"Bunda... maaf kan kakak sama adik yaa.. kalau sebenarnya kami berdua sudah tau kalau ayah berbohong sama Bunda, Ayah ke Bali bukan urusan pekerjaan tapi Ayah kesana untuk menikah dengan Tante Alma."Al Jazair bercerita sambil melirik ke arah Mas Brian dengan cuek."Maksud kakak sama adik apa... Bunda tidak mengerti coba jelaskan semuanya kepada Bunda.""Iya Bunda... Kami tau semuanya,adik tidak sengaja mendengar perbincangan Bunda, Ayah dengan Opa, adik dengar semua kalau ayah harus membantu perusahaannya Opa karena terancam bangkrut, kalau Ayah tidak bisa mengeluarkan dana dari perusahaan,ayah harus menikah dengan Tante Alma, mulai saat itu adik sudah memasang alat pelacak di handphonenya ayah dan memasang kamera pengintai di cincin kawinnya Ayah, maaf kami Bunda tidak memberitahukan semuanya."mas Brian cukup kaget dengan pernyataan anak laki lakinya itu, sungguh di luar nalar, seorang anak berusia 8 tahun bisa melakukan semua itu tanpa kesalahan sama sekali."Jadi kalian sudah tau s
"Nak Rendi... Abah bisa minta waktunya sebentar,ada yang Abah mau bicarakan kalau tidak keberatan dan mengganggu Nak Rendi."Rendi langsung keluar dari dalam mobil, untuk menyanggupi permintaan Abahnya Humaira. "Iya Abah... tidak menggangu kok,ada yang bisa saya bantu Abah." "Ini mengenai Humaira dan kedua cucuku, Abah tau walaupun Nak Rendi sudah lama meninggalkan dunia hitam, tapi sampai saat ini Nak Rendi masuk berhubung dengan mereka, Abah hanya minta bantuan Nak Rendi untuk melindungi Humaira dan kedua cucuku, Abah khawatir dengan keselamatan mereka, Abah takut jika semua yang di lakukan Al Jazair terbongkar,pasti Pak Darsono dan Pak Airlangga tidak akan tinggal diam, apalagi karena ulah cucuku itu perusahaan mereka saat ini berada di ujung tanduk...dan tolong carikan detektif yang handal untuk menyelidiki perusahaan Airlangga Aditama Group,ada apa sebenarnya,karena Pak Airlangga sendiri sudah mengancam Brian kalau sampai dia tidak menikahi putrinya Pak Darsono dia akan menghabi
Pikiran terasa plong, hati terasa damai, dimana semua keluh kesah kita sampaikan kepada sang pemilik hidup ini,karena hanya Dia lah tempat kita bisa meminta sebanyak apa yang kita mau, dengan memasrahkan diri kepada-Nya pasti kita akan di berikan kemudahan untuk semua permasalahan yang dihadapi. Seperti yang di alami Al Humaira Razak saat ini,nasib rumah tangga yang bina selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun belum tau kedepannya apakah akan berlanjut atau kandas di tengah jalan, karena dia sangat tidak bisa mentolerir yang namanya penghianatan.Apa pun alasannya yang namanya penghianatan tetap akan menorehkan luka di dalam hati, terasa sakit, terluka tapi tidak berdarah, itulah situasi yang di alami oleh Humaira sekarang ini. Selesai melaksanakan shalat Maghrib secara berjamaah,kedua buah hatiku itu, mendekati Abah. "Kakek...kami berdua lapar...."Almeera dan Al Jazair sambil memegang perut mereka masing-masing. "Maaf kan kakek ya... sedari tadi kakek tidak memperhatikan kebutuha
"Kakak... adik... kalau Ayah boleh tau,siapa pemilik restoran makanan yang kalian pesan tadi."Mas Brian menatap lekak lekat wajah kedua buah hatinya itu. "Memangnya Ayah pura pura tidak tau atau memang tidak tau sama sekali,masa seorang direktur utama dan sekaligus perusahaan Brian Aditama Group yang cukup besar di negri ini tidak tau sama sekali kalau istrinya itu tajir melintir, Ayah dengarkan baik-baik kalau istri Ayah itu Al Humaira Razak itu memiliki beberapa restoran yang lagi viral saat ini dan seorang direktur utama sebuah perusahaan,ck.ck.ck, Ayah payah deh."cerca Al Jazair terlihat sedikit mengejek kepada Mas Brian. "Apa.... kok Ayah tidak pernah tau, Bunda kenapa tidak kasih tau Ayah selama ini."Mas Brian saking kagetnya kedua buah matanya melotot seolah olah mau keluar dari tempatnya, sambil melirik ke arah ku untuk meminta penjelasan,'ini Abah sama Ummi diam diam saja dari tadi mendengarkan anak anak ku bercerita.'gumam Mas Brian dalam hati. "Apa yang harus aku jelaska
Ting.ting. Bunyi notifikasi panggilan masuk di handphonenya Abah, dengan segera Abah menerimanya. "Assalamualaikum Pak Malik... saya sudah di lobi rumah sakit." "Waallaikum salam Pak Arya...oke tunggu sebentar saya akan segera ke situ."terlihat langkah Abah tergesa-gesa segera menuju ketempat dimana Pak Arya sudah menunggu. Melihat Pak Arya sedang menunggu di kursi lobi rumah sakit, Abah langsung menghampirinya. "Maaf Pak Arya...menunggu terlalu lama,harap maklum Pak karena faktor usia, langkah saya tidak segesit dulu lagi he..he..."Abah mengeluarkan suara kekehannya. "Tidak apa apa Pak Malik.. kebetulan saya juga baru sampai,ini Pak pesanannya, semoga kedua cucu bapak menyukainya, salam untuk Ibu Humaira semoga cepat sembuh, maaf Pak saya langsung pamit, assalamu'alaikum." "Aamiin... terimakasih sudah mau mengantarkan pesanan kedua cucuku, waallaikum salam, hati hati di jalan." Pak Arya langsung menyalami tangan Abah dan mereka berpisah di lobi rumah sakit.Abah hendak mau men
"Bunda... Mas suapin ya, supaya tidak kerepotan,dan juga tangan kanan Bunda kalau terlalu banyak bergerak, Mas takut selang infusnya terlepas dan itu kalau di pasang kembali sangat sakit, pasti Bunda tidak tahan.."aku hanya mengangguk kepala untuk menyetujui permintaan Mas Brian, Abah sama Ummi melihat kami berdua sambil melemparkan tatapan mata bahagia,aku tidak tau apa yang ada di dalam pemikiran mereka berdua, seolah-olah tidak melihat apa-apa. Mas Brian langsung menyuapiku dengan perlahan suapan demi suapan hingga habis satu boks makanan yang tadi Abah pesan, tidak lupa Mas Brian juga memberikan segelas air putih,aku segera menyesapnya sampai tandas, Alhamdulillah. "Terimakasih... Mas." "Iya sama sama..." Setelah menyuapiku Mas Brian langsung menyantap makanan juga, sama seperti kami berlima Mas Brian juga menghabiskan semua isi boks makanannya. Kami semua larut dalam pikiran masing-masing, kedua buah hatiku itu tidak ada henti-hentinya merecoki Abah sama Ummi, kadang terdeng
Akhirnya hari yang aku tunggu datang juga, selama dua hari ini aku hanya berbaring di tempat tidur rumah sakit, hari ini dokter sudah mengizinkan aku pulang ke rumah,ahh... senangnya,aku perhatikan muka anak anak ku juga terlihat pancar kebahagiaan dari muka mereka berdua,aku tau mereka sudah bosan berada di sini. Tadi malam Aku sudah memberitahu Abah sama Ummi kalau nanti aku sudah diizinkan pulang sama dokter, aku pulang ikut Abah sama Ummi ke kampung, tidak pulang ke rumah yang kami tempati selama ini, Aku sengaja tidak memberitahukan kepada kedua buah hatiku itu, biar jadi kejutan, pasti mereka berdua senang kalau kami ikut Abah sama Ummi ke kampung. "Kakak... Adik.. nanti pulangnya, kita ikut kakek dan nenek ya ke kampung, untuk urusan sekolah kalian Ayah sudah menghubungi pihak sekolah, sementara kalian berdua ikut ibu ke kampung kalian belajarnya dengan cara homeschooling, tidak apa-apa kan" "Iya Bunda.. tidak apa-apa, justru kami berdua sangat senang,kami bisa ikut kakek ma
Aku perhatikan Abah sepertinya penasaran dengan dokter yang sedang ngobrol dengan Mas Brian, Abah menghampiri mereka berdua. "Leonardo... betul kah dirimu ini."Abah setengah berteriak, langsung memeluk Pak dokter tersebut. "Malik Razak..., saya tidak menyangka akhirnya kita bertemu kembali setelah sekian lama tidak ada kabar berita, kalau tidak salah kita bertemu pada saat kita masih menjadi mahasiswa, saya tidak tau sudah berapa puluh tahun lamanya."Pak dokter itu juga balas memeluk Abah. "Maaf Pak Brian... apakah anda mengenal Pak Malik...ini sahabat saya sewaktu kuliah,kami memang berbeda jurusan tapi sering bersama pada saat melakukan kegiatan kampus." "Iya dokter... Pak Malik ini mertua saya."karena aku lihat Abah ikut ngobrol akhirnya kami semua mendekat ke arah mereka bertiga. "Salamah... saya tidak menyangka kamu bisa menaklukkan hati seorang Malik Razak yang terkenal dengan kearogangannya seantero kampus, saya sangat bahagia akhirnya kalian bersama,ini pasti putri dan ke