Share

Kurang Seons!

“Masyaallah, Mas. Mas, jangan nangis. Aku jadi kepengen nangis juga,” lirihku sambil menyeka ujung pelupuk.

Melihat Mas Nat meneteskan air matanya, jiwaku benar-benar terasa hanyut. Gelimang air mata itu menggambarkan betapa besarnya cinta Mas Nat padaku. Memang terlihat tidak masuk akal. Namun, inilah faktanya.

“Iya, Ayang. Aku nggak nangis lagi.” Mas Nat menarik ingusnya sambil mengusap linangan sebak tangisnya dengan ujung lengan kemeja.

“Nah, gitu, dong.” Suaraku jadi serak karena ikut-ikutan menangis.

Masyaallah, inikah balasan atas kesabaranku selama ini? Dipungut dari panti asuhan, dihina hingga dicaci maki keluarga angkat, hingga dimanfaatkan habis-habisan, tapi kini Allah membalasnya dengan hujan berkah berupa cintanya Mas Nat.

Tak pernah terbayang di benakku bisa dilamar dengan cincin berlian cantik di dalam mobil mewah oleh seorang general manager seperti malam ini. Ya Allah, terima kasih atas berkahmu! A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status