Share

Psikiater

Aku dipaksa memesan banyak makanan oleh Pak GM. Dengan menahan rasa malu sekaligus tak enak hati yang mendalam, aku pun melaksanakan perintahnya. Cukup banyak yang kupesan siang itu.

Ada kare udon, tempura, dimsum seafood, salad buah, es campur kacang merah, dan es rujak timun. Perutku sampai mau pecah gara-gara kekenyangan.

“Kamu mau bungkus nggak buat di kostan nanti?” tawar Pak GM setelah kami selesai makan. Pak GM curang. Aku yang ditugaskannya makan banyak, sementara dia sendiri, hanya makan kare udon dan es rujak timun saja.

“Nggak usah, Mas Nat. Lagian, aku udah kenyang banget. Kayanya nggak makan lagi sampe besok pagi,” sahutku sambil tersandar di dinding belakang sofaku.

Ergh!

Suara sendawaku kencang sekali. Sialan! Betapa malunya aku gara-gara suara sendawa yang begitu lancang keluar dari mulut tanpa permisi tersebut.

“Hahaha! Lucu amat kamu sendawa, Ag? Udah kaya suara halilint
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status