"Mil, nanti malam diner yuk!” ajak Bima kepada Mila yang sedang berjalan beriringan dengan Aina.
"Tumben, tapi gue makannya banyak loh Bim," ujar Mila memperingati, ia fokus menatap lantai koridor tanpa melirik Bima yang berjalan di sampingnya.
"Nggak pa-pa, lo kira gue orang tak berada?" tanya Bima sembari menaikkan sebelah alis.
"Sombong bangat," balas Mila acuh.
"Gimana, mau kan?"
"Bim, aku nggak di ajak nih?" sela Aina, dia pura-pura kesal karena dari tadi ia di abaikan.
"Kapan-kapan ya, Na, bareng lunya. Gue mau diner sama Mila dulu hehe," jawab Bima menyengir kuda.
"Halah... bilang aja kamu mau modus ke Mila, iya kan?" Aina tersenyum masam.
"Kasihan ya, aku jomblo," sambung Aina dengan nada frustrasi yang dibuat-buat.
"Nggak pa-pa Na, sama babang Gino aj
Sesuai perkataan Arjuna kemarin, hari ini keluarga besar Dwipandu menuju kota Semarang untuk mengikuti acara peresmian anak cabang cafe Blackdemon milik Arjuna. Mereka mengendarai mobil masing-masing. Arjuna dengan Mia sementara Wulan bersama Pandu .Seluruh persiapan acara sudah di hendel karyawannya jadi Arjuna tidak perlu repot-repot menyiapkan ini itu.Mila menatap takjub pemandangan di sepanjang jalan, ini adalah kali pertama ia datang ke Semarang. seperti biasa jalan raya selalu di padati pengendara maupun pejalan kaki tapi itu tidak membuat Mila jengah. Ia malah suka dengan hal-hal seperti itu, ia bosan beberapa hari terakhir ini mengurung diri di rumah Wulan mertuanya.Arjuna menatap lekat wajah Mila yang terlihat dari samping, gadis itu sibuk menatap pemandangan di sepanjang jalan. hal itu justru di syukuri Arjuna karena dengan begitu dia bisa dengan leluasa menatap wajah Mila tanpa wanita itu ketahui.
Mila tidak sengaja menabrak bahu seorang gadis, pandangan Mila tadi tidak fokus. Ia sedang terburu-buru membawa lembaran ulangan harian fisikanya ke ruang guru. Orang yang Mila tabrak ternyata Saras kakak kelas sekaligus kekasih dari Arjuna."Eh Maaf kak," ujar Mila merasa bersalah. Ia menatap wajah cantik Saras yang tampak sangat imut dengan bando polkadot berwarna armi."Kamu kalo jalan hati-hati nanti jatuh," Saras tersenyum ramah kepada Mila, Mila rasa apa yang di bicarakan semua siswa sekolahnya memang benar, Saras adalah gadis yang ramah. Mila balik tersenyum canggung."Makasih kak, kalo gitu saya permisi." Mila berjalan menjauh, punggungnya hilang di balik lorong koridor, Saras tersenyum masam gadis itu kesal.Tok,,tok
Hari ini Arjuna, dan para anggota tim basketnya tengah nongkrong di Apartemen Yudistira, mereka membicarakan perihal pertandingan basket selanjutnya dengan tim lawan dari SMA Baratayuda minggu depan. Kali ini lawan mereka tidak bisa di anggap remeh, mereka di kabarkan memiliki skill yang mumpuni.Nakula tengah sibuk memainkan stikPSnya, tanpa memedulikan teman-temanya yang sedari tadi sibuk berdiskusi. Matanya menatap lurus ke depan layar. umpatan-umpatan kecil keluar dari mulutnya saat mobil miliknya di selip tim lawan. Yudistira melempari wajah Nakula dengan kacang, ia jengah sudah dua jam sahabatnya itu memainkan stikPS miliknya."Oi, siapa suruh lo main mulu. Tujuan kita ngumpul buat bahas pertandingan! Lo malah asyik sendiri!" seru Yudistira geram. Di sana juga ada Bima, Bima juga ikut menjadi anggota tim basket SMA pel
BAB XVII KetahuanMila berjalan santai di pinggir lapangan, di sana Arjuna dan timnya sedang latihan basket, tanpa aba-aba bola melayang tepat mengenai kepala Mila. Mila jatuh tersungkur di lapangan. Bima yang melihat itu langsung berlari secepat mungkit, ia menepuk-nepuk pelan pipi Mila, wanita itu pingsan. Bima langsung mengendong Mila ala bridal style ia sangat khawatir saat ini, dengan rasa cemas Bima menuju ke ruang UKS tapi saat itu UKS sedang sepi. Petugas UKS tidak hadir hari ini, Bima mengumpat kesal. Ia membawa Mila yang masih pingsan menuju parkiran, Bima membuka mobilnya menurunkan Mila dari gendongannya.Bima membawa mobilnya tidak sebaran, Bima sungguh khawatir, wajah gadisnya sudah sangat pucat, sedari tadi Bima terus menyerukan nama Mila namun wanita itu tidak kunjung membuka mata.Bima terburu-buru membawa Mila masuk ke rumah sakit, sampai dia tidak menggubris panggilan seorang gadis di belakangnya.
HuekHuekSayup-sayup Arjuna mendengar suara dari kamar mandi. Mau tidak mau Arjuna membuka perlahan matanya, menatap kasur di sebelahnya kemudian melirik jam di nakas yang menunjukkan pukul 06:00 pagi.Dengan malas Arjuna bangun, kemudian berjalan ke arah kamar mandi, Arjuna mendapati Mila yang tengah membungkuk memuntahkan isi perutnya.Mila kaget saat tangan besar Arjuna memijit pelang tengkuknya," Ngapain kak Arjuna di sini?""Berisik," Arjuna masih terus memijit pelan tengkuk Mila, sementara Mila menggerutu dalam hati mendengar balasan dari Arjuna yang tidak sesuai dengan espektasinya.HuekHuek"Udah kak gak pa-pa, emangnya kakak gak jijik?"Arjuna hanya diam sambil mengedikkan bahu acuh, dengan tangan yang masih terus bergerak memijiti tengkuk Mila."Udah?"Mila mengangguk pelan, ia kaget saat tangan besar Arjuna merangkulnya, ia menatap Arjuna yang juga menatapnya.Mata mere
Pupus?Bima menaiki mobil sport merahnya, tadi Nakula baru saja meneleponnya. Meminta Bima membawakan flashdis ke apartemen sang kapten, Bima bersiul-siul ria. Rencananya setelah pulang dari rumah sang kapten Bima akan mengajak Mila jalan-jalan. Membayangkan wajah ceria Mila membuat Bima menyunggingkan senyum manis, tidak peduli masa lalu apa yang Mila alami Bima akan tetap mencintai Mila Hauri Aditama dengan segenap jiwa dan raganya.Suara bel membawa langkah kaki panjang Arjuna menuju pintu, di sana Bima tengah berdiri menghadapnya sambil tersenyum. Mereka melakukan hingtfive ria, kemudian Arjuna selaku pemilik rumah mempersilahkan juniornya untuk masuk ke dalam. Bima mendudukkan dirinya di atas Sofa."Bang, ini flashdis dari bang Nakula."Arjuna menerima flashdis dari tangan Bima, Kemudian menyimpannya benda pipih kecil itu di atas meja di samping laptopnya yang menyala."Tinggal beberapa hari menuju pertandingan, kita masih latihan bang?" Bima mengamati
BerubahMila tersenyum cerah, hari ini Mila menepati janjinya memasakan sesuatu untuk sahabatnya Bima. mengingat waktu. Mila hanya membuatkan Bima nasi goreng spesial, Mila sampai tidak memedulikan Arjuna yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan tak terbaca.Seperti biasa Mila akan turun dari mobil Arjuna saat mencapai jarak sepuluh meter dari sekolah, tentu saja demi menjaga rahasia mereka tetap tersimpan rapi. Terlebih lagi perut Mila yang makin membesar membuatnya harus terus berhati-hati. Pagi ini Mila memakai jaket kebesaran untuk menutupi kehamilannya, Mila berjalan dengan riang sambil menenteng paperbang berukuran sedang, paperbang itu berisi nasi goreng buatannya untuk Bima."Mila!" Aina berlari menghampiri Mila yang sedang berdiri tak jauh dari gerbang sekolah."Eh, Na, kenapa kamu buru-buru gitu?”Aina tak menjawab, Ia malah memeluk Mila kencang, Aina sungguh rindu. Belakangan ini Cafe Blackdemon benar-benar ramai pengunjung apala
Baratayuda VS PelitaMila bangkit dari tidurnya, aroma lejat masakan tercium panca indranya. Aroma itu berasal dari arah dapur, Mila buru-buru membasuh wajah di dalam kamar mandi. Matanya melirik jam dinding pukul 05. 57, Apa mungkin Arjuna tengah memasak di dapur? ranjang sebelahnya sudah kosong saat Mila bangun, itu artinya yang ada di dapur memang Arjuna.Mila mengikat asal rambutnya, membiarkan beberapa helai anak-anak rambut jatuh menutupi matanya. Apa yang Mila pikirkan memang benar, Arjuna lelaki itu sedang sibuk mengutak atik alat dapur, Mila mendudukkan dirinya di atas kursi Pantry sambil menopang dagu. Pandangannya tertuju kepada Arjuna, tangan besar Arjuna terlihat lihai memotong-motong bawang, apalagi celemek yang ia pakai menambah kesan imut di mata Mila.Arjuna sadar sedari tadi ia di perhatikan Mila, ia hanya tersenyum tipis. Arjuna membawa dua piring nasi goreng terhilang di meja. Ia memberikan satu piring untuk Mila dan satunya lagi untu