Setelah menandatangani surat nikah, Megan dan Ethan sama-sama memegang buku nikah satu sama lain. Keduanya sama-sama tersenyum lalu saling melirik satu sama lain. Saat itu Ethan melongo melihat Megan yang tampak cantik dengan gaun sederhana berwarna putih dengan kepala tertutup kerudung.“Mas …,” panggil Megan yang ingin mencium tangan pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu.“Ya?” Ethan masih terpaku menatap lekat-lekat wajah Megan yang cantik.“Mau salim,” ucap Megan lagi sambil mengulurkan tangannya ke depan. Ethan melirik tangan Megan lalu meletakkan tangannya di atas tangan Megan.“Prrfftt! … Ehem!” Adam lagi-lagi menyamarkan suara tawanya dengan sibuk berdehem.Melihat Ethan meletakkan tangannya seperti anak anjing meletakkan tangannya di atas tangan majikannya, membuat Adam tidak bisa lagi menahan tawanya. Dia belum pernah melihat Ethan bertingkah seperti orang bodoh. Melakukan hal-hal yang tidak pernah Ethan lakukan sebelumnya dan terlihat sangat bucin. Untungnya, tidak ada
Megan menatap tidak mengerti ke arah Ethan. Sedetik kemudian wajahnya merona merah ketika melihat bagian atas tubuh Ethan. Rasa gugup kembali membuat Megan gelisah. Saat Ethan duduk di sampingnya, Megan bergeser ke samping menjauh dari pria itu.“Kok pindah sih. Sini dekatan, sayang,” rayu Ethan.“Takut, mas. Mas mau ngapain? Kenapa buka baju?” tanya Megan lalu beranjak mengambil kaos Ethan yang tergeletak di lantai.Saat itu Ethan segera mendekati Megan lalu menarik kerudungnya sampai terlepas. Wanita itu terkejut lalu tangannya tidak sengaja menyenggol paper bag yang masih tergeletak di atas meja. Paper bag itu terjatuh dan isinya tumpah ke lantai. Mereka berdua sama-sama melihat kain berwarna merah tergeletak di lantai.“Apa ini?” tanya Ethan sambil membungkuk mengambil kain itu.Saat Ethan membentangkannya, matanya terbelalak melihat piyama tidur tipis berwarna merah itu. Samar terlihat wajah Megan dari balik piyama itu. Megan juga melihat wajah Ethan yang tersenyum smirk. Dia men
"Caranya gimana?" tanya Megan polos.“Makanya buka dulu ya. Nanti aku ajarin caranya. Pelan-pelan tapi enak. Beneran,” ucap Ethan mengatakan semua hal yang bisa memuluskan keinginannya untuk memiliki Megan seutuhnya.Megan masih ragu untuk membuka piyama tidurnya karena merasa sangat malu dengan Ethan. Pelan-pelan Ethan mendekatkan bibirnya ke bibir Megan. Melumat lembut permukaan bibir istrinya yang masih terasa manis. Padahal Megan tidak meminum madu, tetapi rasa manis itu membuat Ethan memperdalam penyatuan bibir mereka.“Mas …,” erang Megan ketika Ethan melepaskan penyatuan bibir mereka.Tangan pria itu sudah merayap masuk ke balik piyama tidur Megan. Menyentuh perut dan pinggang Megan dengan lembut. Ethan tidak mau terburu-buru menyerang istrinya agar tidak ketakutan di malam pertama pernikahan mereka. Rayuan dan bisikan lembut terus diucapkan Ethan sampai Megan tidak lagi mempertahankan piyama tidurnya.SRET!Piyama tidur itupun akhirnya tergeletak di lantai begitu saja. Kecupan
Ethan terkekeh geli mendengar pertanyaan Megan. Goncangan tubuh Ethan membuat Megan tiba-tiba mendesah. Rasa sakit di bagian inti tubuhnya sudah berganti menjadi rasa nikmat yang menuntut.“Bukan itu maksudnya ronde yang ini, sayang. Nanti juga kamu tahu. Aku gerakin ya," ucap Ethan lalu mulai menggerakkan pinggangnya.Giliran di dalam kamar pengantin terdengar suara desahan dan lirih kenikmatan. Megan tidak bisa menahan suaranya yang keluar begitu saja. Penyatuan untuk pertama kalinya bagi Megan membuatnya merasakan kenikmatan duniawi yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.“Mas …,” lirih Megan memanggil mesra suaminya.“Sebut namaku, sayang.” titah Ethan sambil tetap menjaga gerakannya teratur mengaduk-aduk gua Megan.“Gi--Ethan …,” lirih Megan sekali lagi.Ethan semakin bersemangat menggerakkan pinggangnya sampai tubuh Megan kembali menegang. Megan mencengkram lengan Ethan dan menjerit ketika kenikmatan menyerang semua saraf di tubuhnya. Ethan tidak membiarkan Megan meresapi kli
“Nak, ibu harap kamu bisa menepati janjimu. Jangan jadi pria pengecut yang menelan janjinya sendiri,” nasihat Ibu Susan.Ethan mengangguk lalu mengatakan kepada Ibu Susan kalau dia harus pergi pagi-pagi sekali. “Bu, aku titip Megan ya. Selama aku pergi, akan ada orang yang berjaga-jaga di depan rumah.”Ibu Susan hanya mengangguk dan membiarkan Ethan masuk ke kamar Megan lagi. Wanita paruh baya itu lalu melangkah ke dapur untuk mengambil air minum. Sedikit melamun Ibu Susan menuangkan air minum dari teko ke dalam gelas. Sesuatu tampak jelas sedang mengganggu pikirannya saat ini. Tanpa sadar gelas telah penuh dan tumpah membasahi meja.“Oh, astaga!” pekiknya kaget ketika air membasahi kakinya.Ibu Susan buru-buru mengelap meja dengan lap yang ada di atas meja. Dia lalu duduk di kursi untuk menenangkan dirinya. Setelah meneguk segelas air minum, Ibu Susan merogoh saku daster yang dipakainya saat itu. Dikeluarkannya seuntai kalung emas dengan liontin kecil berbentuk simbol bintang.Ibu Su
Ibu Susan mendekati tempat tidur dan melihat apa yang terjadi dengan sprei Megan. Wanita paruh baya itu pun tersenyum dan mengatakan kalau Megan tidak menstruasi. Bercak merah itu karena Megan sudah melewati malam pertamanya dengan Ethan. Mendengar penjelasan ibunya, wajah Megan sontak memerah. Ibu Susan terkikik geli melihat tingkah Megan dan memintanya berpakaian dulu.“Lalu, dimana masku, bu?” tanya Megan lagi.“Dia sudah pergi tadi malam. Katanya ada keperluan mendesak. Pesan suamimu, kamu disini dulu sementara sampai dia kembali. Dan pesannya sama ibu kemarin malam, kamu tidak boleh kerja lagi di restoran,” ucap Ibu Susan sambil merapikan rambut Megan yang berantakan.“Kalau aku nggak kerja, kita makan apa, bu?” tanya Megan lalu meraih daster yang tergeletak di kaki tempat tidur.Ibu Susan tersenyum lalu mengambil amplop coklat di bawah bantal Megan. Tadi malam, wanita itu masuk ke kamar Megan setelah Ethan pergi. Dia menyelipkan amplop berisi uang itu ke bawah bantal Megan, lalu
“Ya, kalian bicaralah berdua nanti. Cepat selesaikan sarapannya. Kalau bisa sekalian saja kalian bicara tentang konsep pertunangan kalian nanti,” ucap Ilham cepat. Sebuah garis tipis melengkung menghiasi wajah tuanya sekarang.MENARIK!Ethan meletakkan garpu dan pisaunya di atas piring lalu menyeka bibirnya. Pria itu tetap mengabaikan ketiga orang yang berada satu meja makan dengannya. Ilham pun menatap tajam ke arah Ethan dan hampir menggebrak meja saking kesalnya dengan kelakuan putranya itu.“Kalau mau bicara, bicara sekarang. Aku sibuk. Apa kau tahu kalau datang kesini hanya membuang-buang waktuku yang berharga,” ucap Ethan sinis.Celia tersenyum semanis mungkin meskipun diperlakukan dengan buruk. Dia akan membuat perhitungan dengan semua keluarga Wibisana setelah dirinya menjadi menantu mereka nantinya. Tidak sulit melakukannya selama Gregory bersedia menjadi senjata Celia.“Aku hanya ingin bertanya, siapa wanita yang bersamamu di salon waktu itu,” ucap Celia tersenyum licik.Dia
“Semakin cepat Tuan menyelesaikan pekerjaan disini, semakin cepat kita kembali. Sopir, kita ke Grand Hotel,” titah Adam lalu kembali menatap lurus ke depan.Ethan mendengus kesal, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dia ingin sekali menelpon Megan, tetapi ketika melihat ponselnya lowbat, Ethan hanya bisa menendang kursi yang diduduki Adam. Asisten pribadinya itu bahkan tidak menoleh dan bertanya kenapa Ethan kesal. Dalam hatinya ingin sekali mengirim Ethan ke Afrika agar anacondanya itu bertemu dengan saudaranya.Setengah jam kemudian, Ethan dan Adam tiba di Grand Hotel. Mereka langsung masuk ke lobby hotel dan terus berjalan menuju restoran. Ada private room di samping restoran itu yang sering di booking untuk meeting para pengusaha. Adam menunjukkan pintu kedua setelah mereka masuk ke restoran. Keduanya mendekat ke pintu itu lalu masuk ke dalam sana.Beberapa saat setelah Ethan dan Adam masuk ke private room itu, Michela Wibisana muncul di restoran. Dia tidak sendirian, melainkan ber