Share

21. Pembatas yang samar

"Bangunlah. Kau harus makan," ujar Lena sembari dengan lembut membangunkan Oliver, walaupun ucapannya justru cukup kasar.

Lagi-lagi hati Lena berdesir tak nyaman saat melihat ketidak berdayaan Oliver, terlebih saat ini kedua mata pria itu yang biasanya selalu berbinar indah dan penuh semangat, justru kini menatapnya dengan tatapan sayu. Kedua mata indah pria itu kehilangan binarnya.

Apa dia akan meninggal?. Batin Lena sedikit ketakutan.

"Aku belum punya selera untuk makan. Lidahku masih terasa pahit...." Oliver berucap dengan suara yang terengah-engah. Seolah-olah untuk mengucapkan satu kalimat saja Oliver sudah merasa sangat kelelahan.

"Tapi kau harus makan. Abaikan rasa pahitnya dan makan saja. Lagipula maid yang kau pekerjakan itu membuat seduhan teh lemon hangat, itu pasti akan sedikit membuatmu segar. Bangunlah...."

Oliver butuh beberapa kali mengerjapkan matanya untuk benar-benar bisa berada dalam kesadaran penuh setelah dipaksa bangun dari tidur lelapnya.

Tanpa kata, Oliver pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status