Pagi ini, Angga dan Riska akan jalan-jalan ke pantai.
Mereka juga membawa kamera DSLR untuk mengabadikan momen mereka.
Riska tadinya ingin memakai baju pantai, tapi Angga melarangnya karena merasa jika baju pantai Riska terlalu tipis.
"Pakai kaos ini saja!" Angga mengulurkan kaosnya untuk di pakai Riska.
Riska dengan berat hati menerima kaos itu, dengan wajah cemberut Riska mengganti baju pantai dengan kaos putih pilihan Angga.
"Berhenti cemberut! Jika kamu pakai kaos itu kan kita terlihat seperti memakai kaos pasangan," ucap Angga.
Riska yang tadinya cemberut akhirnya menyunggingkan senyumnya. Ent
Sepanjang makan malam ini, muka Angga dan Riska terlihat masam. Terutama muka Riska, yang tidak kelihatan ramah sama sekali.Tadinya Angga ingin sekalian menghandle pekerjaannya yang berada di kota ini. Tapi yang tidak dia duga, mereka malah bertemu dengan wanita jadi-jadian di depannya ini.Risty Amora, salah satu wanita yang mengejar-ngejar Angga dari dulu. Sudah beberapa tahun ini Risty seperti hilang ditelan bumi. Tapi sekarang, dia tiba-tiba muncul dihadapan Angga lagi.Risty ini anak salah satu dari rekan bisnis Rahmat. Risty yang tidak sengaja bertemu dengan Angga, langsung menyukainya pada pandangan pertama.Akhirnya Risty meminta Ayahnya untuk menjodohkannya dengan Angga. Ayah Risty langsung menyetujui permintaan Risty tanpa berpikir panjang.
"Mau disuapi?" tanya Angga.Ditawari untuk disuapi, mana mungkin Riska menolak. Apalagi masih ada Risty di sana.Angga melakukan ini bukan hanya untuk membuat Risty jengkel. Tapi dia juga melakukan ini karena memang keinginannya dari dalam hatinya untuk menyuapi Riska.Riska menerima suapan dari Angga dengan hati gembira. Seperti kata pepatah, memukul dua burung dengan satu batu.Selain bisa membuat Risty menjadi jengkel. Hati Riska pun merasa senang dengan perhatian Angga."Oh iya! Pak Angga ini sudah menikah berapa lama kalau boleh tahu?" Gino bertanya di sela-sela makan malam mereka."Sudah seki
Seperti yang dikatakan Randy dua hari lalu. Hari ini dia akan kembali berkunjung ke kediaman Hermawan.Sejak terakhir kali dia berkunjung kesana dan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari Angga dan Riska. Jujur saja Randy masih tidak berani untuk kembali berkunjung kesana.Mumpung mereka kini tengah berbulan madu, waktu ini Randy gunakan untuk mengunjungi Kakek dan juga Om dan Tantenya.Selain itu, Randy juga ingin berbicara dengan Fajar. Dia masih saja penasaran, alasan apa yang menyebabkan Angga dan Riska memperlakukannya seperti kriminal.Randy pikir Fajar pasti tahu, karena mereka bertiga sangatlah dekat sedari kecil.Kini Randy tengah berada di
Setelah pembicaraannya dengan Randy tadi, Fajar menjadi sadar, jika dirinya ternyata tidak cukup percaya dengan kedua sahabatnya.Jika dia mempercayai kedua sahabatnya, mereka pasti tidak akan menikah dengan paksa seperti itu."Tapi itu juga tidak bisa dibilang salahku! Salahkan keadaan yang sangat mendukung waktu itu," gumam Fajar. "Benar! Itu salahnya keadaan yang saat itu seakan membuktikan jika mereka memang benar-benar sudah melakukan hal diluar batas," lanjutnya.Fajar mondar-mandir di dalam kamarnya. Jauh di dalam hatinya, dia merasa bersalah dan bingung dengan kenyataan yang baru saja didapatkannya."Sekarang harus bagaimana?"Fajar kembali teringat
Malam ini Riska tengah duduk di pangkuan Angga. Mereka duduk di kursi yang berada di balkon kamar mereka, menikmati malam pertama mereka di pulau ini.Angga sibuk merapikan rambut Riska yang sedikit berantakan. Sedangkan Riska sendiri, dia sibuk memainkan jakun Angga yang sangat menonjol."Angga! Apa kita akan bertemu dengan Risty lagi?" tanya Riska di sela-sela kegiatan mereka.Angga menghentikan kegiatannya merapikan rambut Riska. "Aku harap tidak!" jawab Angga singkat."Aku masih kesal sampai sekarang!" Riska mengadu.Angga diam. Dia akan menjadi pendengar yang baik akan keluhan Riska."Memangny
Angga mendusel-dusel Riska yang sedang kesal. Bagaimana mungkin Riska tidak kesal, jika tadi pagi Angga mengerjainya tidak cukup hanya sekali."Kenapa, hhmmm?" Angga memeluk Riska dari belakang dengan wajahnya berada di ceruk leher Riska."Masih marah?" Angga mengendus leher Riska yang terekspos.Siang ini Riska menolak saat diajak Angga untuk jalan-jalan keluar.Apalagi alasannya, jika bukan karena badannya yang sangat capek bukan main setelah dikerjai Angga dari semalam.Riska tengah ngambek karena Angga tadi mengabaikan Riska yang memintanya untuk berhenti."Sudah ya! Jangan marah lagi, hmmm!" b
Hari keempat bulan madu, mereka memutuskan untuk jalan-jalan di pulau itu.Riska yang memang orangnya sangat menyukai pemandangan alam, menarik Angga kesana kemari, tanpa rasa lelah.Saat tiba saatnya makan siang, mereka memilih untuk ke restoran terdekat dari lokasi mereka berada.Mereka makan siang, diselingi dengan pembicaraan tentang apa yang akan mereka lakukan besok.Riska sesekali tertawa dengan apa yang diucapkan Angga. Riska dengan rambutnya yang diikat ponytail, ditutupi dengan topi berwarna hitam.Saat dia tersenyum, begitu indah di mata Angga.Jika ada yang bertanya kepada Angga, apa pe
Pagi harinya, Riska membereskan semua pakaian mereka ke dalam koper. Riska benar-benar kekeh untuk minta pulang hari ini juga.Sejujurnya Angga masih ingin berbulan madu lebih lama lagi. Sialnya, mereka malah bertemu dengan Risty yang menghancurkan acara bulan madu mereka."Kita berangkatnya setelah bertemu dengan Gino, ya!" Angga mendekati Riska yang tengah sibuk menata barang-barang mereka ke dalam koper.Riska juga bukanlah orang yang tidak rasional. Untuk masalah pekerjaan, Riska termasuk orang yang longgar. Apalagi sebelum mereka berangkat, mereka sudah sepakat untuk sekalian membahas pekerjaan Angga yang berada disini.Hanya saja yang tidak Riska suka, jika mereka nanti bertemu lagi dengan Risty, dan Riska yak