Share

Bab 25 - Barra Mahawira

Perlahan Gisca membuka pintunya lalu masuk. Barra masih duduk di kursinya seperti tadi, bedanya pria itu kini tampak sibuk dengan ponselnya. Barra bahkan tidak sedikit pun mendongak atau menatap Gisca.

"Ini dokumen dari Pak Dono," ucap Gisca berusaha bersikap biasa saja. Ingat, ia dan Barra di kantor sebaiknya terlihat tidak saling mengenal.

"Oh, simpan aja di meja," jawab Barra yang lagi-lagi seolah tak berminat menatap Gisca.

"Kalau gitu, permisi." Gisca pamit undur diri.

Tidak ada jawaban dari Barra.

Akhirnya Gisca bersiap membuka kenop pintu. Baru saja tangannya hendak membukanya, suara Barra sontak mengagetkan Gisca.

"Apa di ruangan ini ada orang selain kita berdua?" Pertanyaan Barra membuat Gisca kembali menoleh ke arah pria itu.

"Gisca, apa ada orang lain lagi di sini?" ulang Barra. Dan kali ini Gisca menggeleng.

"Kalau nggak ada, kenapa kamu bersikap seperti nggak mengenal saya?"

"A-aku pikir lebih baik begitu, Mas. Rasanya pasti canggung kalau staf lain tahu kita saling menge
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status