Share

Bab 72. Terkilir.

Pagi itu, angin segar menerpa perkebunan teh yang terletak di lereng gunung yang indah. Shaka, Kinan, Raka, dan Rena dengan semangat berjalan-jalan di antara deretan pohon teh yang rimbun.

"Jalannya disini sejuk banget ya," ujar Shaka sambil menikmati segarnya udara pagi. Ide Kinan mengajak jalan-jalan ke tempat ini ternyata bagus juga. Sudah lama dia tidak menikmati alam yang sejuk. Sehari-hari hanya disibukkan dengan rutinitas pekerjaan, dan juga suasana kota yang berpolusi.

"Iya, pemandangan di sekeliling juga bikin hati jadi tenang," sahut Kinan sambil memandang keindahan panorama perkebunan teh. Dia menarik napas dalam-dalam menikmati udara pagi yang sejuk. "Ideku bagus kan, Mas?" cebiknya sambil menggandeng lengan suaminya itu.

"Iyaa, kamu emang pinter, Sayang. Aku juga udah lama banget nggak piknik kaya gini." Kinan tersenyum lebar menanggapi ucapan Shaka.

Sementara itu, di belakang mereka, Raka berjalan di sebelah Rena. Mereka berdua saling diam. Terutama Rena yang merasa begi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status