Mona tampak segar saat menghirup udara pagi di balkon. Rambutnya yang masih basah dari mandi pagi berkilauan di bawah sinar matahari pagi, dan wajahnya tampak begitu tenang dan damai.Leo mendekati Mona, memeluknya dari belakang. Kedua tangannya melingkar di pinggang Mona, memberikan rasa hangat dan keintiman."Selamat pagi, Sayang," bisik Leo lembut di telinga Mona.Mona tersenyum, merasakan kehangatan dan kasih sayang dari suaminya. "Selamat pagi, om suami," balasnya dengan suara lembut.Leo memberikan kecupan lembut di pipi Mona, membuatnya merasa dicintai dan dihargai. "Terima kasih," ucap Leo dengan suara penuh rasa syukur.Mona mengerutkan keningnya. Mendengar ucapan terima kasih dari suaminya."Terima kasih atas semalam." Ujar Leo pada sang istri yang sudah membuatnya merasa sangat puas dan bahagia.Mona merasa pipinya memanas mendengar ucapan dari suaminya. "Sama-sama, Om suami. Aku juga merasa bahagia," balasnya dengan suara yang malu-malu."Semalam ... kau begitu semangat!" G
Mona sangat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Dia mengusap wajahnya yang basah kuyup dengan air jus, mencoba menenangkan diri.Meskipun dia ingin membalas, dia tahu bahwa Laksmi adalah ibu sambungnya saat menjadi istri ayah alm, dan sekarang istri Marfin. Dia merasa terjebak dalam situasi yang rumit.Marfin, yang melihat kejadian tersebut, merasa marah pada Laksmi. Dia tidak suka melihat ibu sambungnya diperlakukan dengan tidak hormat. Marfin berjalan mendekati Laksmi dengan langkah tegas, ekspresi wajahnya penuh kemarahan."Kenapa kamu berani melakukan hal seperti itu pada Mona?" tanya Marfin dengan suara yang penuh emosi."Marfin. Aku--" suara Laksmi tersendat di tenggorokan."Laksmi, kamu harus menghormati Mona. Dia tidak pantas diperlakukan seperti itu!" Suara Marfin yang sangat geram.Laksmi, yang merasa terpojok oleh kemarahan Marfin, mencoba menjelaskan dirinya. "Marfin, aku tidak bermaksud," ucap Laksmi dengan nada rendah."Sudahlah, aku tidak apa-apa kok!" Mona memb
Leo tiba di tempat acara dan disambut oleh rekan sejawatnya dengan hangat. Mereka bertukar sapaan dan berbincang sejenak sebelum acara dimulai. Leo terlihat percaya diri dengan penampilannya yang rapi dan elegan."Selamat malam?" Sapa rekan-rekannya menyambut pria tampan berwajah kuat."Selamat malam!" Balas Leo seraya menyambut tangan mereka.Sementara itu, Mona memasuki ruangan dengan langkah anggun. Penampilannya yang memukau dengan gaun navy yang dipilihkan Leo. Gaun panjang namun bahunya terbuka mengekspos kulitnya yang putih mulus.Membuat semua mata khususnya kaum Adam tertuju padanya. Beberapa tamu pria bahkan tidak bisa menahan diri untuk memberikan pujian pada penampilannya."Wow, keren ... wanita terlihat luar biasa," ujar salah satu tamu pria dengan kagum."Dia benar-benar mempesona dengan gaun itu." Timpal lainnya.Tidak hanya penampilannya yang menarik perhatian, Mona juga memiliki bakat musik yang luar biasa. Dan mulai ia tunjukan pada semua orang. Ketika dia diminta un
"Selamat malam, Tuan Leo," ucap seorang pria yang tampak sebaya dengan Leo. Leo menyambutnya dengan senyuman dan menyambut uluran tangannya."Selamat malam juga," balas Leo.Pria tersebut kemudian melihat Mona dengan tatapan nakal. "Apakah ini istrimu? Sangat cantik sekali," katanya sambil menatap Mona dengan penuh minat, meskipun Mona merasa risih dan sedikit berusaha menyembunyikan dirinya di balik punggung Leo."Benar, ini istriku," jawab Leo dengan cepat.Pria tersebut kemudian melanjutkan dengan pujian. "Sungguh, kamu sangat beruntung mendapatkan Wahyu, secantik dia. Tadi aku mendengar dia bermain biola di Hawaii, sangat indah."Leo terdiam sejenak, menatap ekspresi wajah Alexander yang tampak aneh."Terima kasih atas pujiannya," ucap Leo sambil tersenyum bangga.Namun, Alexander melanjutkan dengan tawarannya yang aneh, "Saya berani membayarnya berapapun, bahkan senilai saham Amerika."Mona merasa jantungnya hampir berhenti berdetak mendengar tawaran tersebut, meskipun dia tidak
Leo mengangkat telepon dari seseorang, namun dia menjauh dari Mona. Wajahnya terlihat shock setelah berbicara di ujung telepon.Mona menatap Leo dengan keheranan. "Kenapa, ada apa?" tanya Mona, mencoba mencari tahu apa yang membuat Leo terlihat seperti itu."Aku harus pergi ke luar kota besok," jawab Leo dengan suara serius.Leo mendapat kabar bahwa sebuah hotel di luar kota mengalami kebakaran, dan dia harus pergi ke lokasi untuk menangani situasi tersebut."Mendadak banget, Om," ucap Mona dengan rasa heran."Iya, hotel di sana mengalami kebakaran," kata Leo sambil menghela nafas dalam.Lalu Mona masuk ke dalam kamar mandi, membawa pakaian dari lemari. Tidak lama kemudian, dia kembali dengan pakaian tugas malam yang menerawang, menunjukkan keindahan tubuhnya.Leo, yang sebenarnya ingin berganti pakaian, tergoda dengan penampilan menggoda istrinya. Dia memutuskan untuk menunda berganti pakaian dan membiarkan dirinya terpesona oleh kecantikan Mona."Sayang. Kau sangat cantik." Gumamnya
Leo menatap tajam ke arah seseorang yang mendekatinya. Mata Leo yang penuh dengan kebingungan dan keheranan, saat melihat sosok wanita yang dia kenal.Itu adalah Alexa, dengan senyuman manis yang memancar dari wajahnya, mendekati."Alexa," panggil Leo dengan suara yang penuh keheranan. "Kau berada di sini."Alexa tersenyum lembut, membalas tatapan dari Leo. "Leo, betapa senangnya aku bisa bertemu denganmu lagi. Kau selalu membuat ku memikirkan mu."Leo menatap dingin. "Hem, jangan aneh-aneh!"Leo merasa aneh saja dengan kehadiran Alexa di dekatnya."Aku ke sini ... pasti heran, kan? Saya sangat merindukan mu dan ingin bersama mu." Alexa mendudukan dirinya di depan Alexa."Jangan macam-macam." Leo menggeleng."Saya tidak macam-macam, saya ingin mengungkapkan perasaan saja." Kata Alexa."Cukup. Tidak perlu berkata yang aneh," ucap Leo dengan nada tidak suka."Aku ke sini. Dengan sengaja untuk menemani mu dalam kesendirian." Alexa tampak serius."Saya sudah punya istri." Leo semakin geram
Kilatan cahaya kamera yang mengambil gambar Mona dan Marfin yang tanpa mereka sadari. Suasana tenang terhenti ketika Mona tiba-tiba beranjak dari duduknya, menarik perhatian Marfin yang duduk di sebelahnya.Marfin dengan cepat meraih tangan Mona dengan ekspresi penuh harap, namun tindakannya langsung ditepis oleh Mona sebagai penolakan yang tegas."Maaf, Marfin. Aku sudah memilih jalanku," ucap Mona dengan suara lembut namun mantap, mencoba menjelaskan tanpa melukai perasaan Marfin.Marfin terdiam sejenak, matanya mencerminkan kekecewaan yang mendalam. "Tapi, Mona, aku masih mencintaimu. Kita bisa memperbaiki semuanya," desis Marfin dengan nada penuh harap.Mona menggeleng pelan, ekspresinya penuh dengan campuran antara belas kasihan dan ketegasan. "Kita sudah berada di titik akhir, Marfin. Aku harap kau bisa mengerti," ucap Mona sambil menatap mata Marfin dengan penuh empati.Marfin terdiam, tak mampu berkata-kata dalam kekecewaannya. Mereka berdua terdiam sejenak. Yang detik kemudia
Mona mencoba melepaskan diri dari cengkraman kuat Alexander. Dia merasa terjepit dan memberikan ancaman kepada Alexander bahwa dia akan melaporkan kejadian ini pada suaminya, Alexander tidak gentar sedikit pun dan tetap terus menggenggam tangan Mona dengan kuat.Mona berusaha melepaskan diri. "Tuan, lepaskan aku! Aku akan melaporkan ini pada suamiku! Dia tidak akan tinggal diam melihat perlakuanmu!"Alexander dengan nada sinis. "Laporkan saja, cantik. Tapi apakah kamu yakin suamimu akan menyelamatkan mu? Dia tidak berada di sini untuk melindungimu."Mona merasa tertantang oleh kata-kata Alexander. Di satu sisi, dia merasa takut karena benar Leo saat ini sedang berada di luar kota. Sibuk dengan pekerjaannya."Suamiku pasti akan melindungi ku! Dia bukan tipe pria yang membiarkan orang lain menyakiti istrinya!" Teriak Mona.Alexander tersenyum sinis. "Kita akan lihat, cantik. Tapi sekarang, kamu harus menghadapi akibat dari ancamanmu."Tuan Alexander mengambil sesuatu dari sakunya. Kemud