuatannya bersama Uncle El. Camelia benar-benar sudah menghindar sebisa mungkin.

”Silakan dilihat, paman bibi.” Ucap Camelia, sembari menyodorkan iPad miliknya, yang menampilkan beberapa desain khusus.

Disela Annette yang sedang asyik melihat gambar desain, Mr. El justru sibuk memandangi wajah cantik Camel, sembari melemparkan senyuman. Camel terus menghindar dan tak menghiraukan itu.

”Baik, aku akan memilih desain ini. Pakaian ini akan kami kenakan di hari Wedding Anniversary kami yang ke delapan belas tahun.” Ucap Annette.

”Baik, bibi. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik.”

”Terima kasih, Camel. Ah, akhir pekan akan ada acara jamuan makan di hotel utama kami. Kuharap, kau hadir bersama Veter. Jangan hanya sibuk berkerja saja, oke!” Annet dengan lembut, memeluk Camel. Sungguh Camel kian merasa bersalah dengan semua ini.

Elbert dan Annette menikah diusia muda, yaitu ketika mereka akan masuk le perguruan tinggi. Ini merupakan pernikahan atas dasar perjodohan, sehingga pada kenyataannya Elbert tidak pernah benar-benar mencintai Annette. Hanya saja, mereka harus menjalani semua itu demi generasi penerus dan juga kekayaan yang melimpah tak jatuh ke pasangan yang tidak tepat menurut orang tua mereka.

”Gila! Aku benar-benar wanita jahat! Bagaimana bisa aku melakukan kejahatan ini pada bibi Annette yang baik hati..” lirih hati Camel penuh penyesalan.

Akhir pekan pun tiba...

”Mansion Kediaman Veter dan Camelia”

”Veter, apakah kau tidak akan datang ke jamuan makan keluarga paman dan bibi Annette?” tanya Camel lembut, sembari mengusap bahu Veter.

”Aku akan datang, namun aku harus menyelesaikan ini terlebih dahulu. Jika kau tidak ingin menunggu, kau boleh pergi lebih dulu.” Ucap Veter, yang masih duduk di depan layar laptopnya. 

Yah, Veter si suami yang selalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga nyaris melupakan perannya sebagai seorang suami sekaligus kepala keluarga. Alhasil, di usia pernikahan mereka yang sudah menginjak enam tahun, mereka belum juga dikaruniai keturunan.

”Aku akan menunggumu, Veter.” Ucap Camelia sembari duduk di samping Veter, sesekali Camelia memijat pundak Veter dan membelai punggung Veter.

”Baiklah, kita pergi sekarang.” Veter beranjak begitu saja dari kursi kerjanya dan melangkah menuju loby utama.

Camelia sudah biasa dengan sikap acuh dari suaminya ini, dan hanya dapat bersabar.

***

Ketika dalam perjalanan menuju hotel milik keluarga Mr. Elbert

”Beberapa hari lagi, aku akan pergi ke luar negeri untuk suatu pekerjaan. Aku akan lebih sibuk, karena perusahaan baru yang kami jalankan.”

”Maksudmu, perusahaan yang baru saja diresmikan itu?”

“Yah, benar. Peluang keuntungan sangatlah besar dan juga lokasi yang strategis. Jadi, kuharap kau lebih memahami posisiku saat ini.”

”Baiklah, asalkan kau masih ingat rumah dan menjaga kesehatanmu dengan baik.”

”Tentu saja, kau tak perlu terlalu mengaturku.”

Setelah mendengar kalimat terakhir itu, pembicaraan pun terasa hambar dan tak menarik.

”Kita sudah tiba, tuan Nyonya." Ucap supir yang membawa mereka.

***

Hotel Xx.

Mereka bahkan tidak bergandengan tangan ketika memasuki hotel hingga aula utama. 

”Kak Veter! Kak Camelia!” Ucap Joseph menyambut kedatangan Veter bersama Camelia.

”Ini hadiah untukmu, karena sudah menjadi pria kecil yang manis.” Ucap Veter, sembari menjahili Joseph.

”Selamat malam, paman bibi dan juga Granny ku yang cantik!” Ucap Veter menyapa Nenek kesayangannya.

”Huh, kau hanya pandai merayu Granny namun payah dalam hal merayu istrimu!” Ucap Mrs. Alvaresh (Nenek dari Veter)

”Huh, apa maksud Granny!” Ucap Veter mengusap wajah neneknya.

”Lihatlah, istrimu belum hamil juga, ataukah memang kalian tidak dapat menghasilkan keturunan dengan baik?” sontak ucapan sinis dari Mrs. Alvaresh, membuat suasana yang awalnya ceria menjadi canggung.

Raut wajah Camel pun muram dan lagi memiliki semangat.

”Sudahlah, tak perlu diambil hati ucapan dari Granny. Bukankah yang Granny ucapkan juga benar adanya..” timpal saudari sepupu perempuan dari Veter. 

Camel hanya membalas dengan senyuman. Yah, suasana keluarga besar Alvaresh memang tidak pernah menyenangkan bagi Camelia yang selalu menerima kritikan karena Camelia yang belum juga hamil hingga saat ini.

Namun, semua itu sudah menjadi hal biasa bagi Camelia. Sehingga tak ada lagi ruang untuk tersinggung.

Saat semua orang sedang berpesta, Camel berbincang dengan Joseph si anak remaja, karena Joseph sangat menyayangi Camelia.

”Kakak, apakah kakak bersedih lagi, karena ucapan Granny dan kak Claire?” tanya Joseph.

”Tidak, aku tidak apa-apa!” Balas Camel dengan wajah tersenyum.

”Keluarga Daddy memang semuanya sombong, namun hanya kak Camelia yang tidak begitu.” Ucap Joseph terlihat kesal.

”Terima kasih, Joseph.”

Keduanya begitu asyik bercanda, yah Camelia selalu terpojok di dalam acara keluarga seperti saat ini.

”Joseph, granny memanggilmu untuk bergabung.” Ucap Mr. El, yang tiba-tiba muncul.

“Oke, daddy. Kak Camel jangan bersedih lagi!” Ucap Joseph.

Kini hanya ada Mr. El dan Camelia.

”Nampaknya, Joseph selalu menyukai kakak cantiknya satu ini.” Ucap Mr. El, namun Camel justru acuh dan hendak pergi dari sana.

”Camelia, aku merindukanmu, sangat rindu..” Ucap Mr. El, lalu meraih tangam Camelia dan memeluk Camelia menuju pojok.

”Paman, hentikan. Jika ada yang melihat, semua bisa kacau!” Pekik Camelia gemetar ketakutan.

”Tidak akan ada yang tahu, jika kau tidak berisik..” ucap Mr. El, sembari mengecup tengkuk leher bagian belakang Camel.

Ughk.. ”Jangan paman, kita bisa ketahuan..” 

Tiba-tiba saja, ada beberapa orang datang ke area mereka sembari berbincang.

Camelia sangat cemas, hingga tubuhnya terasa sangat ringan. Mr. El mengetahui kecemasan Camel, dan mulai membelai paha mulus Camel.

”Sudah berapa lama Veter tidak menyentuhmu seperti ini, baby?” ucap Mr. El, seketika berlutut di hadapan Camel, dan menyibak dress panjang milik Camel.

Camel tidak dapat berbuat apa-apa, karena takut ketahuan. Tubuh Camel kian gemetar hebat, saat mendengar suara dari Veter juga Bibi Annette.

Namun Mr. El justru sudah memainkan vaginanya, dan mulai menjilati menghisapnya dari balik dress panjang itu. Yah, Mr. El membenamkan kepalanya ke dapan dress milik Camel. Mr. El juga menusuk jemarinya ke dalam vagina milik Camel dan akhirnya membuat Camelia mencapai titik puncak kenikmatan yang hakiki. Seluruh tubuh Camel bagikan tersengat aliran listrik.

”Lalu, bagaimana denga wanitamu yang berada di luar negeri itu?” tanya Annette pada Veter.

“Kami semakin mesra, dan juga itulah alasanku bertahan lama di luar negeri. Wanita itu sangat liar dan selalu membuatku terus ingin menghujam vaginanya!” Ucap Veter sembari tertawa lepas.

Mendengar semua itu, Camel benar-benar hancur. Ternyata, selama ini Veter sudah bermain di belakangnya dan bahkan bibi Annette pun tahu hal itu.

Setelah beberapa saat, mereka pun pergi sembari terus berbincang.

”Kau pada akhirnya harus mendengarkan semua itu secara langsung, bukan? Lantas, apakah kau akan diam saja. Sedangkan, untuk terlepas dari bajingan kecil itu, kau sangat sulit, baby?“ bisik Mr. El.

”Apa bedanya dengan paman, yang terus mempermainkan seorang wanita yang bodoh seperti aku ini..” Camel pun segera pergi dari sana meninggalkan Mr. El.

Camelia pun sudah tak lagi merasa bersalah pada suaminya, Veter.

“Veter, sekarang kau akan kehilangan Camelia yang dulu mencintaimu dengan sangat banyak..” ucap Camel menyeka air matanya yang seakan tak berhenti berderai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status