Share

Bab. 3

"Oh maaf, Bang. Terlalu kuat ya? Maklum Ambar biasa meremas jeruk manis agar keluar banyak sarinya. Biasa anak tetangga sekitar meminta bantuan Ambar saat ingin membuat jus jeruk," ucap Ambar tersenyum dengan bangga.

Denisa dan Rexy melongo melihat ke-absurd-an calon menantu Denisa dan calon istri Rexy.

"Mom, Rexy ingin pulang saja! Rexy tidak bisa hidup dengan wanita model begini! Kenapa sih daddy egois sekali!" bisik Rexy pada sang ibu.

"Sst ... Diam kau, Rex! Mommy tidak bisa mencegah keinginan Daddy mu. Hanya satu harapan kita yaitu grandma! Mommy yakin grandma pasti tidak akan merestui pernikahan mu dengan buldozer itu!" jawab Denisa juga sambil berbisik, memberi angin harapan pada sang anak.

"Benar sekali, Mom. Rexy yakin grandma pasti bisa menolong Rexy," ucap Rexy dengan senyum mengembang. Rexy berharap Sang nenek yang menjadi penguasa klan bisnis keluarga Miliano bisa membantu dirinya.

Demi apapun Denisa dan Rexy ingin kabur dari tempat itu, namun tatapan Jhon pada keduanya memaksa mereka untuk bersikap baik pada Ambar.

Ambar kembali duduk dekat sang ayah setelah selesai menyapa calon suami dan calon mertuanya.

"Baiklah, sepertinya semua sudah saling mengenal, minggu depan kita akan melangsungkan pernikahan ini. Danur, bersiaplah bikin pesta yang mewah untuk putra dan putri kita," ucap Jhon pada Danur.

Danur terkejut dia tidak menyangka jika calon besannya menuntut untuk mempercepat pesta pernikahan anak semata wayangnya.

"Maaf, Jhon. Mengapa begitu mendadak?" tanya Danur pada Jhon.

"Tidak apa-apa, Danur. Kau tidak perlu mengeluarkan apapun, semua biaya pesta biar aku yang tanggung." Jhon mengambil alih semua biaya pesta pernikahan Ambar dan Rexy.

Danur mencebik kesal. Bukan masalah biaya, melainkan sebuah acara pesta pernikahan pasti butuh persiapan yang tidak akan bisa diurus hanya dalam waktu satu Minggu.

"Jhon bukan masalah itu, melainkan kita harus mempersiapkan surat-surat syarat mengurus akta nikah di kantor catatan sipil dan kantor urusan agama. Kita akan menikahkan mereka secara hukum dan agama."

Danur menyela pembicaraan Jhon karena merasa Jhon terlalu buru-buru, sedangkan untuk mengurus syarat-syarat administrasi hukum dan agama semua butuh waktu.

Jhon menatap wajah Danur yang menatap memohon padanya. Jhon tidak tega, dia pun menjawab, "Baiklah, Danur. Untuk masalah waktu dan pesta aku serahkan semua padamu."

Danur pun bernapas dengan lega, minim dia tidak terlalu sibuk dengan waktu yang begitu mendesak. Danur menatap kedua anak manusia yang sangat bertolak belakang itu ada rasa pesimis di dalam hati Danur, mengingat anak gadisnya yang akan dijadikan bahan ejekan semua orang. Apalagi keluarga Jhon yang sangat kaya raya dan tentunya di kelilingi oleh orang -orang yang terpandang.

"Ambar, semoga kau bisa menjalankan takdir mu dengan baik. Ayah hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu, Sayang. Entah ujian apa yang akan kau lalui, ayah harap kamu bisa berhasil dan lulus dengan kebahagiaan yang berlipat," ucap Danur di dalam hati, mendoakan putrinya agar bisa melalui semua ujiannya.

***

Satu Minggu kemudian ....

Rumah Ambar telah terpasang berbagai bunga hias yang indah. Dekorasi pengantin sederhana juga terpasang dengan begitu indah. Ambar sangat bahagia, hari itu adalah hari dimana dia akan menjadi istri dari suami yang tampan.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ambar binti Danur dengan mas kawin yang tersebut dengan dibayar tunai!" Rexy mengucap ijab Qabul dengan lancar. Dia tidak mengira mengapa bisa selancar itu, padahal saat dia diajari sang ayah, Rexy salah terus karena lupa dan terkadang tidak sesuai dengan konteks yang diajarkan.

Jhon tersenyum lega, pada akhirnya sang anak bisa mengucapkan lafal ijab Qabul dengan sempurna.

"Syukurlah, anak kurang ajar itu tidak membuatku malu. Hampir saja jantungku kena serangan, huft!!" gumam Jhon di dalam hati, bersyukur karena Rexy bisa mengucapkan lafal ijab kabul dengan baik.

"Alhamdulillah, semua berjalan dengan normal. Ambar kini kau menjadi milik orang, semoga suami mu bisa menerima mu apa adanya," ucap Ibu Ambar sambil tersenyum gamang. Ada rasa kurang percaya diri melihat keluarga sang menantu yang serba mewah dan tentu saja melebihi segala yang ia punya.

Acara selanjutnya adalah makan-makan, wajah Ambar berbinar melihat makanan yang begitu banyak tersaji. Air liur sudah menetes dari bibir Ambar, perutnya sudah meronta ingin segera melahap mencicipi semua makanan yang terhidang. Hanya menunggu hingga MC mempersilakan para tamu untuk makan, maka Ambar akan segera memakan semua.

"Para tamu undangan, acara akad nikah sudah selesai, kini waktunya untuk mencicipi hidangan yang sudah kami sediakan. Silakan semua, tanpa perlu ragu untuk mengambil sesuatu dengan selera masing-masing," ucap MC dengan ramah.

Mendengar suara MC sudah mempersilakan tamu untuk menyantap hidangan, tanpa basa-basi Ambar pun berdiri menuju ke meja yang penuh hidangan.

Nuansa pesta sederhana dengan model prasmanan yakni para tamu mengambil makanan sendiri sesuai dengan hidangan yang dikehendaki, menjadi meriah lantaran Ambar dengan polosnya mengambil semua hidangan di dalam piring hingga piring Ambar tidak muat.

Rexy menutup wajahnya melihat sang istri makan dengan begitu banyak makanan. Hampir mual perut Rexy, melihat cara sang istri makan. Para tamu undangan pun melongo melihat sang pengantin perempuan makan seperti seorang raksasa yang kelaparan.

"Oh, My God! Benarkah itu istriku? Astaga ... Dasar Buldoser!! Hancur sudah image seorang Rexy Miliano, huft!" gerutu Rex seraya menutup mukanya ngeri melihat sang istri seperti itu.

"Rexy ... Lihat istrimu, apa dia belum makan?" bisik Felix-- sahabat Rexy dengan setengah mengejek. Felix tidak yakin jika Rexy akan bisa bertahan dengan sang istri.

Rexy membuka tangannya, melihat ke arah sang istri yang sekitar dagunya sudah belepotan oleh saos. Riasan wajahnya sudah tidak enak dilihat oleh mata.

"Ini bencana, Felix! Apakah aku akan bisa hidup dengan dirinya? Mau ditaruh di mana mukaku ini? Bagaimana jika ada pertemuan yang mengharuskan membawa istri?" ujar Rexy putus asa.

Felix tertawa melihat wajah frustasi Rexy. Dia merasa sangat kasihan dengan sahabat sekaligus bos nya itu.

"Hahaha ... Bersabarlah, Tuan. Mungkin dia adalah berlian yang terbungkus lemak dan daging," ujar Felix tertawa mengejek sang bos.

"Sialan, kau Felix! Mana ada berlian di tengah lemak dan daging!" Rexy meninju bahu Felix yang masih tertawa.

Felix menutup mulutnya agar tidak mengundang tatapan aneh para tamu. Walaupun tamu yang datang hanyalah anggota keluarga besar Danur dan Jhon.

Tidak berapa lama kemudian rombongan mobil mahal limited edition datang beriringan. Semua mata menatap keluar. Tampak dari dalam rombongan itu berhenti di depan rumah Danur. Seorang bodyguard turun dari mobil dan membuka pintu belakang. Seorang wanita tua berambut putih tapi masih cantik dan segar di usianya turun dari mobil.

"Silakan, Nyonya Besar," ucap sang bodyguard pada wanita tua itu.

Dengan angkuh wanita tua itu melangkah turun, seorang bodyguard dengan payung besar sudah menyambutnya.

"Astaga, Grandma datang!!" Pekik Rexy terkejut. Dia merasa senang karena sang nenek datang. Pastilah sang nenek akan menolongnya untuk keluar dari masalah yang menurutnya sangat rumit itu.

Wanita tua dengan kacamata putih tebal seharga ratusan juta itu berdiri angkuh di depan jalan masuk ke pelaminan yang digelari karpet merah.

"Silakan masuk, Nyonya," sambut sang pimpinan WO pada nenek Rexy.

"Panggil aku Nyonya Laurine Miliano!" jawab wanita dengan tas branded termahal di kelasnya dengan angkuh.

"Baiklah, Nyonya Laurine Miliano, silakan ikuti saya," ucap sang ketua WO dengan sopan.

Nenek Rexy mengikuti sang ketua WO menuju ke kursi yang sudah disediakan dengan khusus untuk sang nenek. Melihat sang nenek diam saja, Rexy kebingungan. Seharusnya sang nenek datang dan membatalkan pernikahan ini, bukan duduk menikmati pesta.

Harapan Rexy hancur, dia tidak bisa mengharapkan lagi bantuan dari neneknya, karena melihat sang nenek yang malah menikmati pesta dan berbicara dengan Ambar sambil asyik makan dan mengobrol bersama.

"Grandma ...!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status