Share

BAB 103: Kehidupan Marius

Dalam lorong yang cerah, dinding-dinding kaca besar dan indah membuat sinar matahari menerangi setiap sudut ruangan. Marius menggerakan kursi rodanya dan berjalan sendirian. Pria itu mengenakan pakaian yang formal sore ini, namun ekspresi di wajahnya terlihat tegang terlihat tidak begitu terlepas seperti biasanya.

Marius menegakan punggungnya begitu dia sampai di depan pintu besar yang langsung di sambut oleh dua orang sekretaris yang terlihat sangat mengenali dirinya. Kedua sekretaris itu langsung membungkuk memberi hormat melihat kedatangan Marius dan segera membantu membuka pintu.

Marius tetap menunjukan ekspresi dinginnya yang tidak terbaca.

Kursi roda yang di dudukinya bergerak melewati pintu, Marius masuk ke dalam sebuah ruang besar yang menjadi ruangan kerja.

Kedatang Marius ke ruangan itu membuat Levon, ayahnya Marius yang semula sibuk berbicara dengan seseorang di handpone langsung mengakhiri perbincangannya.

Tanpa memberi salam, Marius menggerakan kursi rodanya lagi dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status