Share

Bab 38

Telunjuk kanan jari bercat merah menyala itu mengusap bibir gelas, sesekali menghidu aroma kopi yang menenangkan pikiran kalut selagi berhadapan dengan pria bermata hijau emerald di kafe. Tidak ada percakapan, melainkan helaan napas yang berulang kali terdengar seolah-olah beban yang dipikul pundak Louisa berton-ton beratnya. Dia melirik sebentar ekspresi datar Troy dari balik bulu mata lentiknya. Pria itu tak jauh beda, sibuk tenggelam dalam isi kepala dan bingung harus memulai perbincangan setelah lama tak berjumpa.

Louisa menarik napas lagi, mengembuskannya melalui mulut lantas berpaling ke sisi kiri menyorot lalu lalang kendaraan. Mungkin sebuah langkah gila saat Louisa justru mengajak Troy minum berdua tuk menghindari Dean yang mengejarnya dari ruang pertemuan. Dan kini, mereka berdua dibelenggu atmosfer kaku. 

Troy

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status