Share

109. Tingkah Alana yang konyol

Selina mencuci muka dan berwudhu. Ia berusaha bersabar dan tawadhu, menyerahkan segalanya pada sang kuasa. Barangkali apa yang menimpanya merupakan ujian dariNya agar lebih kuat meskipun ia tak terima. Jatuh hati lalu saat bersamaan patah hati.

Ia keluar toilet seolah tidak terjadi apa-apa. Ia pun berpapasan dengan Nisa yang berjalan berlawanan arah.

“Sudah Bu? Bagaimana kondisi mamer? Eh, mantan mamer?” tanya Winda dengan mata mengerjap. Semenjak Adam pergi Winda tampak kesal menunggunya. Hanum sudah baikkan. Ia duduk dengan kepala terkulai pada bahu Winda.

“Sudah, belum bisa dijenguk sih. Tapi alhamdulillah udah siuman,” sahut Selina, berusaha mengendalikan perasaannya saat ini.

“Oh, alhamdulillah kalau gitu,”

“Yuk pulang!”

“Ayok!”

Hanum yang menyahut. “Maaf ya, ngerepotin. Kayaknya aku masuk angin,”

“Iya, Bu Han, gak apa-apa. Aku yang mestinya minta maaf soalnya udah ngajak ngaprak,” kekeh Selina seolah tak terjadi apa-apa. Ia pandai menyembunyikan air mata kesedihan.

Ngaprak: ja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status