Share

BAB 46

Rania menghapus airmata yang membasahi pipinya dengan tangannya. “Aku tidak tahu.” Jawabnya singkat.

“Kalau kau tidak tahu, kenapa kau menangis? Kenapa kau terluka, hmm?” Rangga membelai pipi istrinya dengan punggung jemarinya.

“Tuan tanya pada diri sendiri. Aku tidak tahu. Maaf aku mau tidur, ngantuk.” Rania menyingkirkan tubuh suaminya. Namun tubuh itu tak bergerak sedikitpun dan tetap menghalangi langkahnya.

“Apa kau mencintaiku?” Rangga menangkup wajah istrinya dengan kedua tangannya.

Rania melepasnya, “Jangan, mimpi. Aku hanya membalas jasamu. Tak ada alasan lain.”

Rangga tersenyum. Gadis itu masih berusaha menyembunyikan perasaannya. Dia mengerti, memang tak mudah untuk mengungkapkan perasaan bagi seorang wanita. Rasa malu masih mendominasi perasaannya. Rangga akan sabar menanti hingga sang istri mau mengungkap perasaannya. Walau entah sampai kapan harus menunggu.

“Baiklah, satu hal yang harus kamu. Cintaku tak akan berubah. Tak ada batasan untuk mencintaimu. Selamanya, seumur h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status