Ceklek"Aaa!!! Kak Aksa!" Pekik Yeara saat Nathan Aksa masuk kedalam kamar tanpa permisi, untung saja Yeara tidak jadi melepaskan pakaiannya."Kaya liat setan aja kamu sampe sekaget itu." Ucap Aksa."Ya tetep aja!""Udah sana kamu mandi." Sela Aksa."Kamu ngapain di kamar? Keluar sana." Ucap Yeara seraya mendorong tubuh Aksara menjauh dari kamar."Kenapa emang? Udah sah juga ngapain malu, lagian aku juga udah liat pas kejadian bathtub, kamu gak lupa kan?" Goda Aksa. Sungguh Aksa mengapa jadi sangat menyebalkan!Sialan!— umpat Yeara dalam hati, kenapa Aksara mengungkit kejadian memalukan itu, siapapun tolong lakban mulut Aksa sekarang! Yeara sangat malu bila mengingat kejadian itu."Gak mau! Cepet keluar!"Tiba-tiba Nathan Aksa menahan tangan Yeara agar tidak mendorongnya lagi, kini giliran Aksa yang memajukan tubuhnya membuat Yeara mau tak mau memundurkan langkahnya."Awas yah macem-macem, enta
Aksa tidak tahu bahwa Mira sedang kritis di rumah sakit, ia menyesal telah menonaktifkan ponselnya beberapa hari yang lalu, banyak sekali panggilan tak terjawab dari teman-temannya di Jakarta.Jeffran adalah orang yang paling banyak mengirim spam pada Nathan Aksa, sekarang laki-laki itu tengah dalam perjalanan menuju Jakarta, namun tanpa Yeara. Bayangkan saja ini sudah pukul 2 dini hari, ia tidak mungkin membangunkan Yeara ataupun keluarganya.Aksara terlalu panik hingga ia pergi tanpa pamit terlebih dahulu, bahkan laki-laki itu tidak membawa apapun dari rumah, hanya ponsel dan uang.Sekarang Aksa terlihat sangat khawatir, ia sangat takut untuk kehilangan Mira, ia tidak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya. Aksa sangat menyayangi Mira seperti adiknya sendiri.•••Lea yang tengah bermain ponsel di kamar mendadak mematung saat melihat notifikasi pesan dari Jeffran. Tanpa menunggu waktu lama akhirnya gadis itu membukanya.
Mira POV Aku terbangun saat merasakan hembusan angin lembut menerpa wajahku, aku bingung, dimana aku sekarang. Saat aku bangun, hanya ada hamparan rumput hijau yang sangat luas, tidak ada satu rumah ataupun gedung yang berdiri ditempat indah nan asri ini. Namun hatiku sangat takut.Aku mengernyit saat melihat seseorang datang dengan pakaian serba putih itu tengah berjalan kearah ku. Aku tidak bisa melihat wajahnya.Laki-laki itu semakin mendekat hingga aku bisa melihat jelas wajah itu. Wajah yang sangat aku kenali."Aksara?" Ucapku, aku tidak menyangka bertemu Aksa di tempat asing seperti ini, dia terlihat tersenyum kepadaku. Akupun membalas senyumannya.Apa sekarang aku berada di surga? Tanpa sadar sejak tadi aku meneteskan air mata ku entah aku bahagia atau sedih, aku masih tidak menyangka bisa bertemu Aksa, aku sangat merindukan laki-laki itu, aku bersalah padanya selama ini, aku telah membohonginya. Aku pantas dibenci olehn
Harlen yang sudah gelap mata, ia pun menancap pedal gas mobilnya. Disana terlihat Nathan Aksa tengah menyeberang jalan, saat sudah dekat ternyata Aksa tidaklah sendirian. Dibelakang laki-laki itu ada Yeara.Harlen membulatkan matanya dengan sempurna, buru-buru ia menginjak rem, namun yang terjadi adalah mobilnya tidak mau berhenti. Harlen sudah sangat panik, laki-laki itu tidak bisa berpikir jernih hingga akhirnya Harlen mencoba menekan klakson mobilnya berkali-kali.Orang-orang mulai berteriak agar pasangan itu menyingkir dari jalanan, namun Aksa dan Yeara masih tidak menyadari hal itu. "Aksaaa!!!" Teriak seseorang dari tepi jalan, Aksa lantas menoleh."Awas Aksa depan lo!!!" -itu Prima, gadis yang meneriakinya, kebetulan Prima tengah mengantar mamanya membeli sesuatu.Yeara dan Aksa sama-sama membulatkan matanya, ini sudah terlambat, mobil dengan suara klakson itu telah mendekat dan--Brakkk!!!!Dentuman ker
“Ini saatnya untuk kamu kembali bersama cinta mu yang seharusnya”—Yeara.•••Sudah dua hari sejak kepergian Yeara, Aksa selalu berada di rumah sakit menunggu Mira sadar setelah menjalani operasi. Ia sudah berjanji pada Yeara untuk menjaga Mira sampai kapanpun, Aksara akan menepati janjinya itu, meskipun pikirannya masih tertuju pada Yeara. Tak dapat dipungkiri bahwa Aksa sangat merindukan Yeara.•••Dilain tempat.Dean Skala Pratama tengah berjalan di halaman sekolahnya, ada banyak ucapan bela sungkawa untuk Yeara, bahkan kursi yang ditempati Yeara penuh dengan bunga dan ada juga satu foto di meja gadis itu. Dean tidak pernah menyangka semua terjadi begitu cepat, kakaknya meninggal begitupun dengan sahabat baiknya yaitu Yeara. Dean bingung, ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi didekatnya selain Gavin Atmaja. Meskipun Dean masih memiliki orang tua, Dean tidak lagi mendapat kasih sayangnya. Sebenarnya sebelum kakaknya diisti
5 Tahun kemudianAnnaya Raheallia Ozzara, gadis pecicilan yang suka sekali bikin onar di sekolah, bukan hanya disekolah, gadis berambut hitam legam itu juga sering terlibat tawuran."Ann, lo di panggil pak Marta ke ruangannya," suara Jack, ketua kelasnya membuat seisi kelas menatap gadis bernama Annaya itu, pasalnya mereka sudah tidak heran lagi, Annaya Raheallia Ozzara itu memang sudah langganannya masuk BK.Akhirnya gadis itu pun bangkit dari tempat duduknya, tanpa mengetahui seseorang tengah memperhatikannya lalu ikut bangkit saat melihat Annaya telah hilang di balik pintu."Kamu sudah bosen sekolah, ya?" Itu adalah kalimat pertama yang Annaya dengar saat memasuki ruangan milik pak Marta, guru bernama asli Namahendra Marta Aditya itu sudah dalam titik kejenuhan karena menghadapi seorang gadis nakal yang tak kunjung jera walau sering mendapat hukuman. "Duduk!" Perintah pak Marta, akhirnya gadis itu pun duduk di kursi hadapan
( Aksa P.O.V )lima tahun sudah berlalu, aku hidup tanpa Yeara di sisiku, dua bulan setelah Yeara pergi, Mira berangkat ke Amerika untuk melanjutkan sekolahnya disana, sementara aku tetap di Bandung, mengambil sekolah kedokteran di universitas Padjajaran, aku beruntung karena bisa lulus dalam waktu yang sangat singkat. Sekarang aku bekerja di sebuah rumah sakit yang didirikan Papaku, Cure-plus namanya, sebuah rumah sakit yang terbilang masih baru. "Tuan muda, Presdir ingin bertemu." Lamunanku buyar ketika salah satu orang kepercayaan Papaku datang. Aku yang saat ini tengah berada diruangan ku pun segera mengikuti asisten papa. Sepertinya papa sedang tidak dirumah sakit, aku akan ke perusahaannya."Eh, Rendy. Aku akan bawa mobilku sendiri." Ujar ku, Rendy pun mengangguk, kami berdua keluar dari gedung rumah sakit bersama setelah itu aku menuju mobilku dan asisten papaku menuju mobilnya.Entah kenapa setelah kejadian kemarin aku merasa sulit untuk tidur, sekarang badan ku sedang tidak e
Nathan Aksa lantas menatap Annaya yang sekarang telah berada didalam mobilnya, gadis itu hanya menunduk murung. Aksa kemudian meraih tangan gadis itu, ada bekas merah disana, Aksa hanya menghela nafas lirih."Apaan sih lo!" Sentak Annaya seraya menyingkirkan tangan Aksa darinya."Saya hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja," ucap Aksa."Gak usah pegang-pegang, lo bukan dokter!" Kesal Annaya seraya melipat kedua tangannya di dada."Jadi, kalau saya dokter kamu mau disentuh saya?" Tanya Aksa."Apaan sih! Cepet jalan!" Aksa tersenyum, melihat Annaya marah seperti ini kenapa menggemaskan yah?"Ceritakan apa yang terjadi sama kamu tadi." Ujar Aksa seraya melajukan mobilnya.Astaga!Annaya baru ingat, bagaimana bisa om om tidak waras ini mengetahui rumahnya dan untuk apa dia ke rumah tadi?"Kenapa om bisa tahu rumah gue?" Tanya Annaya tidak sopan.Aksa tersenyum, setua itu kah dirinya?