Share

BAB 26

Rangga tak merespon. Dia sangat mengenal lengan mungil yang mulai di gilainya. Hembusan nafas hangat yang terasa hingga menusuk punggungnya. Bukan hangat yang dirasa, tapi sakit yang tak berujung. Hanya dengan memejamkan mata ingin meresapi kehangatan dalam pedihnya luka.

Sesaat, kehangatan itu merasuk ke dalam tubuh yang menggigil karena patah hati. Patahan itu menimbulkan luka dan meradang hingga membuat hati membeku. Tak ingin larut dalam asa yang kosong. Rangga melepas lengan sang istri. “Jangan memberi harapan, kalau kau tak dapat mewujudkan impian.” Rangga mencoba tak peduli dengan lengan sang istri yang masih menggantung.

Rania bergeming, tak menyangka akan mendapat penolakan. Bahkan dia tak menyadari tangannya masih menggantung. Belum ada lima menit, kalimat indah tentang cinta terucap dari bibirnya. Terasa masih membekas indah semua perlakuan manisnya. Janji indahpun masih terngiang di telinga. Kenapa dalam sekejap semua berubah. Kenapa rasanya sesakit ini. Salahkah rasa yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status