Arkan terkejut saat melihat istrinya yang saat ini terlihat sedang berdiri dan sudah siap untuk pulang ke rumahnya."Suster Mirna ada di mana? Aku perlu bicara," ucap Arkan dengan menatap wajah Alana yang saat ini terlihat sedikit menunjukkan sikap keanehan."Dia ada pasien, sebaiknya kita pulang saja, Mas," balasnya dengan tersenyum menatap wajahnya.Arkan yang saat itu tidak menaruh curiga, lantas percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Alana saat ini kepadanya."Ya sudah, kita balik saja sekarang!" Arkan lalu mengambil koper milik Alana dan bergegas menarik koper tersebut. Alana terlihat sedang tersenyum menyeringai, saat melihat semua rencananya mulai berhasil tanpa sedikit pun ada yang curiga.Dengan bantuan makhluk ghaib itu, akhirnya Alana berhasil pulang ke rumahnya lebih cepat.Arkan yang saat itu berjalan ke arah mobilnya, tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang saat itu mengikuti dirinya.WuzAngin tiba-tiba berhembus cukup kencang saat mobil miliknya dibuka. T
Suara Alina terdengar cukup melengking di telinga Azriel yang saat itu berdiri tidak jauh dari kamarnya.Segera kedua kakinya berlari dengan cepat menuju ke arah pintu kamar Alina.Jemarinya kini tertuju ke arah daun pintu dan segera dia ketukkan punggung tangannya ke arah pintu tersebut.TokTokTok"Alina, apa kau baik-baik saja?" tanya Azriel yang terlihat cemas di sana.Tak ada sahutan dan hanya terdengar suara barang-barang terdengar berjatuhan di sana.Krumpyang ....Ketika suara barang-barang tersebut terjatuh di bawah lantai, Azriel yang tak mendapatkan sahutan dari kakak iparnya, mulai merasa panik dan mencoba lebih keras legai mengetuk pintu kamar tersebut.Sementara itu,di dalam kamar itu, terlihat Alina yang saat ini terlihat sedang menangis sesenggukan saat suasana kamarnya berubah menjadi menakutkan.Lampu-lampu mulai redup sendiri, ditambah lagi dengan hembusan angin kencang dari luar yang saat ini memasuki kamarnya.Suara-suara ghaib, mulai terdengar begitu jelasnya di
Azriel sangat terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Alina saat ini, dia tau jika saat ini bukan dirinya yang sedang mengatakan itu. Karena penasaran dengan apa yang diceritakan oleh Alina. Azriel pun bertanya kepada dirinya."Siapa yang kau maksud, Alina?" tanya Azriel dengan wajah penasarannya.Saat itulah tiba-tiba ia rasakan suasana sudah berubah menjadi aneh, ia mencium bau anyir di dalam kamar Alina, sedetik kemudian, ia rasakan ada hembusan angin yang saat ini sedang menerpa tengkuk lehernya.Azriel lalu mengusap tengkuknya lehernya yang terasa bulu kuduknya sudah mulai berdiri saat ia merasakan ada makhluk ghaib yang saat ini ada di ruangan tersebut.Seketika lampu di dalam itu langsung meredup lalu berkedip-kedip, menambah suasana tampak sedikit mencengangkan.Saat itulah, Alina membuka kedua tangannya yang sejak tadi menutupi wajahnya.Azriel sangat terkejut saat dia melihat sosok Ayana pada wajah Alina. Ia terlihat sangat pucat dan terlihat jelas jika itu adalah wa
Alina mulai menceritakan semua keganjilan dalam rumah ini yang dia rasakan saat dirinya dan mama mertuanya saat ini.Azriel tampak terpaku dan seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh dirinya saat ini."Jika Mas Azriel tidak percaya dengan apa yang aku katakan kepadamu, aku ingin Mas Azriel percaya dengan apa yang dikatakan oleh mama Elly kepada, Mas. Sakitnya beliau karena saat ini mama Elly mendapatkan serangan dari ghaib. Mas bisa membawanya ruqyah untuk mengeluarkan jin-jin yang ada di dalam tubuh mama Elly," balas Alina dengan menatap wajah Azriel yang saat ini terkena bingung."Baiklah, kau lebih baik tenang, aku akan bicarakan semua ini kepada keluarga inti nanti. Sebaiknya kau istirahat di sini, oke." Azriel membantu membaringkan tubuh Alina dan mulai menyelimuti dirinya dengan selimut yang ada di ranjang tidurnya.Setelah itu, ia menunggu Alina sampai dia benar-benar terlelap dan setelah ia terlelap dirinya langsung keluar dari kamar Alina.Saat Azariel keluar dari
Arkan tampak sangat ketakutan saat ia benar-benar melihat Ayana hadir dalam mimpinya dan itu seolah terasa sangat nyata.Sekujur tubuh Arkan kini dipenuhi dengan peluh yang sudah mulai membanjiri wajahnya.Arkan lalu turun daei ranjangnya dan kini menoleh ke arah Alana yang masih terlelap dalam tidurnya.Arkan lalu keluar dari kamarnya dan menuju ke arah kamar Alina.Saat dia membuka kamar Alina, ia terkejut melihat Alina yang saat ini sedang melaksanakan sholat malam.Arkan yang tidak mau mengganggu Alina yang sedang melaksanakan sholat tahajjud, ia pun duduk di kursi sofa yang ada di dalam kamarnya.Beberapa menit kemudian, Alina telah selesai melaksanakan sholat tahajjud nya, terlihat terkejut saat melihat sosok Arkan sudah berada di dalam kamarnya dan sedang duduk menatap dirinya."Pak Arkan, Bapak ada di sini?" tanya Alina dengan menatap wajah Arkan yang saat ini terlihat cemas dan gelisah.Perlahan-lahan Arkan berjalan menuju ke arahnya, lalu tak lama kemudian dirinya pun langsu
Alina terkejut saat mendengar pertanyaan dari Arkan, raut wajahnya kini sudah terlihat mulai gugup, entah apa yang saat ini dia rasakan.Cemburu? Benarkah saat ini dia merasakan cemburu kepada Arkan? Alina tentu tak tau pasti kapan dirinya mulai merasakan cemburu kepada dirinya."Kau cemburu, Alina?" tanya Arkan menatap wajah Alina dengan tatapan penuh menelisik.Alina terdiam, dia sangat bingung ketika dirinya harus menjawab apa saat ditanya oleh Arkan tentang perasannya saat ini."Kenapa kau hanya terdiam saja? Apa kau tidak pernah merasakan cemburu kepadaku?" tanya Arkan dengan tatapan penuh menelisik.Alina gelisah dan tak bisa menyembunyikan perasaan gugupnya saat ini.Sejurus kemudian, Arkan mendekati Alina hingga mengikis jarak diantara keduanya.Jantung Alina langsung berdegub dengan kencangnya saat Arkan terus menatap dirinya dan mengunci tatapannya."Alina,aku tau kita menikah awalnya tak memiliki perasaan apa-apa. Namun, saat ini ada sesuatu yang terjadi di hatiku. Aku mer
Tak pernah disangka oleh Alina saat Arkan telah menuduh dirinya selerti itu. Tentu saja dia tidak terima dengan apa yang dituduhkan olehnya."Apa? Mas Arkan menuduhku seperti itu? Aku tidak selicik itu, Mas," Alina menggelengkan kepalanya tak percaya ketika Arkan menuduh dirinya seperti itu.Arkan yang saat itu terlihat masih kesal dengan sikap Alina, tampak sedang menyudutkan dirinya.Ia terus memojokkan Alina bahwa dia mau menikah dengan dirinya hanya karena uang saja."Kau ternyata sama seperti wanita pada umumnya, kau matre dan hanya mengincar hartaku saja, bukan? Tak cukupkah uang bulanan yang aku transfer untuk dirimu, hingga kau berbohong kepadaku dan menjebakku seperti ini?" Arkan tampak sangat marah saat mengingat apa yang dilakukan Alina kepada dirinya saat ini.Alina yang saat itu tampak kesal dituduh olehnya seperti itu hanya bisa menggelengkan kepalanya."Aku tidak pernah menjebakmu, aku akui Mas, saat ini aku memang salah kepadamu, aku berpura-pura menjadi orang lain dem
Arkan terdiam sesaat setelah dia mendengar pertanyaan dari mamanya. Sejak kesalahpahaman diantara mereka saat ini.Mama Elly yang merasa cemas ketika tak melihat menantunya berada di ruang makan, membuatnya langsung menitahkan Arkan untuk memanggil istrinya."Kamu panggil istrimu sekarang! Dia sedang hamil dan butuh makan untuk dirinya dan juga janinnya. Kau jangan cuek seperti ini, jika kalian bertengkar, selesaikan secepatnya permasalahan kalian," nasehat mama Elly dengan menatap nyalang wajah putranya.Sementara itu, Alana tampak tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh mama Elly saat ini. Ia pun berupaya untuk menawarkan dirinya memanggil Alina ke ruang makan. Namun, dengan tegas, mama Elly memintanya untuk tetap tinggal di ruang makan dan meminta putranya sendiri yang memanggil istrinya."Biar Alana yang memanggil Alina, Ma." Alana beranjak dari tempat duduknya.Mendengar itu, seketika mama Elly langsung menghentikan langkah kakinya untuk keluar dari ruang makan."Berhenti! Se