Tepat di malam yang telah dijanjikan, Veter membawa Camelia untuk menikmati malam perayaan wedding anniversary mereka yang tertunda. Jika biasanya Camelia yang selalu antusias, namun kali ini Camelia terlihat tidak terlalu menikmatinya.
•Hotel Pusat Kota•
Makan malam yang membosankan pun berakhir dengan tidak nyaman, dikarenakan Veter yang terus mendapatkan panggilan masuk dari para kliennya. Tentu, itu sangat mengganggu, padahal Camelia sudah menonaktifkan ponsel miliknya.
”Lebih baik kita kembali pulang. Sepertinya, kau harus mengurus pekerjaanmu sebagai seorang pimpinan.” Ucap Camelia.
”Ah, maafkan aku Camelia, seharusnya malam ini berakhir indah, bukan?” ucap Veter.
”Aku akan mencoba memahami situasi. Aku juga cukup lelah,” ucap Camelia.
”Kakak!” Seseorang memanggil mereka yang sedang berdiri di depan lobby utama.
”Veter, Camelia?” ucap Annette yang sedang bersama Mr. El juga Joseph.
“Ah, paman, bibi, aku hampir lupa, inikan hotel milik paman El,” ucap Veter dengan tersenyum ramah.
”Kembalilah, kita akan minum-minum sebentar. Bukankah, makan malam kalian begitu singkat?” ucap Mr. El.
“Yah, kami baru saja akan memesan kamar, namun klien terus mengganggu waktu kami.” Ucap Veter.
”Itu hal wajar, mengingat kau ialah orang penting. Camelia tentu akan sangat memahami kondisimu saat ini, bukankah begitu Camelia?” ucap Annette.
“Yah, benar. Oleh sebab itu aku memintanya untuk pulang saja, dan menyelesaikan pekerjaan di rumah.” Balas Camel pada ucapan Annette yang terdengar tidak menyenangkan itu.
•••
Tepat di sebuah ruang makan vip, mereka duduk berhadapan. Namun, suasana terasa cukup canggung, terlebih, Camel sedang bad mood malam ini.
”Kakak, apakah kakak akan terus berada di luar negeri?” tanya Joseph pada Veter, untuk mencairkan suasana canggung diantara mereka.
”Untuk perihal pekerjaan, tentu saja. Namun, setelah itu akan segera kembali ke kota ini.” Balas Veter dengan tersenyum kecut.
“Joseph, seorang pria sibuk untuk bekerja itu adalah hal wajar. Kelak, jika kau sudah memiliki wanita, wanitamu harus memahami pekerjaanmu, bukan hanya menuntut ini dan itu.” Timpal Annette.
Lagi-lagi, ucapan Annette terdengar tidak menyenangkan.
”Bukankah begitu, Camelia?” ucap Annette pada Camel.
”Ucapan bibi ada benarnya juga. Namun, membangun rumah tangga bukankah dilakukan bersama? Jika salah satu hanya fokus dengan pekerjaan, lalu kapan meluangkan waktu untuk keluarga, meski hanya sebentar. Menurutku, semua harus balance, tidak berat sebelah, agar terjalin harmoni.” Tegas Camel, kali ini ucapan Camel membuat Annette sedikit tersinggung.
”Namun yang kuperhatikan hingga saat ini, hubungan rumah tangga kalian begitu-begitu saja, hanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Bukankah ucapan Camelia malam ini bertolak belakang dengan kenyataan yang ada? Benar bukan?”
”Annet, jaga ucapanmu. Meskipun mereka adalah keponakan kita, tidak seharusnya berbicara hal yang cukup sensitif seperti ini.” Ucap Mr. El memperingati istrinya, Annette.
”Kau diam saja, ini antara aku dan mereka, bukankah kau tidak pernah tertarik dengan perbincangan seperti ini?” ucap Annette, seolah memandang rendah suaminya.
“Mommy, sudah berapa kali mommy bertindak semena-mena pada daddy? Bukankah itu tindakan tidak sopan sebagai seorang istri pada suami?” timpal Joseph.
”Kau lagi Joseph. Kau hanya anak laki-laki kecil yang belum tahu tentang dunia ini. Makan saja kau masih minta dariku, lantas apa hakmu banyak bicara?”
Mendengar dan melihat tindakan arogan dari Annette. Camel benar-benar tidak habis pikir.
”Bibi, maafkan ucapan Camelia. Semua perdebatan ini tidak akan terjadi, jika Camelia tidak banyak bicara.” Tegas Veter.
Mr. El juga Camel menatap dalam ke arah Veter.
”Camelia minta maaflah pada bibi Annette atas ketidaksopanan dari ucapanmu malam ini, cepat.” Titah Veter.
”Apa kesalahanku, mengapa kau selalu saja menekanku? Bukankah kau sendiri menyaksikan dan mendengar secara langsung apa yang sudah terjadi. Mengapa semua seolah kesalahanku?” balas Camel tak kalah lancang.
”Camelia, jaga tutur katamu dihadapan keluargaku, kau hanyalah istri dari pihakku, maka kau harus melebur dengan baik.” Tegas Veter dengan sedikit berteriak dan membjat suasana makan menjadi hambar.
“Sudah hentikan, ini paman yang sedang berbicara. Jadi, tenang dam dengarkan. Mengerti?” tegas Mr. El, yang sudah cukup geram dengan tindakan semena-mena Annette.
“Maafkan kami paman, tingkah kami sangat kekanak-kanakan sekali, sangat memalukan.” Ucap Camelia, secara langsung menyindir Annette juga Veter.
”Berlagak bijak, kau saja belum pernah menjadi seorang ibu.” Cela Annette, mendengar hal itu Camel sangat marah.
Annette hanya menggunakan kelemahan Camel untuk menyerang.
”Veter bawa istrimu pulang dan tenangkan dia dengan kasih sayang. Jangan sampai paman mendengar ada kekerasan dalam tindakamu.” Tegas Mr. El.
”Baik paman, kami mohon pamit.” Ucap Veter.
***
”Kau keterlaluan Camelia, kau berani berdebat dengan bibi Annette. Apa kau tahu perbuatanmu ini hanya akan memicu permasalahan keluarga?” Teriak Veter ketika mereka berada di dalam mobil.
”Lebih baik kita fokus di perjalanan, sampai tiba di mansion baru kita bahas hal ini. Akan sangat berbahaya, jika bertengkar dalam kondisi mengemudi seperti ini.” Ucap Camel dengan suara tenang namun sedikit gemetar.
Melihat respon tenang dari Camel, Veter pun terbungkam dan terlihat jelas air mata berlinang di pipi mulus Camel.
°Mansion Kediaman Veter Alvaresh dan Camelia Hebrew°
”Camelia, seharusnya kau tidak banyak menyambut ucapan dari bibi Annette. Bukankah kau tahu, jika ucapan bibi Annette selalu saja begitu?”
”Yah, aku tahu. Lantas, apakah aku akan terus diam, ketika harga diriku diinjak-injak oleh orang lain. Bahkan sampai menghinaku, hanya karena aku belum pernah menjadi seorang ibu. Apakah itu masih pantas untuk didiamkan saja?”
”Camelia, kau tidak perlu memedulikan ucapan yang seperti itu, bukankah itu hal biasa.”
”Biasa? Kau bilang biasa saja, disaat istrimu dihina oleh orang lain, lantas kau biasa saja? Sebenarnya, aku masih bertanya-tanya, apakah kau masih mengganggap aku sebagai istrimu?”
”Apa maksud ucapanmu Camelia? Kau bicara ngelantur!”
“Veter, apa kau masih ingat dengan janjimu padaku, pada keluarga kita, bahwa kau akan terus mencintaiku, menyayangiku, menjagaku meski dalam kondisi susah maupun senang?” ucap Camel dengan tatapan tajam ke arah Veter.
”Yah. Lantas?”
”Kenyataannya tidak seperti itu. Kau hanya mementingkan citramu di hadapan keluargamu saja, tanpa peduli bagaimana perasaaku sebagai istrimu yang terus dikucilkan, hanya karena aku belum juga hamil.”
”Kau terlalu sensitif pada hal-hal yang tidak perlu. Sampai detik inipun kau masih kupertahankan, tidakkah itu lebih dari cukup?”
“Apa? Kau pikir hanya karena aku masih menjadi istrimu, lalu semua permasalahan yang datang itu biasa saja. Kau benar-benar bajingan, Veter. Kau tidak peduli bagaimana perasaaku selama ini. Jika kau tidak berniat untuk terus bersamaku. Lebih baik katakan sejak saat ini, kau pikir aku takut berpisah darimu!”
”Camelia, hentikan omong kosongmu ini!” kau hanya bicara ngelantur, kau anggap pernikahan ini mainan yang jika bosan lalu berpisah?” Teriak Veter.
Hahaha... Camel tertawa mendengar ucapan dari Veter.
”Sangat lucu, kau mengatakan komitmen padahal kau sendiri tidak melaksanakan komitmen itu. Kau bahkan bermain gila di luar negeri, dan suka menghujam vaginanya. Bukankah itu yang kau katakan pada bibi Annette di malam..--”
Veter terperanjat mendengar ucapan dari Camelia, yang ternyata sudah mengetahui perselingkuhannya selama ini.
”Cepat ceraikan aku, sebelum aku menghancurkan keluargamu. Mulai detik ini, Camelia istrimu yang sangat mencintaimu sudah mati.” Tegas Camel, lalu pergi ke kamar yang lain, enggan untuk bersama Veter bajingan.
”Bangsat!” Veter mengumpat, dan menjambak rambutnya sendiri.”Camelia Hebrew istriku, bukalah pintunya. Aku ingin kita bicara,” ucap Veter samar-samar terdengar dari balik pintu.Karena kamar-kamar memiliki peredam suara ketika dikunci, tentu sulit untuk berkomunikasi dari balik pintu saja.Camel pun beranjak dari tempat tidur ke arah pintu kamar.”Bukankah kau sangat sibuk, Veter? Mengapa kau ingin bicara padaku?””Camelia, aku tidak mengerti dengan ucapanmu? Sebenarnya, apa maksud dari ucapanmu malam ini? Wanita di luar negeri? Apa selama ini kau memendam amarah hanya karena gurauan itu?” ”Gurauan? Kau sangat naif, Veter. Bagaimana bisa kau bergurau akan hal-hal yang sangat sensitif. Ucapanmu sangat gila dan tidak masuk akal.” ”Camelia, istriku.. aku akui, bibi Annette memang selalu menyodorkan padaku wanita-wanita muda, dan ada begitu banyak wanita yang sudah kutemui. Namun, apa artinya wanita murahan diluar sana, jika istriku disini sudah sempurna..””Hentikanlah omong kosongmu
°Mansion Kediaman Keluarga Alvaresh°Semua duduk di ruang keluarga, dan suasana terasa sedikit tegang.”Benar semua yang Veter katakan itu, Annete?” ucap Mr. Beatrice, ayah dari Veter.Annete tertunduk lesu, dan terlihat sangat gemetar. ”Yah, aku hanya ingin Veter hidup bahagia,”Plakh...Suara tamparan keras dari Mrs. Renatha, nenek dari Veter.”Tidak akan kubiarkan satupun hama yang berani mempermalukan nama keluarga Alvaresh. Sekalipun, suamiku sudah tiada, nama Alaversh harus tetap hormat bersih.” Tegas Mrs. Rhnatha/ RhenaMendengar ucapan dari Mrs. Rhena, cukup membuat Camelia bergidik ngeri. Walau bagaimanapun, Camelia juga sebagai pelaku yang akan menyebabkan petaka, jika hubungan rahasia mereka terbongkar.“Sudah cukup perbuatan memalukan yang sudah kau lakukan, aku sudah cukup menutup mata kuga telingaku. Tapi kali ini tidak lagi, karena Veter adalah cucu pertama di keluarga ini.” Tegas Mrs. Rhena.”Mom, duduklah, jaga kesehatan mommy.” Ucap Mr. Trice/ Beatrice.”Kau tidak pa
”Tuan Carolos, tenanglah,” ucap Mr. Trice.”Hentikan, Tuan Beatrice. Bahkan selama ini anda hanya acuh melihat kondisi saudariku terkucilkan oleh keluarga Alvaresh. Ini tidak dapat dibiarkan begitu saja.” Bentak Carolos yang sudah kepalang emosi.“Carolos, tenang.” Tegas Mr. Dealopa, dan Carol pun terdiam ketika ayahnya yang terhormat sudah bicara.Sementara itu, Camelia menjadi lebih banyak diam. Namun, dipikir-pikir lagi, Camelia pun tidak jauh lebih baik, karena Camelia bermain gila bersama Mr. El.“Daddy, Carolos, kumohon hentikan semua ini. Pernikahan ini adalah pilihanku dan aku tidak ingin kalian terlalu turut campur hingga perihal perceraian. Veter sudah mengakui kesalahannya dan mencoba untuk memperbaiki. Apakah salah jika aku memberikan suamiku kesempatan kembali?” ucap Camelia dengan tubuh gemetar.”Camelia, kau..” ucap Carolos menyela, namun”Lanjutkan, putriku,” ucap Mr. Deolopa, Carolos pun terdiam lagi.”Keluarga yang cukup sempurna dan harmonis. Namun, sungguh sayang w
Sudah enam bulan berlalu, Veter tak kunjung sadar dari kondisi komanya. Sedangkan Camelia juga harus mengerjakan pekerjaannya.Alhasil, keluarga sepakat untuk membawa Danil pulang saja. Namun tetap dalam pantauan media yang ketat dan intensif.°Caramel Butik°Camel kembali ke rutinitasnya, dan fokus untuk bekerja. Sementara Veter, diserahkan pada salah perawat terpercaya.”Melelahkan selali,” keluh Camel, sembari menyilang kalender yang sudah diberi tanpa note khusus.Kondisi rumah tangga Camel sudah diujung tanduk, akan tetapi karena Veter masih koma, sulit untuk bercerai. Bukankah Camel akan dianggap istri kurang ajar, jika menceraikan suami yang sedang terbaring tak berdaya.Sementara itu, proses perceraian Mr. El dan Annette sudah terselesaikan dengan cukup baik.Knock...Knock...Knock...”Permisi nyonya, ada tamu ingin bertemu dengan nyonya.” Ucap salah seorang pekerja.”Persilakan masuk.” Ucap Camel, lalu menghentikan pekerjaannya.”Selamat malam, Nyonya Camelia.” Ucap seorang pr
Hari-hari Camelia sekarang menjadi lebih berwarna. Bagaimana tidak, jika pria yang menginginkan dan mencintai Camelia sedang gencar untuk terus mendekatinya. Camelia yang hidup di dalam sebuah pernikahan hampa, kini mulai mendapatkan suatu debaran yang berbeda.•Di sebuah gedung utama Pusat Kota•Camelia menghadiri sebuah pertemuan bersama para penguasa-pengusaha sukses di usia muda hingga lanjut usia.Cameli merupakan seorang designer yang sudah cukup dikenal. Dari kalangan masyarakat menengah hingga atas bahkan konglomerat. Tidak hanya sebagai designer, Camelia juga ialah owner dari usaha miliknya.”Selamat malam, nyonya Camelia Hebrew. Anda sangat menawan, silakan menikmati pesta dengan nyaman, nyonya.” Ucap salah seorang pria muda, tampan rupawan dan juga seorang old money.”Tuan muda Hans, terima kasih atas jamuan yang sangat mewah ini!” Ucap para wanita sosialita yang ikut dengan para suami mereka.”Yah, nyonya-nyonya, silakan nikmati pesta ini dengan nyaman.”Pria yang bernama
Setelah berjumpa dengan Camelia, suasana hati Hans menjadi lebih bahagia. Tanpa Hans tahu, jika Camelia sudah memiliki pria idamannya, yaitu Mr. El.•Apartemen Kediaman Camelia Hebrew•"Huh, melelahkan.. pesanan desain semakin menumpuk saja," keluh Camelia sembari merenggangkan otot-otot tubuhnya.Camelia kini tinggal di salah satu gedung apartemen yang cukup mewah. Itu sudah menjadi hak miliknya, dan Camelia cukup nyaman berada di sana.Usai membersihkan diri, Camelia masih mengenakan bathrobe dengan secangkir kopi hitam juga cake di atas meja kerjanya. Membuka tirai jendela dengan pemandangan malam nan indah.Bzzttt..."Paman El?" ucap Camelia terkejut, karena sudah cukup lama tidak saling berkabar. Dikarenakan kesibukan masing-masing dari mereka.Mr. El: "Hallo baby, mengapa tidak pernah membalas pesanku?" tanya Mr. ElCamelia: "Akhir-akhir ini aku cukup sibuk, paman. Aku .."Mr. El: "Jangan panggil aku paman lagi, itu terdengar ada jarak diantara kita, baby."Camelia: "Ah, ya Elb
Ketika Anneth tiba-tiba menghubunginya, dan mengatakan bahwa seakan-seakan Camelia telah menjadi pemicu kehancuran rumah tangganya bersama Mr. El. Sungguh, membuat aliran darah di tubuh Camelia seakan mengalir lebih cepat dari biasanya.“Mansion Kediaman Hans Van Ludwig”“Apakah semua ini yang kau katakan usaha maksimal?” Tanya hans, dengan nada dingin dan tatapan penuh intimidasi pada para bawahannya yang ditugaskan untuk menyelidiki kehidupan Camelia.“Benar tuan, namun kami akan kembali menggali informasi lebih dalam lagi.” Ucap si asisten tampan kepercayaan Hans.“Aku sangat mempercayaimu selama ini, jadi jika hanya sekadar informasi seperti ini, aku yakin kau sangat paham, bukan?” Tegas Hans, lalu meminta mereka untuk keluar dari ruang kerja miliknya. Hanya menggunakan kode tangan saja, tanpa harus bicara atau bahkan memberikan perintah yang tidak berarti.“Anneth mantan istri Elbert Alvaresh.. Elbert Alvaresh yang merupakan paman dari mantan suami Nona Camelia.. ah sial! Tidak m
Melihat Camelia yang terguncang akibat pertengkaran hari ini, Mr. El pun tidak ingin terlalu memaksa. Mr. El berusaha untuk memahami kondisi Camelia saat ini. Meski sebenarnya Mr. El tidak ingin kehilangan Camelia, namun segala hal yang berdasarkan paksaan tidaklah selalu baik. Mr. El menghentikan aksinya pada Camelia, mengantarkan Camelia kembali ke apartemen kediaman Camelia malam itu juga.Sementara disisi lainnya…“Ludwig Company Group”Perusahaan besar milik keluarga dari Hans, Hans kini terlihat sedang tidak baik-baik saja. Semua percakapan rahasia antara Camelia dan Mr. El harus ia dengar dengan telingannya sendiri, tanpa melalui perantara siapapun.“Hal seperti ini tidak akan pernah bisa membuatku menyerah atas perasaanku padamu, Camelia..” ucap Hans yang sudah mulai terobsesi akan sosok janda idaman, Camelia.Nyatanya, status sebagai janda, lantas tidak membuat sosok Camelia menjadi redup. Namun justru, ada banyak pria yang tertarik pada Camelia. Wanita pekerja keras, cerdas