Rangga tak merespon. Dia sangat mengenal lengan mungil yang mulai di gilainya. Hembusan nafas hangat yang terasa hingga menusuk punggungnya. Bukan hangat yang dirasa, tapi sakit yang tak berujung. Hanya dengan memejamkan mata ingin meresapi kehangatan dalam pedihnya luka.Sesaat, kehangatan itu merasuk ke dalam tubuh yang menggigil karena patah hati. Patahan itu menimbulkan luka dan meradang hingga membuat hati membeku. Tak ingin larut dalam asa yang kosong. Rangga melepas lengan sang istri. “Jangan memberi harapan, kalau kau tak dapat mewujudkan impian.” Rangga mencoba tak peduli dengan lengan sang istri yang masih menggantung.Rania bergeming, tak menyangka akan mendapat penolakan. Bahkan dia tak menyadari tangannya masih menggantung. Belum ada lima menit, kalimat indah tentang cinta terucap dari bibirnya. Terasa masih membekas indah semua perlakuan manisnya. Janji indahpun masih terngiang di telinga. Kenapa dalam sekejap semua berubah. Kenapa rasanya sesakit ini. Salahkah rasa yang
BAB 27Rangga meletakkan ponsel di atas nakas, lalu melangkah ke arah sang istri. Pria angkuh itu berbicara persis di depan wajah sang istri yang terlihat begitu ketakutan.“Aku ingin kau membayarnya dengan berpura-pura menjadi istriku yang sesungguhnya.”“Maksud Tuan?”“Ikuti semua perintahku, dan jangan menolak saat aku melakukan apapun terhadapmu, termasuk menyentuhmu.”‘T-tapi ....”“Gak usah baper! Aku hanya ingin membalas perbuatan istriku! Setelah rencanaku berjalan dengan baik, lakukanlah apapun yang kau suka, termasuk kembali bersama Marchel. Saat itu aku tak membutuhkanmu lagi.”Rangga balik badan dan berjalan menuju ranjang, menarik selimut lalu tidur.Rania terus menatap sang pujaan hati. Walau kalimatnya begitu menusuk dan menorehkan lara di hati. Namun Rania berjanji akan membantu semampunya. Pria itu sangat baik dan berhak untuk bahagia. Rania tersenyum, lalu keluar dari kamar.Rangga membuka mata. Dia melepas selimut lalu duduk di tepI ranjang dengan kedua kaki menjuta
BAB 28“Tapi Tuan, kami belum menemukannya hingga saat ini. Mereka benar-benar tak meninggalkan jejak. Tuan tahu’kan Alex selalu melakukan sesuatu dengan sempurna, tanpa meninggalkan jejak.”“Jangan mengajariku! Kalian memang lebih bodoh dari Alex! Terus cari keberadaannya, dan bawa istri Alex kesini dalam keadaan tidak sadar! Aku akan membalas Alex dengan caraku! Ingat, jangan sakiti dia dan jangan sentuh anak-anaknya! Mereka tidak bersalah! Cepat kerjakan tugas kalian dan aku tidak mau mendengar kegagalan!”Klik, Rangga menutup sambungan telponnya, lalu membuang ponsel ke atas ranjang. Tiba-tiba, pria itu meringis kesakitan sembari memegangi dadanya. Terasa begitu sakit dan susah untuk bernafas. Rangga meremas dadanya. Tubuhnya terasa lemas dan mengeluarkan keringat dingin. Emosi yang memuncak di barengi dengan hantaman minuman beralkohol dan juga kepulan asap rokok membuat dadanya sakit seperti di tindih benda berat. “Aaarghh ....” Rangga berteriak dengan keras. Hingga mengagetkan
BAB 29“Saya hanya menyarankan saja. Nanti saya beri resep. Kalau sudah minum obat dan masih belum membaik, tetap saya sarankan untuk di bawa ke rumah sakit. Ingat kontrol emosi dan jangan banyak pikiran.” Dokter memberikan resep kepada Rania dan segera berpamitan.Rania lega melihat keadaan sang suami sudah membaik. Obat yang tadi di berikan oleh dokter bekerja dengan baik. Rangga tak lagi memegangi dadanya. Hanya kepalanya yang masih sedikit pusing.“Mau saya pijit, Tuan?”“Pergilah! Aku tidak apa-apa! Aku sehat! Pergi kalian semua!” Rangga berteriak. Pria angkuh itu paling tidak suka dikasihani. Semua asistennya beranjak keluar, kecuali Rania. Gadis itu tak peduli dengan perintah sang tuan. Rania ingin fokus menjaga sang suami. Kesehatannya masih belum pulih, hingga Rania harus lebih ketat menjaganya.Rangga menatap kearah sang istri yang masih bergeming. “Kamu tidak dengar perintahku? Aku ulangi, pergi dari hadapanku sekarang juga atau ....!”“Aku tidak akan pergi dari sini! Aku t
BAB 3OPria bertato itu segera menarik lengan Rania dan membawanya keluar. Walau agak kesulitan karena gadis itu terus berontak dan tak boleh menyakitinya, tapi pria itu berhasil mengeluarkan Rania dari kamar.Rania terus menggedor pintu dari luar. Dia sangat mengkhawatirkan wanita yang ada di dalam sana. Ada kesedihan disana. Terasa perih, kesal, panas dalam dada dan entah rasa apalagi yang bergejolak dalam dadanya. Rania terus menggedor pintu hingga tubuhnya lemas, lalu merosot ke lantai. “Tuan jahat, tuan jahat ....”Tak berapa lama, pintu terbuka dan keluarlah dua pria tadi bersama wanita yang masih tak sadarkan diri. Rania segera masuk dengan penuh kekesalan. Dia memukuli suaminya yang bertelanjang dada. “Tuan jahat ....” Rangga lalu menangkap lengan sang istri lalu menguncinya. “Kau kenapa? Cemburu?” Rangga melengkungkan satu sudut bibirnya.“Tuan benar-benar tidak beradab, dan tuan juga ....”“Sstt ....” Rangga meletakkan telunjuk pada bibir istrinya. “Apa penawaran dirimu masi
“Baiklah! Sebelum kematianmu, aku akan memberimu kesempatan. Cepat jelaskan sekarang!” Rangga menarik pistolnya.Alex terbatuk dan mengusap lehernya yang terasa sakit.“Semalam setelah tiba di bandara, saya sudah memesan taxi online. Saya berpamitan ke toilet sebentar, tapi setelah saya kembali, Nyonya sudah pergi dan membawa tas yang saya titipkan kepadanya. Dompet dan ponsel saya semua ada di sana, hingga saya tidak bisa memberi kabar kepada Tuan. Saya berusaha mencarinya tapi tidak ketemu.”Rangga tersenyum sinis, “kau pikir aku percaya begitu saja.”“Saya tahu, Tuan tidak akan mudah percaya begitu saja.” Alex merogoh saku celana dan memberikan memory card kepada bossnya. “Saya minta hasil rekaman dari CCTV. Awalnya mereka menolak, tapi saya berhasil meyakinkan mereka.”Rangga menatap wajah Alex. Ia mencari kejujuran dari tatapan matanya. Tak ada kebohongan disana. Rangga sangat paham bagaimana karakter Alex. Dia pria yang sangat jujur. Hanya saat berselingkuh dengan Diana saja, dia
BAB 32Rangga tersenyum dan menggelengkan kepala. “Rania-rania. Sampai kapan kau akan menyembunyikan perasaanmu padaku. Kita lihat saja nanti, aku pasti akan membuatmu semakin jatuh cinta padaku.” Rangga tersenyum dan wajahnya terlihat cerah. Dia lalu meminum obat yang sudah di siapkan oleh sang istri.Rangga bahagia, baru kali ini dia mendapat perhatian dari seorang istri. Jangankan memberikan obat atau mengambilkan air minum, seumur Rangga menjadi suami Diana, tak pernah sekalipun mencicipi masakan ataupun minuman yang di buat olehnya. Rangga tidak pernah mendapat pelayanan dan perlakuan manis dari Diana. Sangat berbeda dengan Rania. Walau usianya masih sangat muda, tapi gadis itu mengerjakan semua tugasnya sebagai seorang istri sesuai yang diharapkan Rangga. Membuat pria itu makin mencintai sang istri kedua.****“Rania, hari ini aku mulai bekerja. Kau jaga diri ya. Ingat jangan kemana-mana tanpa seijinku.”“Iya tuan. Hari ini, aku mau ke toko buku. Boleh gak? Cuma sebentar kok.”“
BAB 33Rania menangis ketakutan. Wanita itu benar-benar jahat dan tidak punya perasaan. Bahkan saat security berusaha menengahi, wanita kejam itu malah memarahinya. Setelah berdiskusi alot dengan security, Diana menarik lengan Rania dan membawanya menjauh dari keramaian. Di area parkir Diana menghempaskan tubuh Rania hingga terjatuh dan terkena lantai membuat wajahnya lebam.“Ampun nyonya,”“Joni, berikan ponselmu kepadanya!” perintah Diana kepada selingkuhannya.“Oke.” Joni memberikan ponsel kepada Rania. Dia sengaja menyentuh jemari Rania. Pria hidung belang itu harus menahan air liurnya yang hampir menetes melihat gadis abg nan molek di hadapan.Rania sangat ketakutan. Dia bingung, tak tahu harus menghubungi siapa. Hanya satu yang di ingat adalah suaminya. Hanya dia satu-satunya yang bisa menolongnya dari musibah ini. Namun sayang, Rania tak tahu nomor telponnya.Nomor sang suami tersimpan di ponsel yang terjatuh. Rania hanya mengingat nomor rumah sang suami. Tanpa menunggu lama, s