Tergoda Gadis Muda
Bab 96
Kunjungan Sekolah
Suara bel terdengar mengema, Lala yang berada di ruang keluarga bersama Rehan menoleh ke arah pintu. Tak ada salah satu yang mau bangkit untuk membukanya. Lala asik dengan ponselnya sedangkan Rehan menonton bola.
“Ayo, maju terus. Gol!” teriak Rehan.” Ah, gagal!”
Layar televisi menampilkan tendangan bebas. Rehan begitu tegang tak mendengar suara bel berkali-kali.
“Ada tamu buka pintunya.” Memukul kepala Rehan dengan bantal.
Suara rumah sepi tak ada orang lain selain mereka berdua. Eni pergi bersama adik-adik Lala ke taman bermain. Sedangkan Ibu Rehan pergi ke warung kelontong untuk gibahin orang. Katanya sih biar otak tidak gila akan pekerjaan rumah.
“Bos paling bibi.”
“Bibi dari pintu belakang. Buruan buka berisik tahu!”
“Ganggu aja!” Rehan tak beranjak dari duduknya.
Tergoda Gadis Mudasession 2Memberantas KejahatanLala dan Rehan sedang nongkrong di halte. Mereka mengawasi jalan raya, entah apa yang mereka lihat.Toni dan Baron juga duduk tak jauh dari mereka. Menikmati es marimas di tangan masing-masing.“Bos, yang dicari belum nonggol juga,” ungkap Rehan.Toni dan Baron saling berpandangan. “Emang siapa yang ditunggu?” Baron mengernyit heran.“Judika.” Lala menghisap kembali es berwarna merah dengan sedotan.“Judika, penyanyi?” Toni membuka suaranya.“Bukan, tukang cendol.”Rehan dan Baron tertawa terbahak-bahak. Lelucon Lala selalu saja membuat orang tertawa. Melihat wajah polosnya sangat cocok sebagai aktris komedi.“Bos, dia beraksi,” bisik Rehan.Lelaki tua membawa tongkat dan berkacamata melewati jalan raya. Bagian tangan kanan menenteng tas besar. Terliha
Tergoda Gadis MudaSession 2Setengah jam mereka telah sampai di rumah. Waktu sudah menunjukkan jam lima sore. Di depan halaman rumah Lala terdapat mobil yang amat ia kenali. Lala segera turun dan menghampiri laki-laki itu yang duduk bersama Eni. Penampilannya membuat Lala takjub.“Masya Allah.”Lelaki yang dihadapan Lala membuat dirinya takjub dan bangga."Assalamualaikum," sapa lelaki berkopiah dengan baju koko putih. Ia tak mengunakan kursi roda dan tak ada anak buah yang mengikuti."Mr. Ron. Anda?""Alhamdulillah, saya sudah masuk agama islam.""Alhamdulillah."Wajah lelaki bermata sipit terlihat seperti pak ustad. Wajahnya bersinar bagaikan bulan. Sejuk dan adem."Saya ke sini mau berpamitan," ungkap lelaki itu lembut. Eni menatap mereka berdua dari tempat duduknya."Lusa saya akan balik ke Korea," ungkap lelaki itu."Korea?"
Tergoda Gadis MudaSesion 2Wajah Lala masam tak ceria tadi pagi. Rehan menghampiri gadis itu."Bos, bagaimana keadaannya?""Lumayan," ucapnya lesu."Kok, lesu?""Gara-gara tersedak baso semua makananku tumpah. Hiks ... hiks ....""Cup ... cup ... Bos bisa beli lagi.""Ini bukan soal masalah beli lagi atau uang. Tapi, makanannya mubazir. Hiks ... hiks ....""Iya, ya. Kenapa gak diambil lagi. Belum lima menit." Mengangkat kelima jari."Sudah diinjak-injak. Kotor pula.""Lagian kenapa bisa tersedak begitu?""Emangnya kamu gak tahu?"Rehan mengelengkan kepala. Lala mendekatkan mulutnya ke telinganya."Astaghfirullahaladzim, ngomong apaan sih, Bos!""Kamu itu bolot bin budek. Bu Friska mau melamar Baron.""Apa! Bugh!"Rehan terbentur tembok, tak percaya dengan ucapan Lala yang
Tergoda Gadis Muda Bab 100Suara klakson terdengar di depan rumah bercat putih dengan pagar besi hitam menjulang tinggi. Taman kecil menghiasi rumah membuatnya semakin indah. Penjaga rumah mendorong besi hitam kokoh menutupi rumah tersebut. Menyapa seseorang yang berada di dalam mobil. Beberapa tumbuhan sudah ditumbuhi bunga dan ada juga yang sudah merekah indah. Harum bunga mawar tercium terbawa angin yang berhembus. Eni melambaikan tangan ke arah lelaki yang masih berada di dalam mobil. Mobil pajero putih berhenti tepat di depan mereka. Senyum menghiasi keduanya. Lala tak mengedipkan mata sekalipun. Terpesona dengan ketampanan pria mengenakan baju batik lengan pendek tersenyum begitu manis dan ramah. Umur hampir sama dengan ibunya. Mungkin lebih tua. Terlihat sedikit uban putih di rambut lelaki itu. "Selamat malam, wanita-wanita cantik," sapa pria itu setelah turun dari mobil mendekati mereka.
Tergoda Gadis MudaBab 101Suara deheman mengagetkan Lala, mata gadis itu hampir tertutup sempurna karena kekenyangan. Mengusap perut sedikit buncit. Tubuh Lala tetap ramping walaupun makan banyak. Idaman bagi setiap wanita. "Sudah kenyang ngantuk. Dasar kebo!" sindirnya tanpa melihat keadaan sekitar yang ramai."Loh, kok Bapak di sini?" tanya Lala terkejut. Keberadaan Arka membuat dirinya malas dan malu. Suara udara yang keluar dari mulutnya sangat kencang hingga berkali-kali. "Masa kamu lupa yang nikah itu siapa?" Arka duduk di samping Lala. Gadis berdress merah muda merapikan penampilannya. "Bapak, cari tempat duduk lain aja. Jangan di sini. Ini tempat ibu." Alasan Lala tak ingin berdekatan dengan Arka. Mendorong tubuh Arka agar tak berdekatan. "Ibumu gak ada," ucap Arka santai. "Ada, kok. Tadi sama om Devin. Mata Lala menelusuri gedung tersebut. Tak ada penampakan ibunya.
Tergoda Gadis Muda Bab 102"Titan, kenapa bisa jatuh?" cetus Lala ketika sampai si rumah sakit. Titan harus dirawat beberapa hari. Bagian kaki mengalami retak sehingga harus dioperasi. "Titan kepleset, Kak." "Pasti kamu main lari-larian." "Ehm, Titan lagi ngejar Ali. Di tangga licin jadi jatuh." "Kakak khawatir banget!" Lala mengusap rambut adiknya. "Lain kali. Hati-hati, ya." "Arka, makasih udah anter Lala ke sini." "Sama-sama Mbak." "Di luar hujan. Lebih baik pulangnya nanti saja. Kamu pakai motor' kan." "Iya, Mbak. Mobilnya masih di bengkel." Arka duduk di sofa mengobrol dengan Eni. Sedangkan, Lala sudah terlelap tidur bersama adiknya. Titan berada di kelas VIP. Ruangan terlihat lebar dan ber AC. "Mbak, tidur aja. Biar saya yang jaga Titan." "Ah, gak enak Mba. Udah repotin kamu terus." "Santai aja, Mba!
Tergoda Gadis MudaBab 103Lala meraba kepalanya yang benjol akibat terbentur meja. Memijat-pijat pelan dengan tangannya. Rehan mengikuti Lala dari belakang. "Sakit, ya Bos?" "Enggak." "Kok, dipegangin aja." "Takut hilang kepalaku." "Ah! Mana bisa hilang." "Bisa, mau disembeleh." "Astaga, Bos!" Memegang lehernya."Emangnya kambing potong-potong aja." "Buruan ambil motor. Aku tunggu di depan jalan.""Jalan mana?" Mengaruk kepalanya. "Jalan ke surga," celetuk Lala. "PMS," sindir Rehan. "Bodo! Buruan!" Mendorong tubuh Rehan. Lala berjalan kaki menuju pinggir jalan depan sekolah. Mobil Arka terlihat hendak keluar gerbang. Jantung Lala berdegup kencang. Tangannya berubah dingin sedingin es batu. Lala menutup wajahnya dengan telapak tangan. Berjalan lebih cepat tanpa mau menoleh ke arah Arka.
Tergoda Gadis MudaBab 104Para murid telah siap untuk berlatih. Mengasah kembali teknik dan strategi basket. Arka bediri di depan murid-muridnya. Lala menundukkan kepala tak mau bertatapan dengan lelaki itu. Setelah melakukan pergerakkan pemanasan. Arka memberikan strategi kepada mereka. "Saya butuh satu anak untuk melawan saya. Lala!" panggil Arka. "Saya dengar kalau kamu paling jago dari teman-temanmu." Lala terkejut namanya di panggil. Mendelikkan mata ke arah lain. "Kenapa mesti aku," gerutunya dalam hati. "Hadapi lawan dengan menatap matanya bukan membuang muka. Mana kelihatan bolanya." Lala menatap mata Arka. Lelaki itu bersikap biasa saja. "Pak Arka, biasa aja. Kok aku yang ribet," ucapnya dalam hati. "Tatap lawan kamu. Jangan sampai lengah. Perhatikan baik-baik. Lihat anak-anak!" Semua mata memperhatikan mereka berdua. Saling mengoper bola dan memasukk