Flash back On...
Sudah dua hari ini Gibran pergi keluar kota untuk urusan bisnis dan lelaki itu bilang dia baru akan kembali besok.
Selama satu Minggu ini, kebejatan Mirella semakin menjadi.
Bersama Abdul, Mirella seolah tak pernah puas.
Dia terus meminta Abdul melayaninya lagi dan lagi.
Gaby yang masih terkurung di kamar membuat ruang gerak Mirella begitu leluasa. Masalah Mbok Sumi, dia hanya perlu menyuruh Mbok Sumi keluar untuk membelikannya sesuatu maka semua rencananya pasti akan berjalan mulus.
Sore itu, Mirella memaksa Abdul untuk membuka kaus yang dikenakan lelaki itu saat mereka sedang bermain di kamar mandi, tapi seperti kemarin-kemarin, Abdul selalu menolak untuk melepas pakaian bagian atasnya itu. Entah apa alasannya Mirella sendiri tidak tahu. Padahal sebagai seorang lelaki tubuh Abdul terlihat sempurna di mata Mirella.
Flashback On...Mirella tahu bahwa kali ini dirinya tak akan bisa menutupi semua kejahatannya lagi dari Gibran.Dia tidak bisa meneruskan sandiwaranya.Itulah sebabnya, begitu dilihatnya Gibran keluar dari kamar setelah menolak diajak bercinta olehnya, diam-diam Mirella mengendap keluar setelah dia menutupi guling dengan selimut yang biasa dia pakai.Mirella melihat Abdul alias Theo sedang menguping percakapan Gibran di teras belakang dan tak lama, lelaki itu menguntit kepergian Gibran yang entah hendak kemana.Kesempatan bagus, pikir Mirella seraya menatap ke arah kamar Gaby saat itu.Mirella berjalan ke dapur dan mengambil sebilah pisau, namun dia mendengar orang lain yang sedang bercakap di area belakang rumah itu, tepatnya dari arah kamar milik Mbok Sumi.Ketika Mirella mengeceknya lebih jauh, ternyata Gaby saat itu berada di
Gaby sudah mendapat penanganan medis di ruang IGD.Dokter mengatakan kalau Gaby mengalami luka cukup parah di area dada, perut dan kepala akibat dipukul menggunakan benda tumpul. Untungnya, luka di dada tidak mengenai jantung, itulah sebabnya kemungkinan nyawa Gaby bisa tertolong setidaknya masih ada meski hanya sebagian kecil.Selain luka-luka yang parah, Gaby juga kehabisan banyak darah. Untungnya, ada seorang donor darah yang datang tepat waktu untuk menolong nyawa Gaby saat stok darah di rumah sakit tidak mencukupi.Gibran baru saja selesai memberikan keterangan terkait mengenai kronologi kejadian malam tadi yang terjadi di kediamannya pada polisi setelah lelaki itu menerima sejumlah kiriman video rekaman CCTV di ponselnya yang memperlihatkan kegilaan M
Belum tahu penyebab pastinya, kebakaran yang terjadi sebelum waktu shubuh itu memang terbilang cukup besar.Dari kesaksian warga sekitar ada yang sempat mendengar suara letusan senjata beberapa kali dari dalam rumah disusul dengan suara ledakan yang sangat besar yang diduga berasal dari gas elpigi yang meledak.Kondisi yang sepi dan keadaan pagar rumah yang tinggi membuat tak banyak yang mengetahui kejadian kebakaran itu sebab sejak dulu kediaman Reno memang jarang dijaga oleh security. Akhir-akhir ini saat Reno tinggal bersama Mirella, lelaki itu memang sempat memperkerjakan dua orang security untuk menjaga kediamannya, namun semenjak Mirella menikah dengan Gibran, Reno kembali memilih untuk tinggal secara mandiri bahkan tanpa seorang pembantu.Lelaki itu memang dikenal rajin dan sangat ramah oleh warga sekitar. Meski tak memiliki pembantu, tapi keadaan sekeliling rumahnya selalu terlihat asri dan tertata rapi dengan bebe
Hari ini Gibran datang ke lapas tempat di mana Mirella ditahan.Lelaki itu mengajukan sebuah berkas ke hadapan Mirella yang duduk di hadapannya dengan kedua tangan yang masih di borgol di dalam ruang besuk tahanan."Aku ingin kamu menandatangani ini," ucap Gibran datar. Bahkan tanpa basa-basi apapun setelah mereka hampir tiga bulan tidak bertemu.Perut Mirella yang membuncit menjadi fokus perhatian Gibran.Jika boleh berkata jujur, hati lelaki itu teriris ketika melihat kondisi Mirella saat ini. Keadaan wanita itu tampak berantakan dengan mata sembab dan wajah yang dipenuhi luka.Apa iya dia mengalami penyiksaan di dalam sana?Gumam Gibran membatin, merasa prihatin."Apa ini?" Tanya Mirella dengan suara lemah. Kelopak matanya mulai berkaca-kaca."Surat cerai," jawab Gibran dengan suara lirih. Bibir lelaki itu bergetar menahan cair
Malam ini untuk pertama kalinya Gaby bisa kembali menikmati dunia luar setelah hampir dua bulan lamanya dia terkurung di rumah sakit untuk menjalani proses pemulihan atas luka-luka berat yang dialaminya.Seperti janjinya tadi pagi saat mereka masih di rumah sakit, malam ini Gibran akan menuruti semua keinginan Gaby.Setelah puas berkeliling mall dan berbelanja begitu banyak barang-barang branded, Gaby mengajak Gibran ke sebuah restoran Korea yang terdapat di dalam mall yang mereka kunjungi."Kenapa kita nggak makan di luar aja sih? Di sini terlalu ramai, Gab," ajak Gibran saat mendapati keadaan resto yang penuh oleh lautan manusia. Maklum, ini malam Minggu, itulah sebabnya mall elit pasti ramai. "Tuh liat penuh gitu, mau duduk di mana?" Tambahnya lagi."Tenang, temenku udah booking tempat kok buat kita. Ayo," Gaby menggamit lengan Gibran dan mengajak sang suami masuk.Ogah-ogahan terpaksa
Saking lamanya menunggu, Gibran sampai ketiduran di dalam mobil.Ketika dia terjaga, lelaki itu terkejut bukan main karena keadaan basemen sudah sepi. Ditengoknya jam tangan ternyata sudah hampir tengah malam, tapi kenapa Gaby belum kembali juga?Seketika pikiran buruk merasuk dalam benak Gibran.Lelaki itu buru-buru keluar dari mobil dan kembali memasuki area mall.Saat itu mall memang belum tutup seluruhnya. Masih ada beberapa tenant yang buka. Meski sebagian besar sudah tutup. Bahkan penerangan di beberapa lantai mall sudah mulai gelap.Gibran kembali ke restoran tempat terakhir dirinya meninggalkan Gaby bersama lelaki bernama Steve itu dan ternyata restoran itu sudah tutup.Panik, Gibran langsung menghubungi Gaby tapi ternyata nomor sang istri tidak aktif.Gibran kembali ke basement tempat dia memparkirkan mobil dan terus mencoba menghubungi Gaby. Mesk
Gibran melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibukota yang mulai lengang di malam hari.Gerimis yang turun tadi sore masih menyisakan titik-titik air yang berjatuhan dari ranting dan dedaunan yang tertiup angin.Kendaraan Gibran melesat bak anah panah yang lepas dari busurnya.Tak memakan waktu lama, Gibran sampai di rumah barunya.Keadaan pintu gerbang yang terbuka menandakan bahwa di kediamannya kini sedang ada tamu. Sebab, Gibran belum sempat menyewa security untuk menjaga rumah barunya tersebut.Keamanan di komplek perumahan ini terjamin, itulah sebabnya, Gibran merasa belum begitu memerlukan jasa security untuk menjaga rumahnya. Lagipula, toh Gibran dan Gaby tidak berencana untuk bepergian jauh dalam waktu dekat.Mereka sepakat ingin lebih banyak menghabiskan waktu berdua di rumah yang lebih terjaga privasinya.Gibran baru saj
Motor yang dikendarai Sean baru saja pergi dari hadapan Gaby dan Gibran yang mengantar kepulangan lelaki itu sampai teras.Gaby masih tersenyum dengan sebelah tangannya yang melambai ke arah sang Kakak. Namun senyum itu seketika memudar tatkala Sean dan kendaraannya itu menghilang dari pandangan.Gaby menghela napas berat. Selalu saja begini. Entah kenapa, seperti ada sesuatu yang hilang jika dia harus berpisah dari Sean setelah pertemuan mereka. Berada di dekat Sean, Gaby merasa aman. Berada di dekat Sean, Gaby merasa tenang.Sean menjelma menjadi satu-satunya keluarga terdekat Gaby saat ini. Menjadi sosok pelindungnya sekaligus sosok tempat Gaby berkeluh kesah.Sejak pertama kalinya Gaby mengetahui bahwa Sean masih hidup, sejak saat itu juga Sean mulai sering menghubungi Gaby. Mereka sering menghabiskan waktu dengan membicarakan banyak hal melalui telepon karena pada saat itu Sean memang sedang tidak berada di dalam negeri.Awalnya Gaby sempat ke