Siang ini, sesuai janjinya pada Angga. Dia akan membantunya. Fajar sengaja mendatangi butik Riska untuk mencoba membantu kedua sahabatnya itu berdamai.
Dari semalam, Fajar sudah merencanakan apa saja yang akan dia bicarakan nanti dengan Riska.
Semalam, Fajar turun dari kamarnya untuk makan malam bersama kedua orang tuanya. Kebetulan malam ini kedua orang tuanya berada di rumah semua. Hal yang sangat jarang terjadi.
Selesai makan malam, Fajar yang biasanya langsung masuk ke kamar, malam ini ingin menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya. Walaupun hanya sebentar.
"Jarang-jarang ya! Bisa ngumpul gini," ucap Roni, Papa Fajar.
Fajar yang dari kecil jarang m
Fajar hanya mengantarkan Riska sampai ke kantor Angga. Fajar tidak berniat ikut masuk kesana.Bisa dihajar Angga jika dia datang bersama Riska dan melihat matanya yang terlihat sedikit bengkak."Aku nggak ikut ya! Aku masih ada urusan!" ucap Fajar begitu Riska keluar dari mobil.Belum sempat Riska menjawab, Fajar sudah terlebih dahulu melajukan mobilnya.Tidak mau ambil pusing, Riska berjalan cepat memasuki kantor Angga. Bahkan Resepsionis yang menyapanya tidak digubris Riska sama sekali.Dipikirannya sekarang, dia hanya ingin cepat-cepat bertemu dengan Angga.Dimas yang kebetulan baru saja keluar
Akhir pekan ini Angga dan Riska hanya bermalas-malasan di rumah.Mereka berada di taman belakang rumah. Mereka duduk di bangku panjang yang tersedia disana.Riska tiduran menjadikan paha Angga sebagai bantal. Sedangkan Angga, dia sedang asyik bermain game di ponselnya.Para orang tua, mereka mengobrol di ruang keluarga seperti biasanya."Mat, coba kamu bilangin sama Angga. Suruh dia ambil cuti untuk bulan madu. Masa sudah lebih dari dua bulan mereka menikah, mereka tidak berbulan madu," ucap Kakek.Rahmat yang merasa dipanggil juga langsung meletakkan koran yang sedang dibacanya. "Pa, biarkan saja Angga dan Riska yang memutuskannya. Kita sebagai orangtua, m
Selesai dengan makan malam. Keluarga Hermawan berkumpul di ruang keluarga.Tidak lupa Riska yang menempel pada Angga seperti lem. Rosyad bahkan sudah berulang kali mengingatkan agar Riska menjaga jaraknya.Bukannya mendengarkan, Riska malah akan mempererat pelukannya jika dia ditegur Papanya agar tidak menempel pada Angga setiap saat."Angga! Kamu tidak ada rencana untuk bulan madu?" tanya Kakek.Angga terdiam sebentar. " tidak ada salahnya juga pergi bulan madu," pikirnya."Iya Kek. Angga sedang mencari waktu yang pas untuk pergi bulan madu," jawab Angga.Kakek mengangguk senang. "Bagus! Bagus!,"
Setelah persiapan untuk bulan madu selesai. Hari ini Angga dan Riska akan berangkat bulan madu ke pulau sebelah.Riska ingin pergi kesana karena mendengar akan keindahan pulau tersebut.Kakek sangat heboh pagi ini. Dibandingkan dengan yang lain, Kakek lah yang paling bersemangat.Kakek yang ingin ikut mengantarkan mereka sampai bandara pun dilarang keras oleh Rahmat dan Sofia."Kenapa tidak boleh? Papa ini masih kuat, masih sehat," balas Kakek saat dilarang untuk ikut mengantarkan Angga dan Riska ke bandara.Karena Kakek masih rewel ingin ikut, akhirnya Riska turun tangan. Dia membujuk Kakek dengan penuh tipu dayanya. Pada akhirnya, Kakek mengalah.
Pagi ini, Angga dan Riska akan jalan-jalan ke pantai.Mereka juga membawa kamera DSLR untuk mengabadikan momen mereka.Riska tadinya ingin memakai baju pantai, tapi Angga melarangnya karena merasa jika baju pantai Riska terlalu tipis."Pakai kaos ini saja!" Angga mengulurkan kaosnya untuk di pakai Riska.Riska dengan berat hati menerima kaos itu, dengan wajah cemberut Riska mengganti baju pantai dengan kaos putih pilihan Angga."Berhenti cemberut! Jika kamu pakai kaos itu kan kita terlihat seperti memakai kaos pasangan," ucap Angga.Riska yang tadinya cemberut akhirnya menyunggingkan senyumnya. Ent
Sepanjang makan malam ini, muka Angga dan Riska terlihat masam. Terutama muka Riska, yang tidak kelihatan ramah sama sekali.Tadinya Angga ingin sekalian menghandle pekerjaannya yang berada di kota ini. Tapi yang tidak dia duga, mereka malah bertemu dengan wanita jadi-jadian di depannya ini.Risty Amora, salah satu wanita yang mengejar-ngejar Angga dari dulu. Sudah beberapa tahun ini Risty seperti hilang ditelan bumi. Tapi sekarang, dia tiba-tiba muncul dihadapan Angga lagi.Risty ini anak salah satu dari rekan bisnis Rahmat. Risty yang tidak sengaja bertemu dengan Angga, langsung menyukainya pada pandangan pertama.Akhirnya Risty meminta Ayahnya untuk menjodohkannya dengan Angga. Ayah Risty langsung menyetujui permintaan Risty tanpa berpikir panjang.
"Mau disuapi?" tanya Angga.Ditawari untuk disuapi, mana mungkin Riska menolak. Apalagi masih ada Risty di sana.Angga melakukan ini bukan hanya untuk membuat Risty jengkel. Tapi dia juga melakukan ini karena memang keinginannya dari dalam hatinya untuk menyuapi Riska.Riska menerima suapan dari Angga dengan hati gembira. Seperti kata pepatah, memukul dua burung dengan satu batu.Selain bisa membuat Risty menjadi jengkel. Hati Riska pun merasa senang dengan perhatian Angga."Oh iya! Pak Angga ini sudah menikah berapa lama kalau boleh tahu?" Gino bertanya di sela-sela makan malam mereka."Sudah seki
Seperti yang dikatakan Randy dua hari lalu. Hari ini dia akan kembali berkunjung ke kediaman Hermawan.Sejak terakhir kali dia berkunjung kesana dan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari Angga dan Riska. Jujur saja Randy masih tidak berani untuk kembali berkunjung kesana.Mumpung mereka kini tengah berbulan madu, waktu ini Randy gunakan untuk mengunjungi Kakek dan juga Om dan Tantenya.Selain itu, Randy juga ingin berbicara dengan Fajar. Dia masih saja penasaran, alasan apa yang menyebabkan Angga dan Riska memperlakukannya seperti kriminal.Randy pikir Fajar pasti tahu, karena mereka bertiga sangatlah dekat sedari kecil.Kini Randy tengah berada di