“Mau ke mana?” Kheil menghadang langkah Peony yang akan keluar dari kamar mereka. Wanita ini telah memakai pakaian lengkap untuk bekerja, sementara sang suami baru saja selesai mandi. Dada Kheil tidak tertutupi apa pun. Sementara bagian bawah untungnya saja ditutupi handuk putih sampai batas lutut. Namun walau begitu, tetap saja membuat Peony langsung membuang muka. Bukan… bukan dia tidak ingin menikmati pemandangan di depannya, tapi Peony takut kembali tergoda. Pria itu sangat bisa memancing gairah Peony. Seperti kemarin, mereka melakukan proses pengemasan choco bar di dalam mobil. Ini gila. Sensasinya luar biasa. Peony berada di atas pangkuan Kheil yang tentu saja dengan bantuan instruksi Kheil yang berpengalaman. Mereka bahkan melakukannya tanpa membuka seluruh pakaian. Kheil selalu punya cara-cara baru dalam melakukan hal itu. Belum lagi, saat baru saja tiba di dalam penthouse, mereka kembali melakukannya. Menjelajahi setiap tempat di dalam penthouse yang kata Kheil membuka pabri
“Siapa pria itu?” bisik Peony kebingungan. Ia menatap lengan bagian dalamnya yang tergores sayatan pisau. Pikirannya menerawang pada kejadian lebih dari satu jam lalu. Saat ia keluar dari stasiun, seorang pria berjalan mendekatinya dengan pisau di tangan. Pria itu memakai masker, tapi Peony bisa melihat goresan panjang di sekitar matanya. Kejadiannya sangat cepat. Pria misterius itu mengarahkan pisau hendak menyerang perut Peony. Beruntung hal itu tidak sampai terjadi, karena— Brak! Peony berjengit mendengar pintu ruangan yang ditempatinya ini terbuka dengan kencang. “Kheil??” Peony membelalakkan mata mendapati ternyata sang suami yang melakukannya. Bukankah Kheil seharusnya sedang berada di luar kota? Pria itu mengatakan akan mengadakan rapat di perusahaan cabangnya yang berada di sana, dan akan pulang larut malam. Kenapa tahu-tahu justru sudah berada di sini? Pria itu berjalan dengan langkah lebar ke arah ranjang yang Peony duduki. Diikuti oleh lima orang pria mengenakan pakaian
Plak! Peony memukul kesal dada bidang sang suami yang masih betah berdiri di depannya. Sementara Peony duduk di ranjang dengan kaki menggantung. “Menuduhku berselingkuh?!” Kheil kembali mendengus. “Kalau tidak seperti itu, maka hidupkan pengeras—” “Sesuai permintaanmu, Tuan Tukang Tuduh Yang Terhormat!” Dengan jengkel Peony menerima panggilan seseorang di seberang sana, dan tak lupa ia menyalakan pengeras suara. Matanya menatap Kheil dengan penuh permusuhan. Sementara pria itu hanya menatap datar. “Halo, Dallas. Ada apa? Apakah ada masalah dengan—" >> “Kau baik-baik saja? Aku dengar dari Miss Ang kalau kau diserang oleh seseorang. Apakah kau terluka??” “Aku baik-baik saja, Dallas. Tidak perlu khawatir. Hanya luka sedikit—” >> “Kau di mana sekarang?? Aku akan merawat lukamu!” seru Dallas terdengar panik dan penuh perhatian. Peony menelan saliva susah payah. Ia menatap Kheil yang saat ini mengepalkan kedua tangannya. Mata pria itu seperti membakar Peony. “Pria sialan—” Peony
To : Suami Datar Mana yang menurutmu bagus untuk pergi ke pesta musim panas yang diadakan SEASON ME besok? Semua gaun yang direkomendasikan oleh teman-temanku sangat indah dan aku bingung untuk memilihnya. *Send 10 picture Peony mengirim sepuluh gambar gaun pesta dengan berbagai desain dan warna. Sebagian besar gaun-gaun tersebut memiliki desain tanpa lengan dan belahan tinggi sampai paha. Sebenarnya Peony tertarik dengan gaun nomor delapan yang dikirimnya. Gaun tanpa lengan itu memiliki desain elegan yang manis dengan gradasi warna hitam dan cokelat muda. Namun entah mengapa ia ingin meminta pendapat sang suami. Bagi Peony, pendapat Kheil sangat berarti. Peony menggigit bibir harap-harap cemas menanti balasan dari sang suami yang sudah lima hari melakukan perjalanan bisnis. Kheil mungkin akan pulang dalam dua atau tiga hari lagi. Pria itu akhirnya harus menghabiskan waktu selama satu minggu di negara orang, karena pekerjaannya belum selesai dalam waktu lima hari. Selama it
>> “Apakah kau merindukanku, Bibi Peony?”Peony tersentak dari lamunan. Ia berusaha melemparkan senyum pada gadis cilik yang kini sudah duduk di pangkuan Kheil. Ia baru kembali melihat Livy setelah di hari pernikahannya.“A-aku… tentu saja merindukanmu, Cantik! Apakah kau juga merindukan bibi?” tanya Peony berusaha ceria. Padahal hatinya sudah berantakan.Gadis cilik itu mengangguk dengan penuh semangat.>> “Bibi, kenapa kau tidak ikut ke sini?? Tadi aku habis dari taman bermain!”Deg!Peony mengerjap. Jantungnya terhentak-hentak heboh.Apakah Livy pergi bersama Kheil dan Maribel?“T-taman bermain? W-wahh… Pasti menyenangkan, ya?” Peony masih tetap berusaha ceria, meskipun sebenarnya ia ingin mengamuk saat ini juga. Peony tidak bisa melampiaskan kemarahannya pada gadis cilik itu, karena Livy tidak tahu apa-apa.>> “Seru sekali! Kalau saja Bibi ikut, pasti akan lebih seru!”Peony kembali memaksakan sebuah senyuman. “S-sayangnya bibi harus BE-KER-JA!” Peony menekankan kata itu. Seolah-o
Peony pura-pura tak acuh akan keberadaan Kheil yang saat ini dikelilingi pemegang saham SEASON ME lainnya. Setelah kedatangan Kheil yang mengejutkan, pria itu langsung disambut penuh hormat oleh para pemegang saham dan para karyawan yang mengetahui posisi Kheil di SEASON ME. Sementara itu, karyawan lain yang tak tahu menahu, hanya menatap bingung dan kagum secara bersamaan. Mereka bertanya-tanya di dalam hati, mengapa pewaris Leightown Property hadir dalam pesta musim panas yang hanya diperuntukkan bagi karyawan SEASON ME. Apakah pemilik perusahaan mengundang Sang Pewaris? Mereka tidak tahu saja, bahkan pemilik SEASON ME adalah orang yang sama.Peony menarik dan membuang napas panjang. Ia sudah terlalu percaya diri bahwa Kheil datang ke sini untuk menyusulnya. Peony sudah bersiap-siap untuk jual mahal. Sempat ada rasa takut juga jika Kheil nekat mendatanginya, dan akhirnya semua orang akan tahu hubungan mereka.Nyatanya, pemikiran Peony salah. Pria itu justru sibuk berbincang dengan o
"Arrrrggghh!""Bagaimana? Apa kau sudah jera? Mau hukuman yang lebih dari ini?""Euungghhh... Lepaskan tanganku, Sialan—Hhhmmmppp—Kheil!""Sudah aku katakan, jangan bicara kasar saat kita berada di ranjang, Summer!"Ranjang yang sedang ditempati dua orang itu bergoyang dengan heboh. Seorang wanita yang sedang berada di bawah pria tampan bertubuh atletis itu tak dapat melakukan apa pun lagi selain mengerang dan mendesah berkali-kali. Tangannya sudah terikat dengan dasi. Napasnya terengah heboh karena amarah dan hasrat yang bercampur. Gaun merah yang digunakannya tadi sudah terkoyak tak berbentuk dan teronggok di depan pintu.Seharusnya Peony ingat jika ia tidak boleh main-main dengan sang suami. Tapi kan dia sedang marah—Peony kembali melenguh saat puncak balon kembarnya disiksa Kheil bergantian. Nyeri dan nikmat adalah perpaduan yang luar biasa. Menyiksa, tapi juga memabukkan dan membuat candu.Hasrat Peony nyaris tidak terbendung. Ia ingin meledak. Namun sejak tadi Kheil tak membiar
"Tanganmu memerah." Peony merasakan pergelangan tangannya diusap Kheil dengan lembut. Pria itu berada di belakangnya. Memeluk dengan erat. Tubuh keduanya masih polos. Sehingga Peony dapat merasakan kehangatan tubuh sang suami terang-terangan."Itu karenamu!""Maafkan aku. Apakah sakit?"Peony hanya membalas dengan gumaman malas. Matanya sudah mulai mengantuk akibat aktivitas panasnya dan Kheil. Jangan kira mereka hanya melakukannya sekali. Setelah detakan jantung keduanya mulai normal, justru choco bar Kheil yang kembali mengacung kokoh. Sudah bisa dipastikan pria itu langsung mengajak Peony kembali mengoperasikan pabrik untuk melakukan proses pengemasan. Entah berapa kali mereka mencapai pelepasan. Kheil membolak-balik tubuhnya dengan mudah, lalu memasukinya berkali-kali. Membuatnya kini nyaris tanpa tulang.Pria itu benar-benar memberikan hukuman yang luar biasa mendebarkan melebihi menyeberangi lautan ( Cieehh, kek pernah nyebrang lautan aja dah si Peo