Mas Brian belum sempat melangkah kakinya keluar dari rumah,tiba tiba terdengar bunyi suara notifikasi pesan masuk di handphonenya, Mas Brian segera melihat siapa yang telah mengirimkan pesan.("Assalamualaikum Pak... Saya otw menuju ke Malang, insya Allah 2 jam lagi kita akan bertemu di tempat yang bapak telah tentukan.)("Waallaikum salam Pak... Oke saya akan menunggu di sana 15 menit sebelum Pak Heri sampai, terimakasih")("Sama sama Pak... tidak apa-apa kalau bapak sampai terlambat, saya dapat memaklumi keadaan bapak.")("Oke... sampai jumpa di sana, assalamualaikum...")(" Waallaikum salam... sampai jumpa juga.")Mas Brian langsung memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku celananya, setelah membalas pesan dari Pak Heri.Ditempat yang berbeda Rendi juga sedang menerima telepon dari orang kepercayaannya yang sedang mengawasi rumah tempat tinggalnya Humaira dan anak anaknya."Selamat pagi bos,maaf saya mengganggu waktunya bos sejenak.""Langsung saja... apakah ada sesuatu yang m
Melihat Abah hendak berdiri untuk memanggil Humaira, Mas Brian segera menghentikan langkah Abah, Mas Brian juga melihat kekhawatiran yang mendalam dari muka Abah, membuat Mas Brian bertanya tanya ada apa ini sebenarnya.tolob "Abah mau kemana..." "Saya mau memberitahukan kepada Humaira agar dia tidak boleh keluar dari rumah." "Abah... tidak usah kesana biarkan anak-anak saja yang panggil, tolong ceritakan ada apa sebenarnya Abah."sambil menunggu penjelasan dari Abah, Mas Brian menyuruh salah satu anaknya untuk memanggil Humaira untuk bergabung bersama dengan mereka di ruang keluarga. "Kakak tolong panggilkan Bunda dikamar, bilang sama Bunda kalau lagi di tunggu sama kakek,ayo buruan ya." "Iya Ayah...." "Terimakasih banyak ya Nak..." "Iya sama sama Ayah."Almeera setengah berlari menuju ke kamar untuk memanggil Humaira, melihat pintu kamar terbuka, Humaira langsung masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu, Almeera melihat Bundanya lagi memainkan game online yang ada di aplikasi handp
Setelah mendengar semua penjelasan dari Abah,aku langsung berdiri melangkah menuju ke kamar,dan meninggalkan Mas Brian yang masih tertegun dengan apa yang baru saja dia dengar, kepalaku tiba tiba terasa pusing memikirkan semua masalah yang kami hadapi, sebegitu bencinya kah kedua orang tua Mas Brian terhadapku dan juga kepada kedua buah hatiku, kesalahan apa yang telah kami lakukan hingga mereka tega mau menghabisi nyawaku dan nyawa anak anak ku, secara perlahan lahan aku merebahkan tubuh di atas kasur untuk meregangkan otot-otot tubuhku yang sangat tegang terutama bagian kepala, agar terasa lebih ringan. 'Ya Tuhan apa yang harus saya lakukan sekarang ini, untuk melindungi orang orang yang sangat saya cintai saja tidak bisa saya lakukan,ajustru orang lain yang melakukan semua itu betapa tidak bertanggung jawabnya diri ini, mulai sekarang saya harus selalu berada di samping Humairah dan kedua anak anak ku, agar saya bisa menjaga mereka dengan segenap jiwa ragaku.' Mas Brian bergumam d
Rendi kembali mengaktifkan handphonenya, karena tadi selama dia berada di udara Rendi menonaktifkan handphonenya, secara bersamaan terdengar suara notifikasi panggilan masuk di handphonenya, Rendi segera menerimanya. "Selamat pagi bos... posisi dimana sekarang." "Pagi juga, saya sudah berada di Malang baru saja mendarat, bagaimana ada informasi baru." "Untuk saat ini belum ada perkembangan yang sangat signifikan, hanya saja barusan kami melihat ada sebuah mobil yang keluar dari area rumahnya Pak Malik, sepertinya Pak Brian suaminya ibu Humairah lagi ada kepentingan untuk menemui seseorang di luar rumah." "Oke.. tolong suruh salah satu orang dari kalian yang berada di situ untuk mengikuti kearah mana mobilnya Pak Brian menuju dan dengan siapa dia bertemu, jangan lupa kabari saya secepatnya." "Oke bos.." Rendi telah memutuskan sambungan teleponnya, tanpa membuang waktu Rendi langsung mengemudikan mobil yang telah di sediakan oleh anak buahnya.Rendi segera menuju ke restorannya Hum
"Bagaimana kabarnya Pak Brian dan juga keluarganya." "Alhamdulillah...kami sehat semua, bagaimana juga kabarnya Pak Heri." "Alhamdulillah sehat seperti yang bapak lihat saat ini,oh ya apa yang perlu saya lakukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang tengah bapak hadapi sekarang ini." "Iya Pak, saya bingung dengan banyaknya masalah yang tengah melanda keluarga kecilku saat ini, saya harus mulai dari mana hahh." Mas Brian berusaha tenang agar dia bisa menceritakan semua permasalahan yang tengah mereka hadapi saat ini. "Ceritakan saja siapa tau saya bisa memberikan solusinya." "Aha..ini semua berawal dari kekacauan yang di lakukan oleh anak laki-laki saya Al Jazair, hingga berbuntut panjang sampai sekarang ini, sepertinya papa saya sudah mengetahui siapa dalang dari semua kekacauan yang terjadi di perusahaannya,dan sekarang ini papa tengah mengawasi keberadaan Humairah dan anak anak saya,ini hanya praduga saya saja kalau sebenarnya yang papa incar itu bukan istri dan anak a
"Coba bapak ceritakan saja siapa tau saya bisa kasih solusinya, apakah ini ada hubungannya dengan perasaan bapak kepada ibu Humairah,maaf ini hanya tebakan saya saja sepertinya hubungan bapak dengan ibu Humairah tidak berjalan sebagai mestinya, masih ada jurang pemisah antara bapak dengan ibu Humairajh sampai detik ini." "Hmm gimana ya, betul sekali tebakannya Pak Heri hubungan saya dengan Humaira saat ini tidak berjalan sebagai mana mestinya Humaira sampai detik ini tidak mau saya dekati bahkan dia sudah mengancam saya untuk berpuasa sampai dengan selesai melahirkan, ini sangat menyiksa batin saya, apakah pak Heri tau bagaimana caranya untuk meluluhkan hati wanita." "Oh begitu ya... kalau menurut saya itu bapak harus berjuang lebih keras lagi agar ibu mau mengerti perasaan bapak, atau...."Pak Heri belum menyelesaikan omongannya,tiba tiba terhenti karena kemunculan Rendi secara mendadak. Rendi yang mendengar semua pembicaraan Brian dengan pak Heri barusan cukup membuat hatinya terg
"Pak.... sudah ya malu dilihatin orang lain, bapak coba perhatikan semua mata pengunjung restoran ini melihat ke arah sini, bapak tidak usah dengarkan apa katanya Pak Rendi, dia sengaja menggoda bapak."Mas Brian mengedarkan pandangan matanya untuk menelisik semua pengunjung restoran ini, mereka semua memandangi dirinya, akhirnya Mas Brian duduk kembali, walaupun dia terlihat masih kesal. "Bang... sudah.. sudah ayo kita kembali duduk di tempat kita,malu dilihatin orang-orang,tuu semua mata tertuju kearah kita."mau tidak mau Rendi akhirnya kembali ke tempat duduknya semula. Pak Heri melihat Mas Brian sudah kembali tenang, Pak Heri kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Mas Brian yang terhenti karena kemunculan Rendi secara tiba-tiba. "Pak... seharusnya tadi bapak tidak perlu meladeni kata kata yang dilontarkan oleh Pak Rendi, dia sengaja mau menggoda bapak." "Saya juga heran kenapa Rendi tiba tiba saja sudah berada di depan kita,apa dia tadi sudah mendengarkan semua pembicaraan k
Sementara Bang Rendi dan juga Irfan, mereka berdua belum pulang, mereka masih melanjutkan pembicaraan yang dari tadi belum ada yang dibahas sama sekali, karena sejak awal kedatangan mereka, Bang Rendi menyuruh Irfan untuk terus mengawasi dan mendengarkan semua pembicaraan Pak Brian dengan pak Heri saja. "Bang.. ngapain sih tadi sampai menyamperin Pak Brian dan temannya, apa Abang tidak malu,gara gara Abang mengejek Pak Brian tadi, semua pengunjung restoran ini mereka lihatin kita terus." "Ya..ya.. saya mengaku salah, tadi itu sengaja saya menggoda Brian saya mau tau sampai di mana sih kadar cintanya kepada Humairah,eh.. ternyata Brian sangat mencintai Humairah, bahkan dia rela mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan Humairah dan kedua anaknya." "Bang... sekarang apa yang harus kita bahas ini karena kita berada disini kurang-lebih 2 jam tapi Abang belum mengatakan apapun, yang ada Abang pergi menyamperin Pak Brian dan bertengkar, ayo Bang buruan cerita, soalnya saya sudah lap