Share

Part 45 Percakapan Dengan Alifa

Agustus menghentikan mobil di depan rumah Bu Halimah. Laki-laki itu menoleh pada Nur yang bersiap untuk turun. Agus mengulurkan tangan pada sang istri lalu mencium kening wanita itu.

"Jangan kecapekan ya, Sayang. Pulang dari kantor desa aku jemput," ucap laki-laki itu lirih.

Nuraini mengangguk, lalu mencium punggung tangan sang suami. "Mas, hati-hati. Aku turun dulu. Mereka sudah pada ngumpul," ucapnya.

Laki-laki tampan itu mengangguk. Dia mengikuti arah pandangan Nur ke halaman rumah Bu Halimah yang luas. Di sana telah ramai anak kecil. Termasuk Bianca, anaknya Alisha yang menuntun si kecil Alfa.

Kedua bocah berusia hampir sepantaran itu berjalan tertatih dan sesekali terjatuh. Di belakang mereka, Farrel mengikuti anak dan keponakannya. Sesekali laki-laki jangkung itu membungkuk, membantu Alfa dan Bianca bangkit.

"Ya Allah, lucunya mereka, Mas. Bianca cantik banget. Alfa ganteng banget. Mereka terlahir dari bibit-bibit unggul," puji Nuraini sambil mengusap perutnya.

Agustus terkeke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status