Share

BAB 5 : Fakta Mengejutkan

Gadis itu segera menggeleng. “Aku ingin makan di sini saja,” katanya menolak.

Alice menatap Diana. “Tuan akan menghukumku jika Nona tidak mau, Diana.”

Diana yang tahu betul dengan sikap tuan mudanya itu menoleh menatap Arabella yang memeluk nampan makananya. “Nona, makanlah di bawah bersama Tuan.”

“Tidak, aku tidak mau,” ujar Arabella keras kepala.

Dengan sifat keibuannya Diana mengelus surai Arabella, mencoba meyakinkan pada gadis itu kalau semuanya akan baik-baik saja. “Tuan tidak akan marah selama Nona menurut.”

“Aku tidak takut dengan kemarahannya!” sahut Arabella. “Aku hanya tidak ingin satu meja makan dengan pria yang menculikku!”

Alice yang tadi malam memandang sinis ke arah Arabella kini menatap si gadis dengan memohon. “Saya mohon, Nona. Tuan akan menghukum saya seperti Diana jika Nona tidak mau.”

Arabella menatap Diana lalu Alice bergantian. Dengan kesal gadis itu turun dari ranjangnya, dan melangkah diiringi oleh Diana dan Alice. Kedua pelayan itu menunjukkan letak meja makan dan benar saja sudah ada Griffin yang menunggu di sana.

“Duduklah!” perintah Griffin ketika Arabella berdiri tidak jauh darinya. Tatapannya masih sedingin malam tadi. “Kau tidak mendengarku, Arabella?”

Diana menarikkan sebuah kursi untuk sang Nona. Arabella menurut saja sambil menatap Griffin dengan pandangan waspada. Sampai detik ini Arabella masih bertanya-tanya, apa tujuan Griffin sebenarnya membeli Arabella seperti katanya, dan mengurung gadis itu seperti tawanan.

“Makanlah,” ujar Griffin.

Alice dan Diana segera mengambilkan makanan untuk sang Tuan dan juga Arabella.

Griffin memakan makanannya dengan tenang, sedangkan Arabella hanya diam. Hal tersebut membuat Griffin kembali menatap gadis itu. “Apa aku harus memaksamu juga untuk makan?”

“Kau memaksaku dalam setiap hal, jika kau lupa,” sinis Arabella. Lalu, meraih sendoknya dan mulai makan dengan sengaja menguyah nyaring.

Tidak ada protesan yang keluar dari mulut Griffin. Laki-laki itu melanjutkan makannya dengan pandangan yang tertuju pada Arabella. Perlahan, Arabella makan dengan tenang. Ia biasa makan makanan lezat dan mahal, dan sarapan pagi ini sangat enak.

Setelah beberapa waktu, Griffin terlebih dahulu menyelesaikan makannya. Laki-laki itu tidak beranjak hingga Arabella selesai makan, barulah ia berdiri. “Ikutlah ke ruanganku.”

“Untuk apa?”

“Aku harus memberikan alasan untuk memerintahkan bonekaku?” sarkas Griffin. Wajah tampan bak pahatan sang dewa yunani, ditambah dengan kekuasaan dan kekayaan, tentu saja Griffin selalu mendapatkan apa yang ia inginkan.

Arabella memutar matanya. “Dia pikir aku bonekanya? Enak saja!”

Tapi, gadis itu memilih mengikuti langkah Griffin. Mansion ini sangat besar dan megah. Arabella harus menghapal denahnya jika ingin lari atau ia akan terjebak lagi seperti kemarin. Apa Griffin kekurangan pembantu dan ingin menjadikan Arabella pembantunya? Jika iya, maka Arabella bersedia membayar pembantu untuk dipekerjakan di mansion milik laki-laki itu.

Mereka masuk ke sebuah ruangan dengan dominan warna hitam yang terlihat seperti ruang kerja. Ruangan tersebut terlihat elegan dan terasa nyaman.

Meskipun begitu Arabella akan menolak jika disuruh bekerja di tempat dengan aura gelap seperti ini.

Griffin duduk di sebuah kursi, mengulurkan sebuah map berwarna hitam. “Buka dan bacalah.”

Gadis cantik itu mengambil map tersebut. Isinya sebuah surat jual beli, ada dua rangkap. Surat pertama berisikan kalau Arabella dibeli oleh Griffin seharga sepuluh miliar di sebuah dunia bawah club Drak Black. Lalu, surat kedua berisi pembelian tubuh Arabella oleh pihak Drak Black dan yang menjualnya …

“Ricard William ...,” gumam Arabella. Di kertas surat itu, tertera sebuah nama yang di atasnya ada tanda tangan sang Ayah. “Ayahku?”

Laki-laki itu tersenyum tipis. “Dia menjualmu.”

“TIDAK! KAU PASTI BERBOHONG, LAKI-LAKI IBLIS!” teriak Arabella histeris. Gadis itu melempar map tersebut dengan marah. “Kau ingin menipuku?!”

“Dan kau berharap mereka mencarimu?” Griffin terkekeh sinis. “Mereka bahkan yang menjadi alasan kau ada di sini.”

Arabella menggeleng. “Aku ingin menemui orang tuaku!”

Lantas, ia berbalik. Bermaksud untuk meninggalkan ruangan itu.

“Temuilah mayat mereka jika kau melangkah lagi.”

Langkah kaki gadis itu terhenti tepat di depan pintu ketika mendengar ucapan Griffin yang mampu membuat tubuhnya kaku seketika.

Gadis itu berbalik dengan mata memerah berair. “Kau! Permusuhan apa yang kau miliki denganku?!”

Griffin bangkit. Laki-laki itu mencengkram dagu gadis yang memiliki nyali cukup berani melawannya. “Menurutlah padaku! Setidaknya aku tidak akan menjualmu seperti laki-laki biadab yang kau panggil ayah itu.”

Arabella menghempaskan tangan Griffin dari wajahnya. Lalu menunjukkan jarinya tepat di depan wajah pria itu. “Kau yang biadab! Ayahku tidak akan mungkin menjualku!”

Dengan gerakan cepat Griffin menangkap tangan Arabella. Lalu memutar tubuh gadis itu dengan mengunci pergerakannya. Sekarang posisinya punggung Arabella menyentuh bagian depan tubuh Griffin.

Laki-laki dengan aura dominan itu memajukan tubuhnya, mengecup leher Arabella singkat sebelum berbisik pelan, “Jika itu benar, aku tidak akan mungkin bisa membelimu, Arabella.”

Arabella mencoba melepaskan dirinya, tetapi tidak bisa. Gadis itu pun berdesis dengan mata memerah. “Kau ... kau pasti menipuku.”

“Berhentikan bersikap denial dengan semua bukti ini,” sahut Griffin. “Sekarang kau hanya bonekaku, Arabella!”

***

Arabella menghabiskan sepanjang harinya dengan menangis. Ia tidak percaya dengan laki-laki gila seperti Griffin, tapi laki-laki itu memiliki bukti. Awalnya, Arabella masih memiliki harapan untuk bebas dari jeratan Griffin, tapi sekarang, rasanya untuk menginjakan kaki ke tanah saja. Itu hanya akan terjadi dalam mimpi Arabella.

Entah permusuhan, dendam, atau hal apa pun itu yang mendasari Griffin melakukan ini, tapi bagaimana bisa ayahnya sendiri menjual Arabella? Pria yang sudah memberikan setiap cinta dan kasih sayang pada Arabella, cinta pertama Arabella … bagaimana bisa ia dikhianati dengan cara seperti ini?

"Nona, berhentilah menangis," bujuk Diana lembut.

Kerangkeng Arabella kali itu tidak membelenggunya karena Griffin mengatakan Arabella tidak akan mencoba melarikan diri dengan rasa sakit yang menyerang hatinya seperti sekarang.

Arabella menatap Diana. "Laki-laki gila itu ... dia mengatakan ayahku menjualku. Ayahku yang menjadi alasanku menangis di sini sekarang. Bagaimana bisa, Diana?! Bagaimana?!"

Diana menarik sang nona ke dalam pelukannya. "Aku tidak ingin mengatakan ini tapi jika Tuan mengatakannya … maka itu kenyataannya, Nona."

Pelukan Arabella terlepas. Ia menatap Diana tidak percaya. "Bagaimana bisa aku mempercayai laki-laki yang merantai kakiku seperti sekarang?"

Gadis cantik yang penampilannya jauh dari kata baik-baik saja itu menatap Diana dengan mata merahnya. "Dia bahkan menghukummu dengan kejam, Diana."

"Nona," Diana berkata lembut, membenarkan tatanan rambut Arabella. "Saya berharap kali ini Tuan Griffin berbohong."

***

Arabella tidak sadar kapan ia tertidur dan berapa lama ia sudah terlelap. Gadis itu bangun ketika Diana datang membawakan nampan berisi makan siang katanya, selain itu sang kepala pelayan tersebut juga membawa sebuah baskom berisi kompres dan meletakannya di dahi Arabella.

"Aku bahkan belum melakukan apapun padamu dan kau sudah sakit?" celetuk laki-laki yang sangat Arabella benci.

Griffin berdiri tidak jauh dari ranjang Arabella dengan kedua tangannya yang berada di dalam saku. Sangat senang saat melihat Arabella menatapnya dengan penuh kebencian. Kebencian yang nantinya akan menjadi kehancuran untuk diri gadis itu sendiri.

Kapan laki-laki ini lenyap? batin Arabella geram.

Senyuman tipis terpatri di wajah tampan Griffin. "Kau yang akan lenyap, cantik," ujar laki-laki itu seolah bisa membaca pikiran Arabella.

"Apa maksudmu?!" bentak Arabella.

"Kau menatapku seperti ingin membunuhku," kata Griffin santai.

Arabella tersenyum sinis. "Aku pasti akan melakukannya."

Griffin menyentuh dagu Arabella. "Teruslah mencoba sampai mentalmu rusak dan akhirnya menyerahkan dirimu dengan suka rela padaku."

"Tidak akan pernah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status