Di sebuah Butik atau sebut saja ’Caramel Butik’, milik dari Camelia.
”Selamat pagi, Nyonya Camel. Pagi ini kita mendapatkan pesanan khusus dan juga meminta untuk Nyonya sendiri yang melayani beliau.” Ucap salah seorang asisten dari Camelia.
Camelia tak hanya menjalankan bisnis Butik namun juga berperan sebagai seorang desainer yang cukup terkenal dikalangan sosialita.
“Baiklah, mohon untuk menunggu beberapa menit lagi.” Ucap Camelia, sembari menghentikan pekerjaannya. Merenggangkan otot-otot, setelah lelah dengan desain-desain terbaru mereka.
Camelia melangkah menuju ruang tamu khusus, dan sungguh terkejutnya Camelia tatkala melihat sudah ada Annette, isteri dari Elbert. Annette bersama Elbert duduk manis menanti kedatangan Camelia.
“Selamat siang, Paman Bibi!” Ucap Camelia menyapa.
”Selamat siang, Camelia,” balas Annette ramah.
”Hari ini, aku dan Elbert ingin memesan langsung pakaian couple dari sini. Apakah kau bisa memberikan contoh desain special dari butik ini?” ucap Annette.
”Yah, tentu saja, bibi.” Ucap Camelia, dengan tubuh melemah. Camelia masih teringat dengan semua perbuatannya bersama Uncle El. Camelia benar-benar sudah menghindar sebisa mungkin.
”Silakan dilihat, paman bibi.” Ucap Camelia, sembari menyodorkan iPad miliknya, yang menampilkan beberapa desain khusus.
Disela Annette yang sedang asyik melihat gambar desain, Mr. El justru sibuk memandangi wajah cantik Camel, sembari melemparkan senyuman. Camel terus menghindar dan tak menghiraukan itu.
”Baik, aku akan memilih desain ini. Pakaian ini akan kami kenakan di hari Wedding Anniversary kami yang ke delapan belas tahun.” Ucap Annette.
”Baik, bibi. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik.”
”Terima kasih, Camel. Ah, akhir pekan akan ada acara jamuan makan di hotel utama kami. Kuharap, kau hadir bersama Veter. Jangan hanya sibuk berkerja saja, oke!” Annet dengan lembut, memeluk Camel. Sungguh Camel kian merasa bersalah dengan semua ini.
Elbert dan Annette menikah diusia muda, yaitu ketika mereka akan masuk le perguruan tinggi. Ini merupakan pernikahan atas dasar perjodohan, sehingga pada kenyataannya Elbert tidak pernah benar-benar mencintai Annette. Hanya saja, mereka harus menjalani semua itu demi generasi penerus dan juga kekayaan yang melimpah tak jatuh ke pasangan yang tidak tepat menurut orang tua mereka.
”Gila! Aku benar-benar wanita jahat! Bagaimana bisa aku melakukan kejahatan ini pada bibi Annette yang baik hati..” lirih hati Camel penuh penyesalan.
Akhir pekan pun tiba...
”Mansion Kediaman Veter dan Camelia”
”Veter, apakah kau tidak akan datang ke jamuan makan keluarga paman dan bibi Annette?” tanya Camel lembut, sembari mengusap bahu Veter.
”Aku akan datang, namun aku harus menyelesaikan ini terlebih dahulu. Jika kau tidak ingin menunggu, kau boleh pergi lebih dulu.” Ucap Veter, yang masih duduk di depan layar laptopnya.
Yah, Veter si suami yang selalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga nyaris melupakan perannya sebagai seorang suami sekaligus kepala keluarga. Alhasil, di usia pernikahan mereka yang sudah menginjak enam tahun, mereka belum juga dikaruniai keturunan.
”Aku akan menunggumu, Veter.” Ucap Camelia sembari duduk di samping Veter, sesekali Camelia memijat pundak Veter dan membelai punggung Veter.
”Baiklah, kita pergi sekarang.” Veter beranjak begitu saja dari kursi kerjanya dan melangkah menuju loby utama.
Camelia sudah biasa dengan sikap acuh dari suaminya ini, dan hanya dapat bersabar.
***
Ketika dalam perjalanan menuju hotel milik keluarga Mr. Elbert
”Beberapa hari lagi, aku akan pergi ke luar negeri untuk suatu pekerjaan. Aku akan lebih sibuk, karena perusahaan baru yang kami jalankan.”
”Maksudmu, perusahaan yang baru saja diresmikan itu?”
“Yah, benar. Peluang keuntungan sangatlah besar dan juga lokasi yang strategis. Jadi, kuharap kau lebih memahami posisiku saat ini.”
”Baiklah, asalkan kau masih ingat rumah dan menjaga kesehatanmu dengan baik.”
”Tentu saja, kau tak perlu terlalu mengaturku.”
Setelah mendengar kalimat terakhir itu, pembicaraan pun terasa hambar dan tak menarik.
”Kita sudah tiba, tuan Nyonya." Ucap supir yang membawa mereka.
***
Hotel Xx.
Mereka bahkan tidak bergandengan tangan ketika memasuki hotel hingga aula utama.
”Kak Veter! Kak Camelia!” Ucap Joseph menyambut kedatangan Veter bersama Camelia.
”Ini hadiah untukmu, karena sudah menjadi pria kecil yang manis.” Ucap Veter, sembari menjahili Joseph.
”Selamat malam, paman bibi dan juga Granny ku yang cantik!” Ucap Veter menyapa Nenek kesayangannya.
”Huh, kau hanya pandai merayu Granny namun payah dalam hal merayu istrimu!” Ucap Mrs. Alvaresh (Nenek dari Veter)
”Huh, apa maksud Granny!” Ucap Veter mengusap wajah neneknya.
”Lihatlah, istrimu belum hamil juga, ataukah memang kalian tidak dapat menghasilkan keturunan dengan baik?” sontak ucapan sinis dari Mrs. Alvaresh, membuat suasana yang awalnya ceria menjadi canggung.
Raut wajah Camel pun muram dan lagi memiliki semangat.
”Sudahlah, tak perlu diambil hati ucapan dari Granny. Bukankah yang Granny ucapkan juga benar adanya..” timpal saudari sepupu perempuan dari Veter.
Camel hanya membalas dengan senyuman. Yah, suasana keluarga besar Alvaresh memang tidak pernah menyenangkan bagi Camelia yang selalu menerima kritikan karena Camelia yang belum juga hamil hingga saat ini.
Namun, semua itu sudah menjadi hal biasa bagi Camelia. Sehingga tak ada lagi ruang untuk tersinggung.
Saat semua orang sedang berpesta, Camel berbincang dengan Joseph si anak remaja, karena Joseph sangat menyayangi Camelia.
”Kakak, apakah kakak bersedih lagi, karena ucapan Granny dan kak Claire?” tanya Joseph.
”Tidak, aku tidak apa-apa!” Balas Camel dengan wajah tersenyum.
”Keluarga Daddy memang semuanya sombong, namun hanya kak Camelia yang tidak begitu.” Ucap Joseph terlihat kesal.
”Terima kasih, Joseph.”
Keduanya begitu asyik bercanda, yah Camelia selalu terpojok di dalam acara keluarga seperti saat ini.
”Joseph, granny memanggilmu untuk bergabung.” Ucap Mr. El, yang tiba-tiba muncul.
“Oke, daddy. Kak Camel jangan bersedih lagi!” Ucap Joseph.
Kini hanya ada Mr. El dan Camelia.
”Nampaknya, Joseph selalu menyukai kakak cantiknya satu ini.” Ucap Mr. El, namun Camel justru acuh dan hendak pergi dari sana.
”Camelia, aku merindukanmu, sangat rindu..” Ucap Mr. El, lalu meraih tangam Camelia dan memeluk Camelia menuju pojok.
”Paman, hentikan. Jika ada yang melihat, semua bisa kacau!” Pekik Camelia gemetar ketakutan.
”Tidak akan ada yang tahu, jika kau tidak berisik..” ucap Mr. El, sembari mengecup tengkuk leher bagian belakang Camel.
Ughk.. ”Jangan paman, kita bisa ketahuan..”
Tiba-tiba saja, ada beberapa orang datang ke area mereka sembari berbincang.
Camelia sangat cemas, hingga tubuhnya terasa sangat ringan. Mr. El mengetahui kecemasan Camel, dan mulai membelai paha mulus Camel.
”Sudah berapa lama Veter tidak menyentuhmu seperti ini, baby?” ucap Mr. El, seketika berlutut di hadapan Camel, dan menyibak dress panjang milik Camel.
Camel tidak dapat berbuat apa-apa, karena takut ketahuan. Tubuh Camel kian gemetar hebat, saat mendengar suara dari Veter juga Bibi Annette.
Namun Mr. El justru sudah memainkan vaginanya, dan mulai menjilati menghisapnya dari balik dress panjang itu. Yah, Mr. El membenamkan kepalanya ke dapan dress milik Camel. Mr. El juga menusuk jemarinya ke dalam vagina milik Camel dan akhirnya membuat Camelia mencapai titik puncak kenikmatan yang hakiki. Seluruh tubuh Camel bagikan tersengat aliran listrik.
”Lalu, bagaimana denga wanitamu yang berada di luar negeri itu?” tanya Annette pada Veter.
“Kami semakin mesra, dan juga itulah alasanku bertahan lama di luar negeri. Wanita itu sangat liar dan selalu membuatku terus ingin menghujam vaginanya!” Ucap Veter sembari tertawa lepas.
Mendengar semua itu, Camel benar-benar hancur. Ternyata, selama ini Veter sudah bermain di belakangnya dan bahkan bibi Annette pun tahu hal itu.
Setelah beberapa saat, mereka pun pergi sembari terus berbincang.
”Kau pada akhirnya harus mendengarkan semua itu secara langsung, bukan? Lantas, apakah kau akan diam saja. Sedangkan, untuk terlepas dari bajingan kecil itu, kau sangat sulit, baby?“ bisik Mr. El.
”Apa bedanya dengan paman, yang terus mempermainkan seorang wanita yang bodoh seperti aku ini..” Camel pun segera pergi dari sana meninggalkan Mr. El.
Camelia pun sudah tak lagi merasa bersalah pada suaminya, Veter.
“Veter, sekarang kau akan kehilangan Camelia yang dulu mencintaimu dengan sangat banyak..” ucap Camel menyeka air matanya yang seakan tak berhenti berderai.
Sejak kejadian malam itu, hubungan rumah tangga Veter bersama Camelia kian dingin. Veter nyaris tak pulang ke kediaman mereka, Camelia benar-benar menjalani kehidupannya seperti seorang wanita tanpa suami.’Caramel Butik’”Sial! Benar-benar sialan!” Camel mengumpat, sembari meletakkan pena di atas meja kerjanya.”Apa yang harus kulakukan dengan hubungan hampa ini.. apakah aku harus bercerai.. tapi keluargaku tidak akan mendengarkan aku, karena hal ini hanya akan mempermalukan nama baik keluarga. Yah, itulah yang hanya daddy pikirkan..” gumam Camel dengan rasa putus asa."Permisi nyonya Camel, di depan sudah ada nyonya Annette.””Baiklah, aku akan datang.”Camelia pergi menemui Annette, yang hendak mengambil baju pesanannya untuk pesta Wedding Anniversary bersama Elbert.”Wow, amazing! Aku sangat menyukai ini, Camel.” Ucap Annette kegirangan.Annette menatap ke arah wajah Camel yang terlihat datar, seakan sedang menyimpan beban berat.”Cantik, cerdas dan berbakat.. hanya saja perihal a
Di pagi hari, Camell tersentak saat mendapati Mr. El tak berada di sisinya. Namun juga terdengar suara air dari balik pintu kamar mereka. Ternyata, pemandangan indah nan langka pun dapat Camell nikmati Dipagi hari ini.Mr. El duduk di tepi kolam dengan tubuh seksi nan menggugah selera bagi siapa saja yang melihatnya.“Ah sial, aku baru menyadari, jika tubuh paman begitu menggairahkan..” batin Camell dengan menggigit bibir bawahnya. Camel bergegas untuk menggosok gigi dan mencuci muka. Hendak bergabung dengan Mr. El di kolam renang pribadi.”Mengapa berenang sendirian, paman? Mengapa tidak mengajakku?' ucap Camell dengan pakaian dress seksinya.Mr. El menoleh dan tentu saja terpesona dengan penampilan wanita cantik di depannya ini.”Aku tidak ingin membangunkanmu, karena tubuhmu terlihat begitu kelelahan.” Camell pun duduk di samping Mr. El, lalu bersandar dibahu Mr. El sembari berbincang santai.“Aku seolah kembali ke masa mudaku, saat aku mulai mengenal yang namanya cinta.” Ucap
Pada akhir tahun, Camelia memutuskan untuk pergi ke kediaman orangtuanya di kota B. •Mansion Kediaman Keluarga Hebrew•Camel datang bersama seorang supir, dan juga seorang asisten pribadinya.”Selamat datang kembali, Nyonya muda Camelia,” sapa para maids menyambut kedatangan Lie.”Silakan masuk, nyonya muda,” ucap salah seorang senior maids, lalu mengajak Camel untuk menuju ruang keluarga besarnya.”Mommy, daddy, i'm home!” Ucap Camel, lalu saling memeluk dengan kedua orangtuanya.”Masih belum juga?” tanya Mr. Deolopa, ayah dari Camel dengan menunjuk ke arah perut rata Camel. Artinya, mempertanyakan Camel yang masih belum juga mengandung seorang bayi.”Yah, sepertinya masih belum dikarunia pada kami,” balas Camel dengan senyuman paksa.Camelia ialah anak perempuan bungsu dari tiga bersaudara. Saudara nomor satu dan dua ialah laki-laki. Carolus Hebrew [Anak laki-laki pertama]Usia tiga puluh lima tahun, tampan mapan dan seorang CEO dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pen
Tepat di malam yang telah dijanjikan, Veter membawa Camelia untuk menikmati malam perayaan wedding anniversary mereka yang tertunda. Jika biasanya Camelia yang selalu antusias, namun kali ini Camelia terlihat tidak terlalu menikmatinya.•Hotel Pusat Kota•Makan malam yang membosankan pun berakhir dengan tidak nyaman, dikarenakan Veter yang terus mendapatkan panggilan masuk dari para kliennya. Tentu, itu sangat mengganggu, padahal Camelia sudah menonaktifkan ponsel miliknya.”Lebih baik kita kembali pulang. Sepertinya, kau harus mengurus pekerjaanmu sebagai seorang pimpinan.” Ucap Camelia.”Ah, maafkan aku Camelia, seharusnya malam ini berakhir indah, bukan?” ucap Veter.”Aku akan mencoba memahami situasi. Aku juga cukup lelah,” ucap Camelia.”Kakak!” Seseorang memanggil mereka yang sedang berdiri di depan lobby utama.”Veter, Camelia?” ucap Annette yang sedang bersama Mr. El juga Joseph.“Ah, paman, bibi, aku hampir lupa, inikan hotel milik paman El,” ucap Veter dengan tersenyum ramah
”Bangsat!” Veter mengumpat, dan menjambak rambutnya sendiri.”Camelia Hebrew istriku, bukalah pintunya. Aku ingin kita bicara,” ucap Veter samar-samar terdengar dari balik pintu.Karena kamar-kamar memiliki peredam suara ketika dikunci, tentu sulit untuk berkomunikasi dari balik pintu saja.Camel pun beranjak dari tempat tidur ke arah pintu kamar.”Bukankah kau sangat sibuk, Veter? Mengapa kau ingin bicara padaku?””Camelia, aku tidak mengerti dengan ucapanmu? Sebenarnya, apa maksud dari ucapanmu malam ini? Wanita di luar negeri? Apa selama ini kau memendam amarah hanya karena gurauan itu?” ”Gurauan? Kau sangat naif, Veter. Bagaimana bisa kau bergurau akan hal-hal yang sangat sensitif. Ucapanmu sangat gila dan tidak masuk akal.” ”Camelia, istriku.. aku akui, bibi Annette memang selalu menyodorkan padaku wanita-wanita muda, dan ada begitu banyak wanita yang sudah kutemui. Namun, apa artinya wanita murahan diluar sana, jika istriku disini sudah sempurna..””Hentikanlah omong kosongmu
°Mansion Kediaman Keluarga Alvaresh°Semua duduk di ruang keluarga, dan suasana terasa sedikit tegang.”Benar semua yang Veter katakan itu, Annete?” ucap Mr. Beatrice, ayah dari Veter.Annete tertunduk lesu, dan terlihat sangat gemetar. ”Yah, aku hanya ingin Veter hidup bahagia,”Plakh...Suara tamparan keras dari Mrs. Renatha, nenek dari Veter.”Tidak akan kubiarkan satupun hama yang berani mempermalukan nama keluarga Alvaresh. Sekalipun, suamiku sudah tiada, nama Alaversh harus tetap hormat bersih.” Tegas Mrs. Rhnatha/ RhenaMendengar ucapan dari Mrs. Rhena, cukup membuat Camelia bergidik ngeri. Walau bagaimanapun, Camelia juga sebagai pelaku yang akan menyebabkan petaka, jika hubungan rahasia mereka terbongkar.“Sudah cukup perbuatan memalukan yang sudah kau lakukan, aku sudah cukup menutup mata kuga telingaku. Tapi kali ini tidak lagi, karena Veter adalah cucu pertama di keluarga ini.” Tegas Mrs. Rhena.”Mom, duduklah, jaga kesehatan mommy.” Ucap Mr. Trice/ Beatrice.”Kau tidak pa
”Tuan Carolos, tenanglah,” ucap Mr. Trice.”Hentikan, Tuan Beatrice. Bahkan selama ini anda hanya acuh melihat kondisi saudariku terkucilkan oleh keluarga Alvaresh. Ini tidak dapat dibiarkan begitu saja.” Bentak Carolos yang sudah kepalang emosi.“Carolos, tenang.” Tegas Mr. Dealopa, dan Carol pun terdiam ketika ayahnya yang terhormat sudah bicara.Sementara itu, Camelia menjadi lebih banyak diam. Namun, dipikir-pikir lagi, Camelia pun tidak jauh lebih baik, karena Camelia bermain gila bersama Mr. El.“Daddy, Carolos, kumohon hentikan semua ini. Pernikahan ini adalah pilihanku dan aku tidak ingin kalian terlalu turut campur hingga perihal perceraian. Veter sudah mengakui kesalahannya dan mencoba untuk memperbaiki. Apakah salah jika aku memberikan suamiku kesempatan kembali?” ucap Camelia dengan tubuh gemetar.”Camelia, kau..” ucap Carolos menyela, namun”Lanjutkan, putriku,” ucap Mr. Deolopa, Carolos pun terdiam lagi.”Keluarga yang cukup sempurna dan harmonis. Namun, sungguh sayang w
Sudah enam bulan berlalu, Veter tak kunjung sadar dari kondisi komanya. Sedangkan Camelia juga harus mengerjakan pekerjaannya.Alhasil, keluarga sepakat untuk membawa Danil pulang saja. Namun tetap dalam pantauan media yang ketat dan intensif.°Caramel Butik°Camel kembali ke rutinitasnya, dan fokus untuk bekerja. Sementara Veter, diserahkan pada salah perawat terpercaya.”Melelahkan selali,” keluh Camel, sembari menyilang kalender yang sudah diberi tanpa note khusus.Kondisi rumah tangga Camel sudah diujung tanduk, akan tetapi karena Veter masih koma, sulit untuk bercerai. Bukankah Camel akan dianggap istri kurang ajar, jika menceraikan suami yang sedang terbaring tak berdaya.Sementara itu, proses perceraian Mr. El dan Annette sudah terselesaikan dengan cukup baik.Knock...Knock...Knock...”Permisi nyonya, ada tamu ingin bertemu dengan nyonya.” Ucap salah seorang pekerja.”Persilakan masuk.” Ucap Camel, lalu menghentikan pekerjaannya.”Selamat malam, Nyonya Camelia.” Ucap seorang pr