Pada akhir tahun, Camelia memutuskan untuk pergi ke kediaman orangtuanya di kota B.
•Mansion Kediaman Keluarga Hebrew•
Camel datang bersama seorang supir, dan juga seorang asisten pribadinya.
”Selamat datang kembali, Nyonya muda Camelia,” sapa para maids menyambut kedatangan Lie.
”Silakan masuk, nyonya muda,” ucap salah seorang senior maids, lalu mengajak Camel untuk menuju ruang keluarga besarnya.
”Mommy, daddy, i'm home!” Ucap Camel, lalu saling memeluk dengan kedua orangtuanya.
”Masih belum juga?” tanya Mr. Deolopa, ayah dari Camel dengan menunjuk ke arah perut rata Camel. Artinya, mempertanyakan Camel yang masih belum juga mengandung seorang bayi.
”Yah, sepertinya masih belum dikarunia pada kami,” balas Camel dengan senyuman paksa.
Camelia ialah anak perempuan bungsu dari tiga bersaudara. Saudara nomor satu dan dua ialah laki-laki.
Carolus Hebrew [Anak laki-laki pertama]
Usia tiga puluh lima tahun, tampan mapan dan seorang CEO dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan barang juga jasa.
Sudah menikah dengan anak perempuan tunggal dari keluarga terhormat, dengan dikaruniai satu orang anak laki-laki tampan.
Carment Hebrew [Anak laki-laki nomor dua]
Usia tiga puluh tahun, Dokter Bedah Plastik. Baru saja menyelesaikan pendidikan spesialis bedahnya di usia yang masih tergolong muda, dikarenakan sangat cerdas. Selama menempuh pendidikan dasar hingga menengah atas, Carment selalu mendapatkan percepatan.
Belum menikah, karena terlalu perfeksionis.
”Kalian semua sudah berkumpul, dan tahun ini sepertinya Camelia memilih tempat ini untuk menyambut awal tahun.” Ucap Mr. Deolopa.
”Yes, daddy, karena sudah cukup lama kita tidak berkumpul bersama.” Timpal Camel, yang berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja di depan keluarga besarnya.
”Kuharap Veter memperlakukanmu dengan baik, jangan sampai kudengar ada masalah apapun. Karena itu adalah pria pilihanmu, hingga kau harus menikah diusia muda.” Tegas Mr. Deolopa.
Tak satupun dari mereka yang berani menyela, ketika si ayah sedang berbicara bahkan memberikan nasihat. Yah, kekurangan Camelia ialah keluarga yang sangat terhormat, memiliki disiplin tinggi. Itulah sebabnya, semua anaknya menjadi sukses seperti saat ini.
Mr. Deolopa sangat menyayangi anak-anaknya, terlebih-lebih Camelia sebagai anak perempuan satu-satunya. Oleh sebab itulah, Camelia masih bungkam perihal permasalahan rumah tangganya. Camelia tidak ingin, nama keluarganya tercoreng hanya karena permasalahan rumah tangganya.
”Camelia!” Ucap Mr. Diondra, kakek Camelia.
Mr. Diondra

”Ya, grandpa?” jawab Camel.
”Sejak terakhir kali kita berjumpa, nampaknya kau hari ini terlihat cukup kurus dan wajahmu memperlihatkan ada begitu banyak tekanan. Apa yang terjadi, Camelia cucuku?” tanya Mr. Diondra dengan tegas, meski sudah sepuh namun tetap terlihat gagah rupawan.
”Tidak ada masalah apapun, grandpa. Aku hanya sedikit kelelahan dengan pemesanan gaun pengantin hingga akhir tahun.” Ucap Camelia berkilah.
”Kau masih berani untuk berbohong padaku, aku jauh lebih mengenalmu, mengerti?”
”Sungguh, aku baik-baik saja, grandpa. Bisa tanyakan pada orang-orang di mansion kediaman kami juga butik tempatku bekerja.” Ucap Camel dengan wajah memucat dan tangan gemetar.
”Kau datang seorang diri hari ini, tanpa ada suamimu, itu sudah terlihat tidak nyaman. Jika pria kecil itu sudah berani menyakiti cucuku, maka aku tidak akan segan-segan untuk menghancurkan kaki tangannya langsung.”
Semua yang mendengar itu pun hanya terdiam, dan tak berani membantah.
”Camelia, aku mendengar sedikit desas-desus, bahwa di dalam keluarga Alvaresh kau dikucilkan, hanya karena kau belum memiliki keturunan. Apa itu semua benar?” tanya Mr. Deolopa.
Camelia benar-benar tidak bisa lagi berkilah atas apa yang sudah sampai ditelinga keluarganya.
”Jawablah dengan tenang, Camelia,” ucap Mrs. Stevanie dengan tersenyum lembut.
Mrs. Stevanie
”Maaf, aku tidak bermaksud untuk merahasiakan apapun, namun alangkah baiknya jika pembicaraan seperti ini dihentikan saja. Aku tahu, keluarga disini begitu mencemaskan aku, namun sungguh, aku tidak ingin hanya karena sebuah berita burung, lantas membuat kecemasan berlebih. Aku hanya ingin semua baik-baik saja, maafkan aku jika aku lancang.”
”Baiklah, kurasa pertemuan ini sedikit tegang, bukankah akan lebih baik jika rayakan saja kembalinya tuan putri dengan berpesta. Bukankah begitu, granny?” timpal Carolos, si pria santai.
”Yah, kau benar. Tapi, kau tidak boleh terlalu banyak minum alkohol, kau akan bodoh nanti.” Balas Mrs. Rosalie, si nenek.
Mrs. Rosalie

Setelah melaksanakan jamuan makan malam bersama, Camelia pun kembali ke kamarnya.
Merenggangkan otot-otot tubuhnya yang cukup lelah, setelah seharian hingga malam beraktivitas penuh.
Bzzt...
Getar ponsel milik Camelia dan nomor yang sangat Camelia kenali.
“Uncle El,” ucap Camelia terkejut, lalu menjawab panggilan tersebut sembari mengunci pintu kamar miliknya.
Mr. El: ”Sudah cukup lama aku tidak bertemu denganmu, baby” ucap Mr. El, dan hanya mendengar kata-kata itu saja, sudah membuat Came bergidik.
Camelia: “Aku sedang bersama keluargaku di kota B.”
Mr. El: “Yah, Joseph mengatakannya padaku, karena rencana kalian sebelumnya harus batal. Mertuaku mendadak ingin kami menghabiskan akhir tahun bersama.” Ucap Mr. El.
Camelia: ”Ah, itu hal yang bagus. Karena sudah seharusnya merayakan hal bahagia juga bersama keluarga terdekat, bukan?”
Mr. El: “Suasana di sini sangat tidak nyaman, semua hanya membahas perihal pekerjaan, tanpa bertanya bagaimana dan apa yang kami gemari..--”
Dari alur percakapan malam ini, Mr. El hanya ingin didengarkan dan merasa dibutuhkan. Sementara keluarganya sendiri, terasa begitu asing, tak satupun yang berperilaku layaknya keluarga. Rasa kesepian dan ingin dihargai itulah yang Mr. El dapatkan dari Camelia.
Camelia yang terdidik dalam suasana keluarga harmonis meskipun disiplin yang cenderung keras. Camelia dapat dengan mudah memperlakukan siapapun dengan penuh cinta. Hanya saja, sosok Veter memang pria bajingan yang layak untuk dibuang, karena tidak tahu namanya bersyukur dan menghargai.
Camelia: ”Itu adalah keluarga yang telah paman pilih, jadi jalani meski berat..”
Mr. El: ”Camelia, ingin rasanya aku bercerai dari istriku dan pergi bersamamu. Namun, aku tahu, kau tidak akan melakukan hal itu. Mengingat martabat nama baik keluargamu sejak dulu, bukan?”
Camelia: ”Aku pun tidak mengerti, hubungan seperti apa yang akan kita dapatkan dari semua ini. Oleh sebab itu, aku ingin kita akhiri saja semua ini. Sudah cukup semua yang telah kita lakukan selama ini, menurutku itu semua tidak membuatku jauh lebih baik.”
Camelia pun mengakhiri percakapan mereka, dan dengan tekat ingin mengakhiri hubungan terlarang mereka.
***
Semenjak percakapan di malam akhir tahun pada waktu itu, Camelia tak lagi menerima semua kontak masuk dan sebagainya dari Mr. El. Camelia memblokir semua kontak yang berhubungan dengan Mr. El, meski usahanya tidak sepenuhnya akan berhasil.
•Mansion Kediaman Camelia & Veter Alvaresh•
Akhirnya, Veter pun kembali dari luar kota.
“Kemana nyonya rumah ini?” tanya Veter, sembari melepaskan mantel miliknya.
”Nyonya Camelia sedang bekerja di kolam renang.” Ucap salah seorang maids.
“Tidak seperti biasanya,” ucap Veter, lalu melangkah menuju kolam renang.
Saat tiba di area kolam renang, Veter terperangah melihat kecantikan istrinya, yang sudah sekian lama tidak diperhatikannya.
”Aku kembali,” ucap Veter, lalu berjalan menghampiri Camelia.
Veter melingkarkan kedua tangannya ke area pinggang Camelia dan sedikit pijatan lembut di area payu dara Camelia.
”Maaf, karena kau harus merayakan acara tutup tahun seorang diri, hanya karena kesibukanku.” Ucap Veter.
“Yah, aku sudah terbiasa akan hal itu.” Ketus Camelia, lalu kembali fokus pada pekerjaannya.
“Malam ini, kita rayakan hari wedding anniversary kita yang tertunda. Aku sudah menyiapkan semuanya, kita akan pergi ke hotel pusat kota. Kenakan gaun yang sudah kubawa.” Ucap Veter, lalu mengajak Camelia untuk pergi ke kamar.
Setiba di kamar, Veter langsung mencumbu Camelia dengan cukup menuntut.
”Lebih baik kau beristirahat, bukankah kau lelah sepanjang perjalanan,” ucap Camelia, dan meninggalkan Veter begitu saja.
“Rasanya seperti bukan suamiku, sentuhan yang kasar dan seolah sudah biasa dilakukan dengan wanita di luar sana..” batin Camelia.
Tepat di malam yang telah dijanjikan, Veter membawa Camelia untuk menikmati malam perayaan wedding anniversary mereka yang tertunda. Jika biasanya Camelia yang selalu antusias, namun kali ini Camelia terlihat tidak terlalu menikmatinya.•Hotel Pusat Kota•Makan malam yang membosankan pun berakhir dengan tidak nyaman, dikarenakan Veter yang terus mendapatkan panggilan masuk dari para kliennya. Tentu, itu sangat mengganggu, padahal Camelia sudah menonaktifkan ponsel miliknya.”Lebih baik kita kembali pulang. Sepertinya, kau harus mengurus pekerjaanmu sebagai seorang pimpinan.” Ucap Camelia.”Ah, maafkan aku Camelia, seharusnya malam ini berakhir indah, bukan?” ucap Veter.”Aku akan mencoba memahami situasi. Aku juga cukup lelah,” ucap Camelia.”Kakak!” Seseorang memanggil mereka yang sedang berdiri di depan lobby utama.”Veter, Camelia?” ucap Annette yang sedang bersama Mr. El juga Joseph.“Ah, paman, bibi, aku hampir lupa, inikan hotel milik paman El,” ucap Veter dengan tersenyum ramah
”Bangsat!” Veter mengumpat, dan menjambak rambutnya sendiri.”Camelia Hebrew istriku, bukalah pintunya. Aku ingin kita bicara,” ucap Veter samar-samar terdengar dari balik pintu.Karena kamar-kamar memiliki peredam suara ketika dikunci, tentu sulit untuk berkomunikasi dari balik pintu saja.Camel pun beranjak dari tempat tidur ke arah pintu kamar.”Bukankah kau sangat sibuk, Veter? Mengapa kau ingin bicara padaku?””Camelia, aku tidak mengerti dengan ucapanmu? Sebenarnya, apa maksud dari ucapanmu malam ini? Wanita di luar negeri? Apa selama ini kau memendam amarah hanya karena gurauan itu?” ”Gurauan? Kau sangat naif, Veter. Bagaimana bisa kau bergurau akan hal-hal yang sangat sensitif. Ucapanmu sangat gila dan tidak masuk akal.” ”Camelia, istriku.. aku akui, bibi Annette memang selalu menyodorkan padaku wanita-wanita muda, dan ada begitu banyak wanita yang sudah kutemui. Namun, apa artinya wanita murahan diluar sana, jika istriku disini sudah sempurna..””Hentikanlah omong kosongmu
°Mansion Kediaman Keluarga Alvaresh°Semua duduk di ruang keluarga, dan suasana terasa sedikit tegang.”Benar semua yang Veter katakan itu, Annete?” ucap Mr. Beatrice, ayah dari Veter.Annete tertunduk lesu, dan terlihat sangat gemetar. ”Yah, aku hanya ingin Veter hidup bahagia,”Plakh...Suara tamparan keras dari Mrs. Renatha, nenek dari Veter.”Tidak akan kubiarkan satupun hama yang berani mempermalukan nama keluarga Alvaresh. Sekalipun, suamiku sudah tiada, nama Alaversh harus tetap hormat bersih.” Tegas Mrs. Rhnatha/ RhenaMendengar ucapan dari Mrs. Rhena, cukup membuat Camelia bergidik ngeri. Walau bagaimanapun, Camelia juga sebagai pelaku yang akan menyebabkan petaka, jika hubungan rahasia mereka terbongkar.“Sudah cukup perbuatan memalukan yang sudah kau lakukan, aku sudah cukup menutup mata kuga telingaku. Tapi kali ini tidak lagi, karena Veter adalah cucu pertama di keluarga ini.” Tegas Mrs. Rhena.”Mom, duduklah, jaga kesehatan mommy.” Ucap Mr. Trice/ Beatrice.”Kau tidak pa
”Tuan Carolos, tenanglah,” ucap Mr. Trice.”Hentikan, Tuan Beatrice. Bahkan selama ini anda hanya acuh melihat kondisi saudariku terkucilkan oleh keluarga Alvaresh. Ini tidak dapat dibiarkan begitu saja.” Bentak Carolos yang sudah kepalang emosi.“Carolos, tenang.” Tegas Mr. Dealopa, dan Carol pun terdiam ketika ayahnya yang terhormat sudah bicara.Sementara itu, Camelia menjadi lebih banyak diam. Namun, dipikir-pikir lagi, Camelia pun tidak jauh lebih baik, karena Camelia bermain gila bersama Mr. El.“Daddy, Carolos, kumohon hentikan semua ini. Pernikahan ini adalah pilihanku dan aku tidak ingin kalian terlalu turut campur hingga perihal perceraian. Veter sudah mengakui kesalahannya dan mencoba untuk memperbaiki. Apakah salah jika aku memberikan suamiku kesempatan kembali?” ucap Camelia dengan tubuh gemetar.”Camelia, kau..” ucap Carolos menyela, namun”Lanjutkan, putriku,” ucap Mr. Deolopa, Carolos pun terdiam lagi.”Keluarga yang cukup sempurna dan harmonis. Namun, sungguh sayang w
Sudah enam bulan berlalu, Veter tak kunjung sadar dari kondisi komanya. Sedangkan Camelia juga harus mengerjakan pekerjaannya.Alhasil, keluarga sepakat untuk membawa Danil pulang saja. Namun tetap dalam pantauan media yang ketat dan intensif.°Caramel Butik°Camel kembali ke rutinitasnya, dan fokus untuk bekerja. Sementara Veter, diserahkan pada salah perawat terpercaya.”Melelahkan selali,” keluh Camel, sembari menyilang kalender yang sudah diberi tanpa note khusus.Kondisi rumah tangga Camel sudah diujung tanduk, akan tetapi karena Veter masih koma, sulit untuk bercerai. Bukankah Camel akan dianggap istri kurang ajar, jika menceraikan suami yang sedang terbaring tak berdaya.Sementara itu, proses perceraian Mr. El dan Annette sudah terselesaikan dengan cukup baik.Knock...Knock...Knock...”Permisi nyonya, ada tamu ingin bertemu dengan nyonya.” Ucap salah seorang pekerja.”Persilakan masuk.” Ucap Camel, lalu menghentikan pekerjaannya.”Selamat malam, Nyonya Camelia.” Ucap seorang pr
Hari-hari Camelia sekarang menjadi lebih berwarna. Bagaimana tidak, jika pria yang menginginkan dan mencintai Camelia sedang gencar untuk terus mendekatinya. Camelia yang hidup di dalam sebuah pernikahan hampa, kini mulai mendapatkan suatu debaran yang berbeda.•Di sebuah gedung utama Pusat Kota•Camelia menghadiri sebuah pertemuan bersama para penguasa-pengusaha sukses di usia muda hingga lanjut usia.Cameli merupakan seorang designer yang sudah cukup dikenal. Dari kalangan masyarakat menengah hingga atas bahkan konglomerat. Tidak hanya sebagai designer, Camelia juga ialah owner dari usaha miliknya.”Selamat malam, nyonya Camelia Hebrew. Anda sangat menawan, silakan menikmati pesta dengan nyaman, nyonya.” Ucap salah seorang pria muda, tampan rupawan dan juga seorang old money.”Tuan muda Hans, terima kasih atas jamuan yang sangat mewah ini!” Ucap para wanita sosialita yang ikut dengan para suami mereka.”Yah, nyonya-nyonya, silakan nikmati pesta ini dengan nyaman.”Pria yang bernama
Setelah berjumpa dengan Camelia, suasana hati Hans menjadi lebih bahagia. Tanpa Hans tahu, jika Camelia sudah memiliki pria idamannya, yaitu Mr. El.•Apartemen Kediaman Camelia Hebrew•"Huh, melelahkan.. pesanan desain semakin menumpuk saja," keluh Camelia sembari merenggangkan otot-otot tubuhnya.Camelia kini tinggal di salah satu gedung apartemen yang cukup mewah. Itu sudah menjadi hak miliknya, dan Camelia cukup nyaman berada di sana.Usai membersihkan diri, Camelia masih mengenakan bathrobe dengan secangkir kopi hitam juga cake di atas meja kerjanya. Membuka tirai jendela dengan pemandangan malam nan indah.Bzzttt..."Paman El?" ucap Camelia terkejut, karena sudah cukup lama tidak saling berkabar. Dikarenakan kesibukan masing-masing dari mereka.Mr. El: "Hallo baby, mengapa tidak pernah membalas pesanku?" tanya Mr. ElCamelia: "Akhir-akhir ini aku cukup sibuk, paman. Aku .."Mr. El: "Jangan panggil aku paman lagi, itu terdengar ada jarak diantara kita, baby."Camelia: "Ah, ya Elb
Ketika Anneth tiba-tiba menghubunginya, dan mengatakan bahwa seakan-seakan Camelia telah menjadi pemicu kehancuran rumah tangganya bersama Mr. El. Sungguh, membuat aliran darah di tubuh Camelia seakan mengalir lebih cepat dari biasanya.“Mansion Kediaman Hans Van Ludwig”“Apakah semua ini yang kau katakan usaha maksimal?” Tanya hans, dengan nada dingin dan tatapan penuh intimidasi pada para bawahannya yang ditugaskan untuk menyelidiki kehidupan Camelia.“Benar tuan, namun kami akan kembali menggali informasi lebih dalam lagi.” Ucap si asisten tampan kepercayaan Hans.“Aku sangat mempercayaimu selama ini, jadi jika hanya sekadar informasi seperti ini, aku yakin kau sangat paham, bukan?” Tegas Hans, lalu meminta mereka untuk keluar dari ruang kerja miliknya. Hanya menggunakan kode tangan saja, tanpa harus bicara atau bahkan memberikan perintah yang tidak berarti.“Anneth mantan istri Elbert Alvaresh.. Elbert Alvaresh yang merupakan paman dari mantan suami Nona Camelia.. ah sial! Tidak m