Share

Bab 29: Subuh Mengharu

Suara azan Subuh dari musala kapal membangunkanku. Astaghfirullah. Aku kelewatan waktu salat lail. Mungkin karena tubuhku capek menempuh perjalanan delapan jam, juga sambil menggendong Rheza. Mereka kubangunkan. Kuajak ke kamar mandi untuk wudu lalu salat di musala. Saat menunggu Rohim wudu, kutengok keadaan di luar dari jendela berbentuk lingkaran di atas wastafel. Sorot lampu dari menara memecah kegelapan permukaan laut. Suasana subuh yang indah.

Setelah salat anak-anak kuajak mandi bergantian. Selepas rapi, Pak Dhimas kutelepon untuk meminta tolong menjaga anak-anak selagi aku membersihkan diri. Mereka akan menuju deck paling atas yang ada prosotan dan mainannya. Memang kapal ini di-design ramah anak. Sebab tidak sedikit penumpang yang juga terdiri dari anak-anak. Ini agar mereka tetap betah selama perjalanan yang memakan waktu 36 jam di atas laut.

Untuk menuju ke deck paling atas, aku masih harus naik satu tangga tegak lagi. Saat pandanganku menyisir lantai deck at

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status