Share

Delapan Puluh Delapan

Mendengar ucapan Deswita, Bu Siti merasa tidak baik-baik saja hatinya. Apalagi yang merasakan juga apa yang dirasakan Bella, sudah pasti sangat terluka.

Wajah Bella terlihat sangat pucat, ia merasa sedih bercampur kecewa melihat perubahan sang suami.

"Dia wanita kampung, mau di dandani atau di rubah seperti apapun tetap akan menjadi wanita kampung. Tidak akan pernah menjadi Nyonya besar."

Bella bangkit dia mencoba berdiri dengan tegap, tubuhnya terasa sangat lemah tapi ia mencoba untuk kuat demi harga dirinya di hadapan ibu mertua dan suaminya.

"Aku tidak pernah meminta menjadi Nyonya, tapi sebuah keadaan yang memaksa aku untuk datang ke sini dan menjadi Nyonya. Mungkin harusnya aku sadar diri, karena wanita seperti aku memang tidak pantas untuk Tuan Elvaro."

Cukup kesabaran Bela, ia tidak sudi dihina terus-menerus. Hanya sekarang sebuah kesalahpahaman, sang suami sama sekali tidak ingin mendengar ia menjelaskan penjelasannya.

Baginya, untuk apa tetap di situ jika tidak ada sebuah k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mimi Pakpahan
semangat Bella .lanjut seru bacanya pake bonus ya
goodnovel comment avatar
juliana dewi
Bagus lah Bella pergi aja dr keluarga tak punya hati spt mereka.... Memang harga dirimu lebih mahal..... semangat Bella..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status