Di bengkel datuk merah, tampak seorang pemuda dan seorang kakek sedang berbicara “Pergi ke kota Tanah datar? Dimana itu datuk?” “Kota itu tidak terlalu jauh dari kota ini, hanya membutuhkan satu setengah hari untuk sampai.” Jelas datuk merah. “Hmmm seperti itu, baiklah aku akan pergi.” Surya setuju. “Besok datanglah pagi pagi, kau akan bersiap-siap besok.” Datuk merah memerintah Surya. “Baiklah datuk.” ... Keesokan harinya, seorang pemuda tampan tengah merapikan sebuah gerobak kayu. Dia tampak melihat ke segala sudut dari benda itu. Gerobak itu memiliki lebar yang tidak terlalu besar namun cukup untuk menyimpan beberapa kotak barang. Gerobak itu juga dihiasi oleh atap melengkung yang cukup besar. Gerobak itu juga memiliki dua roda yang cukup kokoh untuk menopang sejumlah barang. Setelah selesai melihat gerobak itu, Surya menjadi puas. “Huhhh tampaknya tidak ada masalah.” Surya telah ditugaskan datuk merah untuk melihat kelengkapan yang ada di gerobak yang akan dibawanya seb
Malam hari yang dingin, hujan terus menerus menghantam tanah dengan deras. Tampak seorang sedang membuka pakaiannya yang basah di atas pondok yang gelap. Sosok itu berhenti sebentar karena merasakan ada orang yang telah mengawasinya dalam beberapa saat. Pemuda itu langsung mengalihkan pandangan mengikuti indranya. Saat pandangan pemuda itu sampai pada arah yang dirasakan indranya, pemuda itu terkejut Ketika melihat dua bola berwarna biru menyala di kegelapan. Dua bola itu terlihat seperti mata yang sedang mengawasi pemuda itu. Merasakan Krisis, pemuda itu berlari menerjang ke arah dua bola berwarna biru itu. “Tidak tunggu jangan serang aku!” suara teriakan mulai terdengar bersamaan dengan suara hujan. Mendengar teriakan pihak lain, pemuda yang menerjang itu hanya bisa mematung. Tangannya benar benar tergantung di udara beberapa sentimeter sebelum mengenai sosok misterius dengan mata biru itu. “Siapa kau?” Surya bertanya dengan dingin. “Aku Rohid,” jawabnya langsung. “Apa tuju
Di ruang tamu salah satu penginapan di kota Tanah datar. Tampak hidup dengan sekelompok orang yang mulai masuk ke penginapan dengan wajah serius. Mereka tampak seperti hakim yang agung. Sementara itu, seorang pemuda hanya bisa melihat hal ini dengan bingung. Dia melihat ke arah sosok berbadan kekar yang tersungkur di tanah. “Apakah kekuatan ku sudah sangat meningkat? Bahkan nafasku bisa menyakiti pihak lain?” Surya hanya berpikir lucu tentang itu. dengan otaknya yang cerdas, dia sudah tau bahwa ada plot buruk yang menimpanya. “Apa yang terjadi, apakah aku menyinggung seseorang saat berada di sini?” dia mulai memutar otak. Apakah ada seorang yang dia singgung. Setelah beberapa saat, Surya hanya bisa bingung. Dia sama sekali tidak merasa menyinggung orang saat di kota ini. jelas dia baru saja tiba. Karena tidak mendapat jawaban yang baik, Surya hanya bisa mengembalikan pikirannya yang sudah lama melayang ke aula itu lagi. Dia ingin melihat plot orang orang ini. “Siapa yang bera
“Duar!!” Suara yang cukup kencang mulai terdengar Ketika sekelompok orang mulai menerjang ke satu arah. Dampak dari guncangan itu sangat dahsyat, sampai sampai sedikit menggetarkan area penginapan. “Ini...” Rohid yang melihat hanya bisa dengan susah payah menghalau debu yang berterbangan. Semua orang melihat ke satu arah secara bersamaan. Mereka ingin melihat tokoh utama yang sangat pemberani. yaitu bocah yang dianggap bodoh oleh mereka. Debu menjadi penghalang untuk orang-orang melihat apa yang terjadi sekarang. Sementar itu, sosok pemimpin kelompok hanya bisa tersenyum puas. “Hahahah meskipun ini cukup lebih lama dari biasanya, namun ini sebanding. Aku sedikit terhibur dengan kebodohan bocah itu.” dia mulai terendam dalam suasana hati yang baik. Setelah beberapa saat, debu yang berterabangan mulai menghilang. Orang yang ada di penginapan sangat penasaran dengan kondisi kedua belah pihak. Namun mereka terkejut dengan plot yang sangat menipu mata mereka. Bukan seorang anak y
Di ruang tamu penginapan yang sudah berantakan layaknya kapal pecah. Tampak seorang Wanita berjalan dengan percaya diri ke satu arah. Arah yang dituju Wanita muda itu adalah tempat di mana Surya dan Taji berada. Dia dengan santai menghiraukan kedua orang itu. kemudian sosok Wanita yang tampak Tangguh itu mulai menarik pedang yang tertancap di tanah. Surya yang melihat hal ini dengan jelas sedikit terkejut. “Ini benar-benar Wanita?” dia bertanya dalam hati. Saat pihak lain berteriak tadi, Surya mendengar dengan tidak jelas. Meskipun begitu, dia sudah takjub dengan ke tiranian pihak lain, dan sekarang setelah tau bahwa sosok itu adalah perempuan, dia bahkan menjadi semakin menghormati pihak lain. Sementara itu, Wanita yang sedang dikagumi Surya itu malah tidak melihat ke arahnya sama sekali. Wanita itu malah melihat ke arah pemimpin kelompok yang disebut Taji itu menggunakan tatapan seksama. Pemimpin kelompok itu tampak sedikit takut. Dia seolah olah tidak ingin situasi berkembang
Siang hari, di salah satu rumah gadang yang ada di kota Tanah datar. “Kenapa?” “Ini... tuan mudo. Kami tidak berhasil mengacau di penginapan itu.” kata seorang pemuda dengan sedikit takut. “Apa masalahnya?” tanya dengan suara yang tenang. “Riri datang dan mengganggu aksi kami.” “Bagaimana bisa dia datang begitu cepat?” sosok pemuda yang tenang itu bertanya. “Ini....” pemuda itu tampak sedikit berkonflik. “Apakah ada lagi?” bertanya dengan sedikit malas, jelas dia tidak tertarik dengan apa yang terjadi. “Tidak ada tuan mudo.” “Ya Sudah kau bisa keluar.” Pemuda tenang itu memerintahkan. Mendengar perkataan ini, pemuda yang ada di hadapannya mulai merunduk dan Keluar dari ruangan itu. Sosok yang keluar dari ruangan itu berjalan pelan namun dengan sedikit canggung ke satu arah. setelah dia berjalan cukup jauh, pemuda itu akhirnya menghela nafas lega. “Huft, selalu saja auranya mengerikan. Bagaimana orang yang usia nya tidak berbeda jauh dengan ku bisa memiliki atmosfer yang t
Di salah satu ruas jalan yang ada di kota Tanah datar. Tampak seorang pemuda sedang berjalan menenteng sebuah kota yang tidak terlalu berat. Pemuda itu tampak sedikit berpikir. “Sial sebenarnya apa itu lelang? Mereka bahkan melihatku dengan tatapan aneh saat menanyakan hal itu.” Sosok pemuda itu adalah Surya, dia bisa dengan jelas melihat ekspresi pihak lain Ketika dia sedang berbicara dengan bapak yang ada di toko tadi. Orang-orang yang ada di sekitar Surya melihatnya dengan tertegun seolah menganggap bahwa Surya sedang bergurau. Surya yang melihat kecanggungan itupun akhirnya dia tidak betah. Dengan itu dia bergegas pergi. “Huff sebaiknya aku tanya kepada Rohid setelah sampai di penginapan.” Surya sedikit mengeluh. Dia sadar bahwa di sangat kurang dalam ilmu pengetahuan di dunia ini. meskipun Surya sangat cerdas dikarenakan efek dari benih rimaunya, namun itu semua percuma jika dia bahkan tidak tahu tentang hal yang mendasar. Dia menjadi bodoh seperti sekarang tidak lain karen
Di sebuah ruangan kotor dan berdebu, sosok dua orang pemuda sedang melihat lihat. “Ini...” Surya berkata dengan terkejut. Dia baru saja membuka buku tipis yang ada di hadapannya. dia hanya berniat untuk melihat isi dari buku rusak itu sekilas. Namun semakin dia melihat, semakin dia tidak percaya. Dengan sangat hati-hati, Surya mulai membaca tiap kata yang terjalin di buku itu. dia sangat berkonsentrasi dan tidak menghiraukan area di sekelilingnya. Sementara itu di sudut lain, sosok pemuda yang ada di sekitar Surya hanya bisa merajut alisnya. Jelas dia sangat penasaran tentang buku yang telah diambil Surya. “Buku sialan macam apa itu yang membuat Surya sampai seperti kesurupan?” Ruas bertanya dalam hati. Surya yang semakin lama semakin tenggelam dalam lamunannya pun akhirnya berteriak senang. “Ahahahah sial, ini adalah buku yang sangat aku butuhkan.” Surya tertawa tidak karuan. Melihat hal ini, Ruas semakin bingung. Karena itu dia mulai mendekat ke arah Surya. dia mulai melihat