Share

177. Usil yang kompak

“Om, kenapa bengong?” tanya Ruri heran melihat Dave dengan pandangan kosong. Ruri melambaikan tangannya di hadapan wajah Dave. Dia pikir omnya itu kesambet setan. Seketika Ruri terinterupsi dengan panggilan Selina.

“Ruri, maafin Ibu kamu jadi nunggu lama,” ucap Selina di balik kaca mobil lalu berjalan ke arahnya, melongokkan kepalanya ke jendela yang terbuka. Dia tersenyum pada Ruri dengan begitu hangatnya. Dia belum menyadari lelaki yang berada di samping Ruri yang tengah memegang kemudi.

“Gak apa-apa Bu, santai aja,”

Ruri terkekeh.

“Ya kamu tahu anak-anak literasi ngerubungin Ibu. Katanya kangen. Mereka mengajak Ibu ngobrol dan kamu tahu sendiri Ibu kalau ngobrol sama mereka suka lupa. Belum lagi guru-guru yang lain nanya-nanya terus,” ucap Selina sembari terkekeh. Hari itu Selina tampak ceria dengan tertawa agak keras.

Dave mengerjapkan matanya berkali-kali tak percaya dengan apa yang dilihatnya dan didengarnya baru saja. Dia masih memandang lurus ke depan, tak berani menoleh ke s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status